" perasaan aneh itu muncul lagi
membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
rasanya cukup sakit, tapi
entah kenapa bibirku terus mengembang menampilkan senyum tebaikku."***
"Lo nggak lagi cemburu kan An?"
"Hallo, hmmm iya kak, Aan balik sekarang" ucap Aan pada seseorang di telfon yang ia sebut kakak.
"An.." panggil Olif namun Aan membalas dengan mengangkat tangannya di depan wajah Olif, tanda bahwa Olif harus menunggu sebentar.
"An.."
"Sorrry Lif, gue mesti Balik sekarang" Ucap Abdi lalu berlari meninggalkan Olif.
Olif mengerutkan keningnya "Padahal hanya mau bilang HPnya kebalik"
***
Abdi menghela nafas panjang saat dirinya masuk kedalam mobil, nafasnya sedikit ngos-ngossan akibat berlari tadi.
Ia berbohong soal telfon tadi, kakaknya Feby tidak menelfonya,ia hanya berpura-pura entah untuk apa dia pun tidak tau.
Abdi menyalakan mesin mobilnya lalu segera meleset dari halaman rumah Olif.
Senyum di bibir Abdi mengembang "Apa-apaan ini, nggak-nggak ini pasti hukum alam, hukum alam yang sangat kejam, kenapa? ada apa dengan perasaan ini?"
"Hukum alam macam apa ini sangat merugikan, membutuhkan banyak biaya, biaya untuk jantung kan nggak murah. jika terus berdetak melebihi kecepatan normal kaya gini kan bahaya. siapa yang akan bertanggung jawab untuk hukum alam yang sangat merugikan ini"
***
06:03 samar-samar cahaya matahari pagi menyinari kamar Olif yang dominan berwarnah putih, cewek itu sedikit mengeram di balik selimutnya.
"Non bangun ada den Panji di bawah" ucap bi Ina sambil mengoyang-goyangkan tubuh Olif.
Olif mengedip-ngedipkan matanya berusaha mengumpulkan kembali nyawanya, OLif mengambil HPnya lalu mengecek notifikasi 20 panggilan tak terjawab dari Panji.
Olif bangun dari tempat yang sepertinya memiliki magnet yang sangat kuat untuk menariknya kembali tidur, jika saja Olif tidak mengingat ada Panji dibawah ia akan dengan senang hati kembali membaringkan tubuhnya.
Dengan rambut acak-acakan yang hampir mirip dengan sarang burung dan tanpa mencuci muka Olif turun menemui Panji.
Olif mengaruk-garuk kepalanya yang sedikit terasa gatal "Lou nguapain" ucap Olif dengan kalimat yang tidak jelas akibat ia menguap.
Panji cekikan menyaksikan kelakuan Olif yang menurut Panji sangat ajaib, yang tak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Panji bahwa Olif yang terlihat sempurna ternyata mempunyai kemiripan yaa..11-12 dengan monyet.
"Kan kemarin gue udah bilang bakalan jemput lo"
Olif memutar bola matanya malas "Udah gue bilang juga kan kemarin kalo gue tu malas banget kalo waktu libur gue di pake untuk hal yang super nggak penting, kan mendingan gue tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.