"karna cinta bukan makanan yang di cerna lalu dibuang,tapi cinta itu harus di rasain pake hati "
***
"Olif mana?" tanya Panji pada Sifa.
Sifa mengangkat kedua bahunya tanda tak tau "nggak tau dia nggak ngabarin gue, pesan gue juga nggak dibalas"
Panji semakin cemas sedari tadi Panji terus menunggu Olif tapi sampai skarang Olif belum juga datang padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan terlambat bukan Olif banget.
"Masih nggak di bales?" tanya Panji
"Belum, Ji" ucap Sifa gemas dengan menunjukan hpnya "kenapa nggak lo aja yang sms"
Panji menatap Sifa kesal "lo ngajak bercanda? sejak kapan Olif ngebalas sms gue, Ditelfon! skali di angkat jawabnya jutek"
"Kasihan banget nasib lo sakit ya? gue saranin ke dokter gih kali aja hati lo udah rusak di mana-mana"
"Gue emang sakit perlu disembuhin peke cinta" ucap Panji membuat Sifa ingin muntah saat itu juga.
"Olif nggak masuk sakit" ucap Fay tiba-tiba.
"Serius" ucap Sifa dan Panji hampir berbarengan.
"Tau dari mana lo" tanya Fay.
"Mama Olif baru nelfon gue katanya Olif nggak masuk lagi demam gitu "
Panji segera mengambil tasnya dan berlari keluar kelas.
"Mau kemana lo"teriak Fay.
"Jagain calon istri" teriak panji lalu menghilang.
Sifa dan Fay hanya geleng-geleng melihat kelakuan Panji.
"Pacar aja belom, sok-sokkan ngomong calon istri "
***
Sifa dan Fay masuk ke dalam kelas Lidia untuk mengajak Lidia ke kantin, namun Lidia tidak menyadari kedatangan Sifa dan Fay, Lidia tengah asik dengan hpnya.
"Lid kantin yuk latsfar nih" ucap Fay
"Bentar-bentar" ucap Lidia yang masih sibuk dengan hpnya.
"Tito masukin gue di clan lo dong" teriak Lidia.
"Bentar" teriak Tito
"Gue maunya skarang Tito, SKARANG!!"
Tito menghela nafas kesal "susah ya ngomong sama cewek nggak bisa sabar" ucapnya lalu berjalan menghampiri Lidia.
Lidia hanya nyengir "awas lo, entar juga istri lo cewek yaa kecuali lo ..?"
"apa!homo?. ya tuhan gue normal kali Lid" ucap Tito lalu sibuk dengan hp Lidia.
"Mau makan apa?" tanya Lidia pada Sifa dan Fay yang sedari tadi ia anggurin "loh Olif mana ?"
"Makan coc enak kali ya" sindir Fay kesal karna di cuekin.
"Hehe, sorry jangan dimakan cocnya entar gue main game apa?"
"Bodo amat"
"Olif mana?"tanya Lidia lagi
"Sakit kata mamanya sih demam gitu"
"Serius entar pulang skolah kita kerumahnya" Sifa dan Fay mangguk.
"Slamat siang Sifa" ucap Rafael yang tiba-tiba nongol entah dari mana ada Abdi juga di samping Rafael.
"Hmm.."
Rafael menelan ludah "Sifa lagi apa?"
tak ada jawaban "Sifa lagi apa?"
"Sifa lagi apa?"
"Hanya Sifa doang nih di tegur, kita-kita kagak?" ucap Fay mengalihkan pertanyaan Rafael yang tak di jawab oleh Sifa, kasihan juga.
"Siang Fay" ucap rafael jutek "Sifa lagi baca apa?" tanya Rafael lagi pada Sifa dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya.
"Sifa lagi baca apa?"
"Sifa lagi baca apa?"
"Novel Raf " kali ini Lidia yang menjawab.
"Sifa baca novel apa?"
"Sifa baca novel ap- "ucapan Rafael terhenti karna tangan Abdi menutup mulutnya.
"Brisik"
"Namanya juga usaha, ia deh yang di kejar-kejar yang mengejar-ngejar bisa apa?"
"Hmm... Di, Olif sakit lo nggak mau ikut kita ngejenguk Olif?" ucap Lidia.
Abdi terdiam "nggak"
"Kalo nitip salam?"
"Nggak juga "
"Dasar hati batu" lirih Sifa namun masih bisa di dengar Fay.
"Idih, hati batu teriak hati batu " teriak Fay menyindir Sifa namun yang disindir malah memasang muka biasa saja alias muka sok polos yg ia punya.
"Lo berdua ikut kan?" tanya Lidia pada Tito dan Rafael dan di anggukan oleh kedua cowok itu.
***
Sifa,Fay,Lidia,Tito dan Rafael berjalan masuk kedalam rumah Olif,Tito dan Rafael mengikuti ketiga cewek itu dengan kesal dan segala umpatan makian.
"kalo tau gini nggak bakalan ikut gue, pegal tau" kesal Tito dengan menghentakan kantong kresek yang ia pegang.
"Heran gue jenguk orang sakit blanja cemilan udah kaya mau kamping"
"Udah mutar-mutar di suruh bawain lagi blanjaannya heran gue sama cewek" omel Tito.
"Udah sabar aja ambil positifnya skalian olahraga"
"Sabar-sabar enak lo ngomong lo kalo nggak ada Sifa mana mau bawain blanjaaan mereka"
Rafael hanya nyengir "cinta to cinta"
"Makan tu cinta"
"Nggak enak to, karna cinta bukan makanan yang di cerna lalu dibuang, tapi cinta itu harus di rasain pake hati"
Tito berjalan meninggalkan Rafael yang smakin tak jelas dengan omongannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/104305130-288-k393463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.