19. Bukan seperti ini

221 14 6
                                    

"Hal yang menyakitkan adalah saat kau sadar bahwa dirimu tak dianggap penting bagi seseorang yang teramat penting untukmu."

***

"Lif, tunduk dikit dong, nggak kelihatan ni jalannya" omel Panji untuk kesekian kalinya, dan untuk kesekian kalinya juga Olif menghela nafas kesal.

"Rambut lo bau banget, kutu aja amit-amit tinggal di situ. mandi dong Lif, jangan kaya kebo, gue tau lo emang 11-12 sama kebo tapi Lif, baunya jangan ikut dong"

Olif menggigit bibir bawahnya, berusaha setengah mampus untuk menahan emosinya. entah apa yang membuat Panji harus sebawel ini, ini itu di komentari,Olif nafas aja di komentari katanya nafas Olif fals jadi nggak usah nafas?.

"Lif, lo kok gendutan, lemak lo sampai kemana-mana, jadinya beratkan. gue capek kalo lo gendut kaya gini, turun lo"

"Ji, apaan sih, gue nggak gendut ya, lo nya aja yang lembek, cukup! udah cukup kesabaran gue, lo tu maunya apa sih, dari tadi ngehina gue mulu. kalo lo ngajakin gue hanya untuk ngehina gue, Ok lo berhasil. PUAS!!" Panji sudah sangat keterlaluan, tanduk merah dikepala Olif tak bisa lagi di tahan untuk keluar. cewek paling sensitif jika membahas soal badan, berat badan apapun itu soal badan.

Olif berjalan mendekati salah satu pohon, lalu duduk diam di sana, ia pengen nagis tapi malu.

Hening....

Panji tak tau ucapannya bakalan membuat keadaan menjadi seperti ini, niatnya hanya bercanda. Panji hanya mencari topik untuk memecahkan keheningan di antara mereka.

Jantung Panji terus berdetak melebihi kecepatan normal, Panji takut dan malu jika suara detak jantungnya terdengar oleh Olif mengingat cewek itu tepat di depannya, itu sebabnya Panji terus mengomentari hal yang sama sekali tak penting untuk menyamarkan suara detak jantungnya.

Ia berbohong soal rambut Olif yang bau dan Olif yang gendutan, di mata Panji, Olif adalah cewek sempurna setelah ibunya. walaupun cewek itu belum mandi seperti saat ini. Panji tak tau cara memuji dan menyenangkan cewek, ia tak tau apa yang cewek suka, cewek suka diperlakukan seperti apa, karna cewek susah di tebak, terkadang apa yang cowok angap benar tapi salah di mata cewek begitu sebaliknya. cowok bukan selalu salah tapi tidak perna benar, maka dari itu coba lagi.

"Lif, lo marah? gue kan cuma bercanda"

"Lif, Olif" panggil Panji, namun Olif tetap membelakanginya.

"Olif, gue kan cuma bercanda, jangan ambil serius dong"

"Lif, gue gugup ni"

Olif menghela nafas untuk apa ia seperti ini, ia bukan anak kecil lagi yang harus marah untuk hal sepele, dan ia tau Panji hanya bercanda walaupun candaannya sedikit menyakitkan.

Olif membalikan Tubuhnya, ia sedikit terkejut melihat muka pucat Panji, ia tak tau Panji bakalan setakut ini.

"Sorry, Ji. udah buat lo tegang"

"Tegang?" ucap Panji keningnya mengkerut lalu melihat ke arah bawah ke arah itu.

"Gue belum tegang Lif"

Mata Olif membulat, yang ia maksud bukanlah tegang itu. tapi suasananya yang menjadi tegang menjadi canggung, tapi kenapa Panji mikirnya ke arah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang