SEPEDA

1.7K 109 7
                                        

Memikirkan kalau akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang datang, Alvaro memutuskan untuk melakukan lari pagi, mumpung hari ini adakah hari minggu, jadi dia bisa sedikit bernafas lega dan bisa menghirup udara segar untuk menjernihkan fikiranny.

Alvaro bangun lebih awal, dia bangun sekitar pukul 05.00 pagi, dengan alasan kalau pagi masih adem, udara masih segar. Dia keluar rumah menggunakan baju kaos oblong berwarna putih; celana Jogger; dipadukan dengan sepatu Pro Sport Sneakers NIKE; dan tak ketinggalan adalah handuk kecil berwarna putih yang ia simpan disaku celananya.

Dia pasangkan headphone Beats by Dre berwarna hitam yang terhubung melalui bluetooth dengan ponsel miliknya ke telinganya, untuk menambah semangatnya dengan playlist lagu favorite Alvaro. Alvaro berlari kecil mengelilingi daerah kompleks perumahannya.

Entah karena beban pikiran yang terlalu berat, membuat kaki Alvaro terus berlari sampai ke sebuah taman disebuh kompleks perumahan yang letaknya tak begitu jauh dari tempat tinggal Alvaro.

Berlari dengan tujuan untuk lari dari sebuah kenyataan. Tapi sayangnya itu tidak akan pernah bisa terjadi. Kenyataan yang menyatakan bahwa dirinya hanyalah manusia rapuh yang bisa saja lelah dengan semua ini. Di harus menelan begitu saja kenyataan itu bagaikan menelan sebuah pil pahit.

Jika kalian tau, dibalik kesempurnaan yang dimiliki oleh seorang Alvaro, sebenarnya dia hanya manusia biasa yang rapuh. Banyak kesedihan didalamnya yang tak akan ada satu orang pun yang tau soal itu.

Setalah dirasa cukup lelah, Alvaro memutuskan membeli sebuah air mineral disebuah mini market terdekat. Alvaro duduk disebuah bangku kosong yang berada dipinggir danau buatan untuk menghilangkan rasa lelahnya sambil meminum air mineralnya. Tatapannya nenerawang pada tanaman bunga teratai yang hidup di danau tersebut.

Dia usap wajahnya yang berkeringat menggunakan ha duk kecil yang ia bawa tadi. Baju yang ia kenakan sudah basah terkena air keringat. Susana disini lumayan sepi, mungkin tidak ada yang tertarik untuk olahraga pagi.

Dari belakang terdengar suara kayuhan sepeda. Oh, mungkin ada yang sedang bermain sepeda. Saat Alvaro hendak bangkit dari tempat duduknya, terlihat seorang wanita sedang memperbaiki sepeda miliknya itu, Alvaro menghampiri wanita tersebut siapa tau dia membutuhkan bantun.

"Sepedanya kenapa? Ada yang bisa gue bantu?" tanya Alvaro kepada wanita yang rambutnya diikat ponytail sambil melepaskan headphone-nya.

"E-eh ini mas, sepeda sa-"

Dengan wajah yang sedikit cemong, wanita itu menoleh kearah Alvaro, dengan ekspresi yang terkejut, wanita tersebut sampai melepaskan sepedanya dati tangannya. Untng saja Alvaro tanggap dan langsung memegang sepeda itu agar tidak jatuh.

"ELO!! LO LAGI, LO LAGI!!" seru Starla, yang tampak kaget atas kehadiran Alvaro.

"Gue kira siapa," ucap Alvaro sambil bedecak. "Kalo tau tadi itu lo, gue ogah mengajukan sebuah bantuan dah." Alvaro memasukan tangannya kedalam saku celananya.

"Ye, gue juga ga butuh bantuan dari lo kali," ucap Starla ketus.

"Lah yaudah, sewot amat mba." sebelum Alvaro hendak pergi meninggalkan Starla, tangannya sudah dicekal oleh Starla.

"Tunggu.." ucap Starla sambil menunduk.

"Kenapa?" tanya Alvaro dengan wajah datarnya.

"Eumm, katanya lo mau nolongin gue, ini tolongin dong," Starla menunjuk rantai sepedanya yang lepas. "Rantainya lepas, gue ga bisa masangnya." ucap Starla sambil mengerucutkan bibirnya.

You're My Star-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang