"terkadang kita harus meluruskan sesuatu sekecil apapun itu, agar nanti tidak menimbulkan kesalahpahaman"
***
Olif menatap langit-langit kamarnya pikirannya kembali tertuju pada kejadian di sekolah tadi.
Fay benar Olif hanyalah cewek bego yang nggak tau tentang perasaannya sendiri yang tak memahami hatinya sendiri.
Kepala Olif terasa sakit Olif sangat lelah memikirkan semua ini,Olif memutuskan untuk tertidur rasa capek dan suhu yang mulai terasa dingin di kamar Olif karna cewek itu slalu menggunakan AC membuat cewek itu tertidur lelap.
***
Entah sudah berapa kali Abdi bolak-balik berulang kali juga Abdi mengecek hp yang di pegangnya.
Olif,ya mantan pacarnya itu sangat menggangu pikirannya saat pulang sekolah tadi Abdi tak sempat menjenguk Olif lagi ia tak tau keadaan Olif skarang.
"Ngapain lo bolak-balik kaya strikaan" pandangan Abdi tertuju pada pemilik suara itu Feby kakaknya.
"Udah bosan jadi kulkas? skarang mau jadi strika panas, hot."
"Apaan sih lo sana keluar-keluar" usir Abdi saat itu juga Feby menghilang di balik pintu.
Pikiran Abdi kembali tertuju pada omongan kakaknya beberapa hari lalu, orang-orang di sekitar lo jadi membeku, Olif juga ikut membeku. Kakak berharap lo menjadi matahari untuk mencairkan Olif.
Abdi mengambil ponselnya yang sempat ia lempar ke tempat tidur mengetik sesuatu lalu menempelkan di pipinya.
Tak ada jawaban Abdi terus mencoba hingga akhirnya...
"Hallo.." jawab Olif dengan suara serak.
Ya, Abdi tengah menelfon Olif.
Abdi sedikit terkejut, mendengar suara serak Olif "kenapa?"
"apanya yang kenapa?"suara Olif terdengar lemah.
heningg... Abdi maupun Olif sama-sama terdiam.
"Lif.."
"Hmmm..." Abdi kembali terdiam.
"Aan masih di sana?" tanya Olif
Abdi mangguk seakan baru sadar bahwa Olif tak bisa melihatnya "iya"
"Lif, lo kedinginan?" tanya Abdi
Akhirnya Abdi berani menanyakan pertanyaan yang sedari tadi mengganggunya ia hanya ingin memastikan ucapan kakaknya apa benar sikap Abdi terlalu dingin sampai membuat Olif ikut membeku.
Abdi sangat berharap Olif akan menjawab tidak .
heningggg... setiap detik mampu membuat jantung dan otak Abdi tak berhenti bekerja bahkan jantung dan otaknya bekerja 3X lipat.
"Lif?, lo benaran kedinginan?"tanya Abdi lagi.
"Iya" jawab Olif.
detik itu juga helaan nafas Abdi terdengar tanpa mengucapkan satu katapun Abdi memutuskan sambungan.
ternyata benar apa yang dikatakan Feby kakaknya sikapnya slama ini terlalu dingin.
***
Olif mengerutkan kening menatap ponselnya dengan bingung.
Olif bingung bagaimana bisa Abdi tau ia kedinginan ?.
Apa Abdi skarang bisa ngeramal? Atau jangan-jangan ada cctv di kamarnya.
Olif menatap seluruh kamarnya tapi ia tak menemukan 1 pun cctv.
Jadi bagaimana Abdi tau?.
Olif menaikan selimut yang ia kenakan suhu kamarnya saat ini sangatlah dingin membuat olif harus menggunakan selimut karna kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia?
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Akan ada saatnya dimana rasa sakit dan kenangan yang menyakitkan akan terhapus oleh waktu.