"Percuma memiliki wajah tampan
Jika hanya satu ekspresi saja
Yang di tampilkan"***
"Lif, gue antar pulang ya?" bujuk Panji yang sedari tadi mengekor di blakang Olif membujuknya untuk pulang bareng.
"Gue bawa mobil"
"Kalo gitu gue anterin pake mobil lo"
"Trus mobil lo?"
"Hmm.. gampang lah gue antar pulang ya"
"Nggak" entah sudah brapa kali Olif menolak tawaran Panji tapi cowok ini terus sja mengikutinya tanpa lelah dan tanpa malu.
"Lo harus janji sma gue" ucap Panji mengulurkan jari keligkingnya.
"Aah-"
"Suatu hari lo bakalan mau gue antar pulang"
"Janji?"
"Olif janji"
"Nggak jelas" ucap Olif sinis dan berjalan menjahui Panji.
"Olif gue angap lo udah janji ke gue" teriak Panji, Panji yakin Olif masih bisa mendengarnya.
Entah apa yang dilakukan Panji? dia sendiri pun tidak tau, Panji tidak tau kenapa dia bersikap seperti itu ke Olif yang dia tau pasti dia mulai tertarik pada Olif.
***
"Olif " Olif menghentikan langkah kakinya dia tau suara ini bahkan sangat mengenalnya, Olif memandang cowok yang berjalan mendekat kearahnya dengan wajah dingin yang iya punya dia Abdi Atira Nugraha.
"Materi lo" ucap Abdi datar
Olif menepuk jidatnya, tadi dia di panggil Bu Rati untuk mengambil materi olympiade fisika, Ini semua karna Panji karna cowok itu slalu mengikutinya dia sampai lupa menemui bu Rati.
"Thanks"
"Lo besok pulang skolah ke perpus"
"Ngapain ?"
"Bimbingan blajar"
"Ok Skali lagi thanks" baru sja Olif hendak pergi Abdi tiba- tiba memegang tangannya.
Olif menaikan sebelah alisnya menatap Abdi dengan bingung.
"Tali spatu lo" Olif menunduk hendek mengikat tali spatunya dan bodohnya Olif baru menyadari dia tidak memiliki tali spatu.
Olif menatap Abdi dengan kesal, Olif bisa melihat Abdi sedikit tersenyum. HANYA SEDIKIT.
"Maksud lo ap-"
"Apa kabaf,Lif "
"Eh -"
"Kabar lo eh?"
"Ng- nggak-nggak Maksud gue Baik"
Abdi hanya menatapnya lurus tanpa ekspresi "besok jangan lupa ke perpus" ucap Abdi lalu pergi meninggalkan Olif.
Olif menghela nafas ekspresi Abdi slalu tak terbaca oleh Olif, Abdi terlalu sempurna mengendalikan emosinya. Bahkan slama 3 tahun berpacaran dengan Abdi, Olif masih tak bisa mambaca raut wajah Abdi. Apa cowok ini cemburu?sedih?senang/bahagia? Olif tidak pernah tau.
Abdi terlalu sempurna menyembunyikan semua itu di balik ekspresi dinginnya." ya, dia memang Es kutup utara".
***
Olif memasuki rumahnya yang bisa di bilang tergolong besar Ia menghela nafas terkadang Olif merasakan kesepian papa dan mama nya slalu sibuk dengan pekerjaan.
Papa dan mamanya memang memberikan Olif fasilitas yang lengkap bahkan sangat lengkap tapi terkadang Olif merasakan kesepian.
Bukan, Olif bukan anak Broken Home, seperti yang di film-film, kedua orang tua Olif sangat sayang pada Olif begitupun dengan Olif Hanya saja mereka jarang menunjukan kasih sayang pada Olif karna kesibukan mereka masing-masing.
Olif tersenyum melihat bi Ina yang sedang menyiapkan makan siang .
"Bi ina si mbok ku tersayang" ucap Olif sambil memeluk bi Ina.
Bi ina sdh bekerja pada keluarganya sangat lama semejak Olif berumur 3 tahun, Olif dan keluarga sudah mengangap bi Ina sebagai bagian dari keluarganya.
"Ganti baju dulu non baru makan, bibi sudah nyiapin makanan" ucap bi Ina.
Olif tersenyum kebetulan ia memang sangat lapar tanpa mikir panjang Olif segera naik ke kamarnya.
Setelah membersihkan diri dan menganti pakaian, Olif segera turun menuju meja makan perutnya sudah sedari tadi konser meminta jatah makanan.
Olif makan di meja makan yang cukup besar,ia menatap kosong bangku yang biasa di duduki papa mamanya. Olif tersenyum miring lalu melanjutkan memakan makanannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/104305130-288-k393463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.