"Terkadang cinta membuat
Seseorang berlaku Bodoh"***
"Lid-Lidia, Olif dan Fay berantem "teriak Genny teman sekelas Lidia membuat pandangan seisi kelas tertuju padaGenny menyimak kelanjutan kata yang akan di ucapkan cewek itu.
"Ah serius demi apa lo! Kok bisa " teriak Lidia panik .
Genny mangguk "Olif lagi di bawa ke UKS dia pingsan"
Lidia melongo tanpa mikir panjang ia segera berlari keluar kelas.
Abdi terdiam Abdi tak lagi menyimak ucapan Tito dan Rafael.
Abdi mendengar percakapan Lidia dan Genny, awalnya Abdi bersikap biasa saat mendengar Olif mantan pacarnya itu bertengkar, paling hanya masalah kecil teriak-teriakan ujung-ujungnya jambak-jambakkan biasa Cewek!.
Namun saat mendengar ucapan Genny lagi bahwa Olif sedang di UKS cewek itu sedang pingsan membuat Abdi tak bisa bersikap biasa lagi.
"Mau kemana lo" tanya Rafael, Abdi hanya terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan kedua sahabatnya.
"Mau kemana dia" tanya Rafael, Tito hanya menaikan kedua bahunya.
***
Abdi berjalan menuju UKS, Abdi memegang sebotol minuman sebelum ke UKS Abdi sempat mampir ke kantin untuk membeli sebotol minuman.
Tak jauh dari UKS Abdi melihat Panji, cowok itu baru saja keluar dari UKS.
Abdi yakin Panji baru saja menjenguk Olif atau mungkin cowok itu yang membawa Olif ke UKS?.
Abdi terus menatap punggung Panji hingga tubuh Panji hilang di belokan koridor berbentuk L.
Abdi melihat tubuh Olif yang tengah tertidur UKS saat ini sangat sepih.
Olif tertidur tanpa ada satupun yang menemaninya. Abdi menatap Olif memperhatikan wajah Olif yang tengah tertidur, Olif memang cantik bahkan sangat cantik Abdi sedikit tersenyum menertawakan kebodohannya karna baru saja mengagumi mantan pacarnya itu.
Abdi mengarahkan pandangannya ke arah meja samping tempat tidur Olif di sana ada sebotol minuman. Abdi menatap tajam botol minuman tak berdosa itu iya yakin Panji yang membawa botol miuman itu.
Abdi mengambil botol minuman itu menatap bergantian dengan botol miliknya.
Samar-samar Abdi mendengar suara langkah kaki dan suara cowok.
"Iya Fa, lo tenang aja Olif biar gue yang jagain"
Suara itu... suara Panji.
Dengan cepat Abdi membuka tirai lalu masuk kekamar samping Olif.
Kini dirinya dan Olif hanya terhalang oleh tirai Abdi menghela nafas di kedua tanganya masih menggenggam 2 botol minuman.
"Sip, Fa" ucap Panji lalu memutuskan sambungan telfon.
"Dari Sifa" ucap Olif tiba-tiba
Panji terkejut "lo udah sadar?" Olif mangguk
"Bentar ya gue ambilin minum dulu" ucap Panji lalu hendak mengambil minuman yang dibelinya tadi.
Panji mengerutkan kening iya yakin sebelum meninggalkan olif minuman yang di belinya tadi masih berada di atas meja.
"Lif, lo udah minum ya ?" Tanya Panji Olif menggeleng.
Panji smakin bingung kemana botol minuma itu ?.
"Lo lihat botol minuman nggak di sini?"
"Dari tadi nggak ada apa-apa di meja"
"Tapi tadi-, ahk lupakan Gue beli minum dulu bentar" ucap Panji lalu pergi meninggalkan Olif.
Olif menghela nafas lalu membuka tirai disampingnya Olif melihat cowok dibalik tirai itu terkejut Olif menatap cowok itu kezal.
Olif mengulurkan tangan meminta sesuatu yang di sembunyikan Abdi di punggungnya.
"Apa" ucap Abdi tanpa ekspresi
Olif menghel nafas "minuman gue" ucapnya kezal.
Abdi sedikit terkejut, bagaimna Olif tau dia yang mengambil minum itu.
Abdi memberikan sebotol minuman pada Olif botol minuman yang tadi ia beli YANG DIA BELI. Abdi masih menyembunyikan botol minuman yang dibeli Panji.
Olif mentap Abdi bingung sambil melirik tangan kiri Abdi yang masih berada di punggungnya.Olif tak tau apa yang disembunyikan cowok itu Olif tak ambil pusing saat ini dia sangat haus.
Olif segera meminum minuman yang ia pegang.
Abdi tersenyum ada perasaan senang di hatinya Karna baru saja Olif meminum minuman darinya Walaupun cewek itu tak tau itu minuman darinya.
"Knpa lo" tanya Olif
"Emang gue knpa?"
"Anehh..."
"Lo tu yang aneh "
"Loh kok gue?"
"Ya, pokonya gue maunya lo yang aneh"
"Mana bisa kaya gitu?"
"Bisa saja kan gue mau"
"Kalo gue nggak mau" jawab Olif nggak mau kalah
"Harus mau karna gue mau"
Olif menatap Abdi kesal ia tak perna bisa menang melawan Abdi,cowok itu ahkk..menyebalkan.
"Pergi lo" usir Olif
"Dari tadi juga mau pergi cuma takut lo nagis" Abdi menatap seluruh UKS "karna sendirian lo kan ..." Abdi mengantungkan ucapannya lalu mengarahkan ibu jarinya kearah bawah cemen.
Abdi segera berlari sebelum mendapat amukan Olif.
"Sialan !!! " teriak Olif kesal
Olif menatap seluruh UKS Olif memang takut sendiri Olif sangat benci sendiri dan Abdi tau itu.
Olif menutup mata ia sedikit menyesal mengusir Abdi, Olif berusaha mengumpulkan tenaga dan menenangkan pikiran Olif terus mencoba untuk tidak membayangkan hal-hal yang menakutkan.
Sebenarnya Olif sedari tadi sudah sadar, tapi saat ia sadar tak ada siapa-siapa yang menunggunya, Olif berusaha untuk melawan ketakutannya dengan cara memejamkan mata. Namun beberapa detik kemudian ia mendengar langka kaki yang mendekat pikiran buruk Olif mulai berimajinasi Olif smakin ketakutan.
Langka kaki itu terhenti dengan sekuat tenaga melawan rasa ketakutan, Olif memberanikan diri membuka sedikit matanya sekedar ingin melihat sosok yang membuat suara langkah kaki itu.
Olif menyiapkan diri ia harus siap jika saja yang nanti dilihatnya adalah tuyul,genderuo atau mahkluk ajaib lainnya Olif terus berusaha membuka matanya dan yang ia lihat bukanlah tuyul dan kawan-kawannya tapi yang ia lihat adalah wajah tampan berhati es siapa lagi jika bukan Abdi.
Tapi kenapa Abdi mengambil botol minuman yang berada di meja?.
Samar-samar terdengar suara Panji, Olif melihat Abdi sedikit panik cowok itu segera membuka tirai kamar sebelah lalu masuk kedalam Ruangan tersebut.
Olif tersenyum menertawakan kelakuan Abdi entah apa yang harus membuat cowok itu harus bersembunyi .
***
Abdi menatap botol minuman yang dipegangnya Abdi menaikan sebalah alisnya.
"Apa yang gue lakuin kenapa juga gue mesti sembunyiin ni minuman"
"Masa gue cemburu sama botol minuman?"
"Emang kenpa kalo Olif minum pemberian dari Panji?"
"Kenapa dengan gue ?"
"SADAR!!! Abdi Atira Nugraha"
"lo nggak boleh kaya gini lagi "
"SADAR Aan"
"Jangan bego lagi"
"Ahkkkkk..."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.