"Aku bukan cemburu
aku hanya merasakan perasaan aneh
Yang begitu panas saat melihat
kau dan dia"***
Olif menghela nafas melihat tingkah Panji di depan pagar rumahnya, cowok itu tengah beradu mulut dengan satpam rumahnya.
Olif melepaskan sealtbettnya dan keluar dari mobil.
"Tu pak calon istri saya datang"ucap Panji saat melihat Olif keluar dari mobil.
"Slamat malam non" sapa pak satpam, Olif tersenyum dan manguk.
"Biarkan dia masuk pak, dia teman saya"
"Tuh denger kan, bapak sih nggak percayaan sama saya" Panji melirik kearah mobil yang Olif turun tadi, mobilnya cukup familiar buat Panji.
"Lo ngapain ke rumah gue" ucapan Olif membuat aksi menyelidiki Panji terhenti.
"Emang harus ada apa dulu baru boleh ke rumah lo, masa mau ke rumah calon istri nggak boleh" senyum di bibir Panji mengembang memperlihatkan sederet gigi putih yang ia punya.
Olif memutar bola matanya malas "gaje lo, udah masuk sana"
"Siap bos" Panji menaiki motor gedenya kedalam halama rumah olif, jarak pagar dan halaman rumah Olif memang cukup jauh.
Olif menghampiri Abdi yang masih parkir di depan pagar rumah olif "An, mau mampir dulu nggak?" Abdi terdiam berfikir sebentar lalu mengangukan kepalanya.
Panji masih duduk di atas motornya, iya belum masuk kedalam rumah Olif, walaupun Panji nakal tapi ia masih punya sopan santun.
Senyum Panji mengembang saat melihat Olif keluar dari dalam mobil tapi seketika senyum Panji menghilang saat melihat siapa selanjutnya yang keluar dari mobil.
Panji mengerucutkan bibirnya "kok ada dia sih"
Olif melirik panji malas "emang kenapa? terserah gue dong, rumah-rumah gue" ucap Olif sambil membuka pintu rumahnya.
Panji menatap Abdi dengan tatapan tidak suka sedangkan abdi hanya menangapi dengan datar.
***
"Lif jangan nagis dong" bujuk Panji yang melihat Olif menghapus air matanya.
Mereka sedang memainkan permainan Nol Nol Tujuh Bank, setiap yang kalah akan mendapatkan jitakan dan Olif entah sudah berapa kali cewek itu mendapat jitakan dari Panji.
Abdi tak ikut bermain ia lebih memilih duduk di sofa sambil memainkan HPnya.
"Kalo jitak jangan keras-keras dong Ji, panas nih kepala gue"
Panji cengegesan "hehe iya-iya janji lain kali nggak keras" ucapnya sambil menaikan dua jarinya membentuk uruf 'V', "ok, lanjut ya"
Panji dan Olif saling menatap, Olif memfokuskan tatapannya ke bibir Panji yang entah kenapa terus saja tersenyum "nol....nol tujuh-" dengan cepat Olif mengangkat tangannya.
"Yessss" teriak Panji lalu hendak menjitak Olif.
"Nggak-nggak, ulang pokonya ulang" protes Olif
![](https://img.wattpad.com/cover/104305130-288-k393463.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.