Entah karena lelah dengan perang dingin antara dirinya dengan Alvaro, akhirnya Starla memutuskan untuk berbaikan dengan Alvaro, dengan harapan ia tidak akan berurusan lagi dengan dia. Starla tetaplah si pemilih, dia tidak langsung berteman dekat dengan Alvaro. Ya, mereka hanya sebatas teman kenal nama saja, teman satu sekolah, tidak lebih.
Starla tetaplah Starla. Perempuan yang ceria, dengan segala kemampuan yang ia miliki. Tapi semenjak kecelakaan itu, Starla bukanlah Starla yang dulu, dia berubah, walaupun tidak berubah sepenuhnya. Dia lebih sulit untuk berteman dan sikapnya menjadi dingin kepada orang yang tidak dia kenal.
Tapi, berbeda saat Starla mengenal Dio. Entah mengapa, saat berada disamping Dio, ia merasa nyaman, nyaman seperti bersama seorang kakak. Sifat Dio tak jauh bebeda dengan Riyan. Dewasa. Starla merasakan sosok Riyan saat bersama Dio, makanya Starla mau berteman baik dengan Dio.
Kematian saudara kembarnya- Riyandra Giofano Putra, adalah hal yang membuat Starla terpukul, beban fikiran yang berat sempat membuatnya depresi. Hari demi hari Starla lalui dengan mencari informasi tentang kecelakaan itu.
Informasi tentang siapa kan pengendara mobil tersebut yang membuat saudara kembarannya meregang nyawa. Starla tidak tau apapun tentang informasi itu, semuanya ditutup rapat oleh pihak kepolisian.
Sudah beberapa kali Starla mendatangi kantor polisi, untuk menanyakan informasi kecelakaan yang dia alami waktu itu. Jangankan tau nama si pelaku, inisialnya pun tidak diberi tau oleh pihak polisi. Mungkin, sipelaku sudah menutup kasus tersebut, sehingga tidak akan ada yang tau tentang hal tersebut.
Media masa, media cetak pun sudah Starla obrak-abrik, setidaknya dengan melakukan hal tersebut, dia akan mendapatkan informasi itu walaupun hanya sedikit, tapi sayangnya usaha Starla tidak membuahkan hasil.
Dia juga sempat menanyakan tentang hal ini kepada orang tuanya, tapi orang tuannya hanya bungkam. Kebungkaman mereka semakin mempersulit celah Starla untuk membalaskan dendamnya.
Hampir setiap seminggu sekali, Starla rajin mengunjungi makan saudara kembarnya, hanya sekedar melepaskan rasa rindu.
***
Hari ini adalah hari Senin, hari dimana semua siswa/siswi di sekolah manapun melakukan Upacara Bendera di lapangan sekolah. Dengan petugas paskibra yang bertugas menaikan bendera. Petugas paduan suara yang megiringi upacara dengan ke haromonisasian suara mereka.
Para siswa/siswi berbaris berurutan menurut kelas mereka masing-masing. Murid yang ketahuan terlambat atau tidak memakai atribut lengkap akan di suruh berdiri dekat tiang bendera menghadap kumpulan teman-temannya.
Karena Starla bangun kesiangan, dia sampai lupa tidak memakai dasinya dan yang lebih parahnya, dia terlambat mengikuti upacara. Nasib memang nasib, saat mencoba mengendap-endap masuk ke kelas, dia malah ketahuan oleh guru piket yang sedang bertugas.
"Hei kamu, datang terlambat?" tanya guru piket dibelakang Starla.
Starla yang sedang berjalan layangnya seorang mata-mata, langsung menegapkan badannya ketika mendengar suara tersebut, jantungnya berdetak cepat seperti habis berlari 100km. Dia menoleh ke sumber suara, dan disana terdapat guru piket yang sedang berkacak pinggang.
"Hehe, maaf bu.. Tadi dijalan macet bu, suerr deh," ucap starla sambil memamerkan cengiran tanpa dosanya, tangan kanannya terangkat sambil menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'V'.
Berfikir akan mendapatkan ampunan, Starla malah mendapatkan sebuah hadiah jeweran ditelinganya.
"A-aa duh bu sakit!! Ampun buuu," Starla merengek kesakitan sambil memegangi telingannya yang dijewer, dia meringis kesakitan saat telingannya ditarik paksa, mau tak mau Starla mengikuti langkah gurunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Star-La
Teen FictionHanya sebuah cerita biasa yang terinspirasi dari kata BENCI, CINTA, dan DENDAM. Karena sebenarnya, cinta dan benci itu saling berkesinambungan. Cerita ini menceritanya sebuah kisah cinta anak SMA yang diselimuti oleh dendam. Dendam yang berawal dari...