JADIAN?

1.4K 64 5
                                        

"Lo mau ngomong apaan?" Setelah mendapatkan telfon dari Iris, Dio segera pergi ketempat mereka berdua janjian. Entah apa yang ingin Iris bicarakan kepadanya.

"Widih, santai aja dong bos. Duduk dulu, baru nyampe langsung ngegas aja." ucap Iris sembari menyeruput secangkir kopi yang ia beli.

Dio menuruti perintah Iris untuk duduk.

"Oke, to the point aja. Apa yang mau lu omongin sama gue?"

"Ck, santai dong. Mau minum apa? Gue traktir." Iris meletakan cangkir kopinya.

"Gue ga punya banyak waktu." ucap Dio ketus.

"Alahhh sok sibuk lo, Yo. Sibuk apa sih lo?" Iris mengetukan jari telunjuknya didagunya. "Ahh, gue tau. Sibuk ngurusin penyakitnya Starla? Iya kan?" Iris menyungingkan senyuman iblisnya.

Mata Dio melebar saat indra pendengarannya menangkap suara dari mulut Iris.

"Gue tau dari mana?" Iris berbicara seolah-olah dia membaca pikiran Dio. "Apasih yang ga diketahui oleh Irishia Anggraeni Corez." ucap Iris menyombongkan dirinya.

Tangan Dio mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Rahannya mengeras dengan tatapan mata seperti singa kelaparan.

"Sekarang mau lo apa?" ucap Dio dibuat setenang mungkin.

Iris kembali menyeruput kopinya.
"Gue tau, lo suka kan sama Starla?" tanya Iris santai.

"Jangan sotoy." balas Dio singkat.

"Ga usah bohong. Keliatan banget lah, Yo."

Entah sudah sekuat apa Dio mengepalkan tangannya. Ingin rasanya dia melayangkan satu tonjokan pada Iris. Dia cewek, Yo. Sabar.

Dio hanya menanggapi ucapan Iris dengan berdiam diri sambil meredam emosinya.

"Gue juga tau kalau Alvaro mulai suka sama Starla," Iris mengambil ponselnya dan menunjukan sesuatu pada Dio. "Itu waktu mereka jalan-jalan berduaan. Lo ga cemburu?"

Dio memperhatikan foto tersebut. Tampaknya Starla dan Alvaro sangat bahagia difoto itu. Sejenak Dio terdiam memikirkan nasib hatinya.

"Buat apa gue cemburu?"

"Ya, ya, ya. Terserah lo."

Dio hanya menggedikan bahunya cuek.

"Gini aja. Lo suka sama Starla kan? Jujur aja sama gue, gue udah tau semuanya."

"Hm," Dio membalasnya dengan gumaman.

"Dan lo tau kan, kalau gue masih gamon sama Alvaro."

"Bukan urusan gue,"

Iris memutar bola matanya malas. Jika bukan untuk melancarkan misinya, dia malas sekali berurusan dengan manusia kutub seperti Dio.

"Gimana kalau kita bikin kesepakatan?" ucap Iris. Dio merespon hanya menaikan satu alisnya.

"Lo suka sama Starla dan gue mau balikan lagi sama Alvaro. Kita bikin mereka berdua ga deket lagi. Gimana?"

"Caranya?"

"Minggu depan bakalan gue kasih tau. Dan gue jamin, lo sama Starla pasti bakalan jadian." Iris menyunggingkan senyumannya. Mungkin orang melihat senyuman itu akan mengatakan bahwa senyumannya indah bagaikan bidadari, tapi senyuman itu dimata Dio mirip seperti senyuman Sang malaikat pencabut nyawa.

Dio menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat duduknya. "Dasar cewek gila." Dio pergi meninggalkan Iris sendirian disana.

"Lo akan menyesal kalau lo ga mau gue ajak kerja sama." pekik Iris.

You're My Star-LaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang