12. Gengsi

159 21 4
                                    

Sorry sorry sorry,Sekian lama nggak nge-post karna UTS yg cukup menguras waktu,tenaga dan pikiran(lebay), hehe, Akhirnya bisa ngepost lagi😊.nih novel udh berdebu kali yaa.. saking nggak perna di post lagi,jangan hapus dri library kalian ya, ni novel msih tetap aktif kok hanya slow update aja.
Mudah-mudahan nih novel msih ada pembacanya.Amin Amin Amin.

enjoy.

***

"katakan sayang bila sayang
katakan cinta bila cinta
jangan coba berpura-pura
seperti tak ada rasa tapi di hati
sayang.."

(prilly latuconsina-katakan cinta)

***

"Olif" teriak Lidia lalu memeluk Olif yang tengah terbaring ditempat tidur.

"Bisa sakit juga" canda Sifa sambil memeluk Olif.

"Iyalah emang lo apa robot" Sifa mengerucutkan bibirnya mendengar sindiran Olif.

Fay hanya diam menyibukkan diri dengan HPnya.

"Lo nggak mau meluk cewek bego?" ucap Olif, Fay mengalihkan pandangannya dari hpnya lalu menatap Olif.

"Nggak mau ntar ketularan bego"

"Nggak kangen" goda Olif "nggak kesepian duduk sendiri" Fay menundukan wajahnya dengan diam "ntar gue pindah deh"

"Yakin nih.." detik berikutnya Fay berlari kearah Olif lalu memeluknya.

"Kangen.." ucap Fay tak melepaskan pelukkannya "maaf Fay udah buat Olif sakit, maaf Fay nggak maksud bilang Olif cewek bego Fay hanya kesal, maaf"

Olif menahan tawa ia tau Fay tak pernah bermakud menyebut dirinya cewek bego dan ia tau Fay tak pernah bisa tahan marahan lama-lama dengannya "iya gue tau"

Fay masih tak melepaskan pelukkannya "Fay nggak mau duduk sendiri Olif jangan pindah"

Olif melepaskan pelukkan Fay, ia sedikit kaget Fay menagis Olif tersenyum, dan sedari tadi Fay ngomong nggak menggunakan gue-lo tak biasanya Fay seperti ini Olif tau Fay sangat menyesal.

"Ya ampun Fay cengeng, gitu aja nagis"

"Tau payah lo cengeng" ledek Lidia.

"Panji mana?" tanya Lidia yang tidak melihat keberadaan Panji setau Lidia, Panji membolos skolah untuk menjenguk Olif.

"Udah gue usir pulang"

"Kok gitu?"

"Siapa sih yang bawa tuh anak kesini bikin rusuh tau" omel Olif.

Lidia terkekeh iya membenarkan ucapan Olif, Panji memang biang kerusuhan.

Pintu kamar Olif terbuka ke empat cewek itu memandang kearah pintu terlihat disana 3orang cowok Rafael, Tito dan Abdi.

Abdi? kok bisa? bukannya Abdi tadi tidak mau menjenguk Olif tapi kenapa skarang Abdi berada di sini?.

"Kok ada lo?" tanya Lidia menatap Abdi, Abdi hanya diam tanpa ekspresi.

"Kalo lo pada nggak ambil nih blanjaan gue buang keluar jendela" omel Tito kesal kesabarannya hampir habis.

Lidia hanya cengegesan "yaelah To gitu doang ngambek Rafael aja nggak bawel kaya lo"

"Tu anak kalo nggak ada Sifa mana mau dia bawain kaya gini"

"Alasan bilang aja lo cemen uhh.. dasar cowok cemen"

"Serah lo deh, asalkan lo bahagia" pasrah Tito lalu membaringkan tubuhnya di sofa.

"Bdi, katanya ada urusan sama Olif noh orangnya" ucap Rafael

"Urusan apa An?" tanya Olif jantung Olif berdetak lebih cepat dari biasanya ada perasaan senang disana, Abdi menjenguknya? cowok itu masih peduli tentangnya.

Abdi menatap Olif datar Abdi sedikit canggung mengingat omongan Olif kemarin di telfon "buku fisika gue"

Olif tersenyum kecewa namun ia berusaha menyembunyikannya. apa yang barusan ia pikirkan Abdi peduli tentangnya? atas dasar apa cowok itu peduli tentangnya "siapa gue? sadar Lif lo itu hanya mantan hanya barang bekas" batin Olif.

"Lo lihat sendiri deh di meja" Abdi mangguk lalu berjalan ke arah meja belajar di samping tempat tidur Olif.

Sifa menatap Abdi curiga saat Abdi sudah menemukan buku yang ia cari "bimbingan olympiade fisika" kening Sifa mengkerut "lo datang hanya untuk itu?"

Abdi mengerutkan keningnya bingung "iya knapa emang?"

"Ya nggak, aneh aja seingat gue olympiade masih 2 bulan lagi "

"Emang salah gue bljar dari skarang, gue bukan tipe siswa yang bljar saat dekat hari-H"

Sifa terdiam sdikit kaget dengan jawaban Abdi "tapi bukannya terlalu cepat?"

"karna gue nggak suka jadi zombie setelah bljar"

Sifa menelan luda ia kalah telak.

Abdi berjalan menuju pintu kamar Olif cowok itu hendak pulang setelah menemukan barang yang ia cari.

"Bilang aja lo kangen kan sama Olif, lo khawatir kan? pengen tau keadaannya apa Olif baik-baik saja " teriak Sifa sedikit kesal.

Olif melongo menyumpai mulut Sifa.

Abdi berbalik menatap sifa tajam "thanks udah ngomong kaya gitu jadi gue nggak perlu capek-capek lagi buat ngomong"

Semua orang di ruangan itu terdiam mencerna omongan Abdi.

Sebelum Abdi membalikkan tubunya ia sempat memandang Olif cewek itu tengah terdiam dengan mulut sedikit terbuka.
Abdi melanjutkan langkahnya keluar kamar Olif.

^^^
Skali ngepost Pendekk😔.
Smoga suka ya ❤.
Vote" ❤❤❤


Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang