7. Matahari

262 26 1
                                    

"Jadilah matahari untuk menghangatkan hati orang yang di sayang.karna cinta butuh kehangatan"

***

Abdi melempar tas milikya senyum dibibirnya menghilang, Abdi merasakan ada yang mengganjal dihatinya sebuah perasaan aneh yang membuat dada Abdi terasa sesak dan panas.

"Knpa lo?" Tanya suara cempreng yang tiba-tiba muncul di balik pintu kamar Abdi.

Abdi menggenal suara itu siapa lagi jika bukan Feby Cristifani kakak Abdi satu-satunya, Abdi sangat sayang pada kakaknya walaupun Feby lebih sering membuatnya kesal daripada membuatnya senang.

Abdi hanya diam dia sedang sibuk membuka kancing seragam skolahnya.

Feby berjalan masuk kekamar Abdi menuju sofa yang berada tak jauh dari tempat tidur Abdi.

"Kalo di tanya jawab"

Abdi hanya menatap kakaknya dingin, inilah salah satu kekesalan abdi, Feby slalu datang disaat yang tdk tepat.

"Asal lo tau ya nggak bakalan ada cewek yang betah dengan sikap dingin lo"

"Gue heran Olif bisa nahan pacaran 3 tahun sama lo, lo dingin sama skali nggak romantis kaku kaya robot nggak punya hati"

"Nggak heran Olif mutusin lo" Feby menatap Abdi, Abdi tau kakaknya sedang serius.

"Lo terlalu dingin orang-orang di sekitar lo jadi membeku, cuma lo nggak nyadar aja"

"Olif juga membeku An, Kakak rasa hatinya juga ikut membeku"

"Manusia butuh matahari, entah untuk mengeringkan sesuatu atau apapun itu" ucap feby "tapi kakak harap lo bakalan jadi matahari untuk mencairkan Olif, kasihan dia kedinginan"

"Kalo lo masih terus kaya gini, jangan perna menyesal suatu hari akan ada matahari yang akan mencairkan Olif " jelas Feby menatap mata Abdi.

Feby bisa melihat ada rasa ketakutan di mata Abdi, Feby tersenyum dia tau Abdi sangat sayang sama Olif, tapi Abdi terlalu kaku untuk menunjukannya.

Feby berdiri dari sofa yang sedari tadi ia duduki berjalan keluar kamar Abdi.

Abdi menghela nafas memikirkan ucapan kakaknya, Abdi mengakui ucapan kakaknya hampir semuanya benar.

Abdi kembali teringat kejadian di sekolah tadi.

"Gue Panji malaikat pelindung Olif yang akan bermetamorposa menjadi pacar" otak Abdi masih mengingat jelas ucapan cowok yang bernama Panji itu.

Memikirkan ucapan Panji dan kakaknya membuat dada Abdi kembali terasa sesak dan panas.

Apa Panji yang akan menjadi matahari Olif?.

                              ***

Abdi berjalan menuju kelasnya tanpa sengaja matanya melirik kedalam kelas Olif, Abdi sangat hafal dimana letak tempat duduk Olif, Abdi bisa melihat sosok cewek yang sangat ia kenal,Olif cewek itu tengah tertidur di atas mejanya.

Padahal ini masih pagi dan bahkan lonceng masuk belum berbunyi, Abdi sedikit tersenyum ia tau alasan cewek itu tertidur pagi-pagi begini, Abdi yakin semalam Olif menghabiskan Drama Korea (mungkin entahlah?).

Olif sangat mencintai drama korea terkadang Abdi kesal dengan kelakuan olif yang tiba-tiba nangis, tertawa sendiri,marah-marah nggak jelas.

Abdi nggak ngerti apa yang membuat Olif sangat menyukai drama korea. setiap Abdi tanya olif slalu menjawab "cowoknya tampan-tampan imut-imut gimana gitu"menurut Abdi mereka hanyalah cowok bermuka pucat yang entah nabrak tepung dimana.

Slama 3 tahun berpacaran dengan Olif terkadang Abdi menemani Olif menonton drama-drama kesayangannya. Namun sampai skarang Abdi tetap nggak bisa membedakan wajah-wajah cowok muka pucat itu.

                                  ***

"Lif .." Fay menepuk-nepuk punggung Olif, Fay tak ingin menggangu cewek ini Fay tau Olif semalam nggak tidur kali ini bukan karna drama korea.

Olif mengangkat wajahnya memandang Fay.

Sesuai dugaan Fay mata Olif bengkak dan ada lingkaran hitam di sana.

Fay tau semalam Olif nangis, tapi Fay tak tau seberapa lama cewek itu menagis dan Fay tak menyangka sahabatnya akan sekacau ini
Olif yang biasanya slalu tampil cantik dan segar Olif juga nggak perna betah duduk dibangkunya, biasanya Olif pagi-pagi gini udah nggak tau keberadaannya.

Tapi skarang mata bengkak dengan lingkaran hitam tengah diam dan tertidur.

"Cckk.. baru tau gue ada panda di skolah kita"

Olif hanya diam tak ingin membalas ucapan Fay ia tak punya tenaga untuk berdebat.

"Putus ngggak boleh buat lo kaya gini, justru lo harus nunjukin putus bukan akhir dari segalanya"

"Jangan buat mantan menertawakan keadaan lo kaya gini, tapi buat dia menertawakan keadaannya karna nyesal udah ngelepasi lo"

"Lif, lo cantik lo baik lo tajir, Nggak susah buat lo ngedapatin cowok" ucap Fay yang mulai emosi.

"Jangan nyusahin yang gampang dan jangan ngegampangin yang susah"

Olif menatap Fay mata Olif mulai memanas Olif berusaha untuk tidak menagis dia terlalu capek untuk menagis.

"Apa susahnya ngebuka hati buat orang lain" ucap Fay "lo aja yang nggak perna mau nyoba"

"FAY! ngomong emang gampang"Olif juga ikut emosi

"Emang lo perna ngelakuin?" Teriak Fay, Kali ini Fay tak bisa lagi menahan amarahnya.

Saat itu pula Sifa memasuki kelas Sifa kaget melihat Fay yang meneriaki Olif.

"Sampai kapan lo mau stuck di satu hati? Lo peduli sma dia, kaya dia peduli aja sama lo Dasar cewek bego"

Plakkkkk!!!!

Olif menampar Fay, Olif berusaha sekuat tenaga untuk menahan emosinya tapi Fay...cewek itu terus  menantangnya.

Sifa yang tak percaya dengan apa yang barusan dilakukan Olif hanya diam mematung seakan baru menyadari situasi bahwa kedua sahabatnya kali ini serius bukan sedang acting untuk audisi sinetron roman picisan.

Sifa berdiri di antara Olif dan Fay.

"Gue emang bego gue bego udah peduli sma orang yang bahkan nggak perna peduli sama gue -"

"Udah tau tapi masih peduli Cckk.. cewek tolol"

Olif kembali ingin menampar Fay, tapi kali ini Sifa sukses menahannya.

"Lo berdua apa-apaan sih nggak usah sok sinetron roman picisan udah nggak nerima pemain" teriak Sifa

"Lepasin gue, Fa" teriak olif

Sifa kewalahan manahan tubuh Olif yang terus memberontak. Sifa tak tau apa yang membuat kedua sahabatnya harus ribut pagi-pagi begini.

Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi kelas sudah mulai ramai alhasil banyak pasang mata yang menyaksikan pertengkaran gratis bak di ring tinju ini.

Pakkk!!!

Olif sukses menendang pinggang Fay cukup keras membuat Fay harus mundur beberapa langka Fay meringis kesakitan.

Baru saja Fay ingin membalas perbuatan Olif tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghentikannya -Panji

"Lepasin gue, Ji" teriak Fay

"Lepasin lo? Trus ngebiarin lo mukul Olif haha lo kira gue bego"

Fay menatap Panji tajam "lepasin tangan gue -"

"Olif.. Oliff" teriak Sifa panik

"Olif "

..


Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang