"Hanya karena seseorang mengabaikanmu,bukan
Berarti dia tak peduli"***
Lidia menatap Fay tajam menunggu Fay membuka mulut menjelaskan kejadian tadi.
Mereka sedang berada di kelas blakang sekolah yang sudah tak terpakai.
"Gue udah nelfon Panji dia mau jagain Olif " ucap Sifa menghampiri Lidia, Lidia hanya mangguk lalu kembali menatap Fay.
"Apa yang terjadi?" Ucap Lidia membuka percakapan.
Fay hanya diam sedikit tak brani menatap tatapan tajam Lidia.
"Fay gue nanya apa yang terjadi?" ulang Lidia dan lagi-lagi Fay hanya diam.
Sifa hanya diam melihat Lidia dan Fay di antara sahabat-sahabatnya dialah yang paling diam Sifa tak suka berbicara banyak dia hanya diam dan menilai tapi skali Sifa ngomong omongannya pedas bak mie naga level 20.
Sifa juga memiliki sifat yang cuek Mungkin itulah juga sebabnya ia masih menjomblo dari lahir sampai skarang. Jika ada seseorang yang mendekatinya Sifa slalu merespon dengan "oh,hmm,iya, nggak.." itulah kata yang slalu di ucapkan Sifa jika saja ada yang mendekatinya.
Itulah sebabnya kebanyakan cowok enggan untuk mendekatinya tapi Sifa nggak masalah karna itulah yang ia mau.
"FAY!!" teriak Lidia kesal karna Fay hanya diam Fay memberanikan diri menatap lidia.
"Lo tanya aja sama Olif " bentak Fay "cewek tolol,bego yang perna gue kenal"
"Lo kok ngomong gitu"
"Emang gitu kan?"
"Fay, Olif teman kita teman lo... "
Fay menatap Lidia tajam "tanpa lo ngasih tau gue juga tau kalo gue teman cewek bego itu"
"Skali lagi lo ngomong Olif bego gue tampar lo"
"Silahkan!! Kaya gue nggak punya tanggan aja buat balas"
"Lo-" Lidia menatap Fay tajam Fay pun balas menatap Lidia.
"Woiii..."
Lidia,Fay dan sifa mengarahkan pandangan ke arah pintu menatap sosok yang membuat suara teriakan itu.
"Rafael! Ngapain lo disini" tanya Lidia
"Lo lo dan lo pada nggak pulang?"
"Pulang? ngimpi lo ini baru jam 9 Raf"
"Lo yang ngimpi skolah udah pada sepi tau" ucap Rafael,Lidia hanya menatapnya bingung begitupun Fay.
"Gue juga nggak tau kenapa pulang cepat tapi yang gue dengar karna Olif sakit, gila hebat kan Olif sakit aja sampai heboh satu skolah pake pulang cepat lagi gue juga pengen jadi anak pemilik skolah" jelas Rafael terkagum-kagum.
"Fay sering-sering ya berantemnya, Lain kali tinjunya yang keras dong biar masuk rumah sakit kali aja skolah libur sebulan, hehehe"
"Tapi kalo lo dikeluarin dari skolah jangan salahin gue apalagi ngajak-ngajak "
"Setres lo tu otak cuci gih.. " ucap Lidia "yuk pulang"
Sifa dan Fay mangguk begitulah mereka masalah tadi seketika terlupakan mereka tak ingin berlatut-larut dalam amarah dan itulah yang membuat mereka dapat bersahabat selama ini.
Lidia sudah berjalan duluan disusul Fay dan Sifa.
"Sifa" panggil Rafael,Sifa menghentikan langkahnya.
Fay mengembangkan senyum di wajahnya "belum nyerah juga lo Raf? smoga sukses ya, kali aja Sifa kebentur apa gitu jadi nggak cuek lagi" Fay melanjutkan langkahnya sambil tertawa meninggalkan Rafael dan Sifa.
Fay dan yang lain pun tau bahwa Rafael menyukai Sifa dari pertama masuk skolah tapi karna sifat Sifa yang kelewatan cuek membuat hubungan mereka tak perna melangkah maju.
Rafael dan Sifa berjalan sejajar dengan diam? Sifa sibuk memainkan hpnya sedangkan Rafael sibuk mencari waktu untuk memulai pembicaraan karna rafael yakin Sifa nggak akan memulai duluan.
"Slamat pagi Sifa" ucap Rafael mengawali pembicaraan.
"Hmmm.."
" kalo di kasih salam jawab dong "
"Juga Raf"
Senyum dibibir Rafel mengembang walaupun jawaban Sifa cuek setidaknya Sifa menjawab salam darinya walaupun Rafael harus memintanya.
Iya yakin suatu saat Sifa akan menjawab salamnya tanpa harus di minta.
"Ntar gue sms balas ya"
"Nggak punya pulsa" ucap Sifa masih fokus pada hpnya.
Senyum di bibir Rafael kembali menghilang tapi Rafael tak mau menyerah.
"Kalo line?bbm?WA? Balas ya "
"Nggak ada waktu"
"Emang lo ngapain sih"
"Tidur"
Rafael menelan luda "jam brapa bangunnya?"
"Nggak tau"
"Kalo ntar udah bangun kabarin ya"
"Kalo gue ingat "
Rafael menghela nafas kesal juga menghadapi Sifa.
Rafael menghentikan langkahnya menatap Sifa yang terus berjalan didepannya tanpa sekalipun berbalik ke arahnya.
"Untung gue sayang sama lo, kalo nggak udh gue tinju lo"
Rafael berlari mengejar Sifa yang smakin menjauh meninggalkannya.
sudah setahun aku mengejarmu, kapan kamu berbalik dan mengejarku? Beberapa langkah saja. Tapi biarlah,Aku tidak akan membiarkanmu mengejarku Biar aku saja. Asalkan kamu berbalik dan menungguku untuk sampai dihadapanmu. Dan saat itu aku berhenti mengerjarmu dan fokus menambah perasaanku untukmu.
***
Olif memasuki rumah dengan menghentakan kakinya dengan kesal.
"Pasti papa kan yang buat ide alay ini" ucap Olif pada papanya yang sedang membaca koran diruang kerjanya.
"Pa! Olif udah nggak kenpa-napa, nggak usah sampai skolah pulang cepat kaya gini"
"ini bukan ide papa sayang ini semua permintaan ibu Tiwi dan guru-guru kamu mereka semua khawatir sama kamu"
"Pa, Olif hanya mau jadi siswa biasa Olif nggak mau dibeda-bedakan pa Kita udah spakat kan?"
"Olif, papa-"
"Papa udah janji kan sama Olif?" Ucap Olif
Ini yang Olif benci perhatian papa s'lalu berlebihan, bukanya Olif tak suka tapi ini terlalu berlebihan.Olif hanya ingin menjadi siswa biasa pada umumnya.
Yang Olif butuhkan bukan ini bukan perhatian seperti ini, yang Olif mau kasih sayang layaknya orang tua dan anak. Olif ingin sepulang skolah menceritakan kejadian yang baru ia alami dan Olif ingin papa dan mamanya mendengarkannya lalu menasehatinya.
Olif tak ingin perhatian yang mengatasnamakan kekuasaan,semua orang akan memandang Olif dengan takut semua orang akan mendekati Olif karna memanfaatkannya dan Olif membenci semua itu.
Andre menghela nafas pasrah pada sikap putrinya "baiklah papa janji ini tak akan terulang lagi"
"Janji?"
"Iya" Olif tersenyum dan berlari memeluk papanya.
Olif tau papanya sangat menyayanginya tapi terkadang papanya terlalu berlebihan papanya slalu menunjukan kasihsayang dengan cara yang Olif tidak suka walaupun begitu Olif tetap menyayangi papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.