EXTRA PART

8.2K 404 28
                                    



" Call, kau dimana sekarang?" suara Lolly yang panik tengah menelepon Call.

" Di dalam ruanganku" jawab Call.

" Call, sepertinya kau harus melihat berita TV sekarang" perintah Lolly.

Call lalu berjalan menuju ke sofa dan mengambil remote untuk menyalakan TV.

" Aku sudah menghidupkannya. Channel TV apa yang harus aku tonton?" tanya Call karena channel yang sekarang dilihatnya hanya menampilkan siaran sinetron.

" Kau harus melihat Channel TV XX".

" Ada apa sebenarnya Lly. Kau membuatku penasaran" kata Call sambil menganti siaran TV sesuai perintah Lolly.

Call terdiam dan tanpa sengaja menjatuhkan handphone miliknya saat mendengar apa yang baru saja di beritakan oleh reporter berita TV itu.

" Call.... Calll...." panggil Lolly.

" Tidak mungkin" lirih Call dan menutup mulutnya tak percaya.

" Dia 1 jam lalu baru berbicara denganku di telepon. Ini tidak mungkin" Call tidak mempercayai apa yang baru saja dikatakan oleh reporter itu.

" Call.... kumohon kau harus tetap tenang. 5 menit lagi aku akan sampai di kantormu".

Call tidak tahu apa yang baru terjadi. Waktu seakan berhenti berdetak. Pikirannya tiba-tiba menjadi kosong. Sebulir air mata jatuh di pipinya.

" Bohong. Reporter itu berbohong".

Call mengambil handphonenya yang jatuh ke lantai dan segera menekan nomor yang saat ini selalu di hubunginya.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau sedang berada diluar jangkauan. Silahkan tinggalkan pesan'

Call mencoba menghubunginya sekali lagi dan masih saja tidak bisa terhubung dengan pemilik nomor.

Kepalanya pusing seketika. Tubuhnya terasa lemas.

" Jangan pernah berani untuk meninggalkanku" Call mengucapkan kata-kata itu berulang kali sambil menghapus air matanya yang sedari tadi terus membasahi pipinya.

" Kau sudah berjanji padaku, tidak akan pernah pergi dari sisiku".

Reporter berita itu masih terus memberitakan kabar terbaru mengenai sesuatu yang masih belum dipercayai oleh Call.

" Calllllll" Lolly masuk kedalam ruangan dan langsung memeluk Call sahabatnya.

" Lly, reporter itu berbohong kan?" isak Call.

" Sabar Call. Aku tahu bagaimana perasaanmu".

" Dia tadi masih bisa mengodaku seperti biasanya Lly".

" Aku tahu".

" Dia pergi Lly".

" Ikhlaskan Call".

" Rasanya sangat sakit Lly" tangis Call semakin memecah.

" Mungkin dia akan lebih tenang disana Call. Sudah jangan menanggis lagi Call".

" Aku tidak bisa melihatnya lagi".

CUUUUUUTTTTTTT teriak seseorang di balik kamera.

" Bagaimana aktingku Arka?" tanya Call sambil menghapus air matanya dengan tisu.

" Juara. Kalau kau beralih profesi menjadi artis aku yakin kau pasti bisa mendapatkan banyak penghargaan" puji Arka.

" Terimakasih. Sepertinya aku lebih suka bekerja dibalik layar. Akting nangis sangat menyiksaku".

" Kau sangat menjiwai peranmu tadi Call. Aku saja sampai hanyut dalam peranmu".

" Bukan hanya kau Arka. Pasti yang baca Kisah kalian berdua di Marriage With Mr Actor juga tertipu membaca part ini" tawa Lolly.

Call tertawa.

" Haii readers.. Bagaimana tadi aktingku? Pasti pada herankan kok tiba-tiba ada tangisan gitu. Dan tentunya banyak yang mengira kalau ada terjadi apa-apa dengan Arka. Maafkan kami ya sudah membuat kalian syok. Selamat hari April Mop semuaaaanya. Sampai jumpa lagi di kisahku dan Arka di part sebenarnya. Terimakasih" kata Call tersenyum.

" Terimakasih juga yang telah selalu bersama kami" ujar Arka dan tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya.

:::

Hallo... Apakabar? sudah lama tidak pernah update maafkan aku. Part 17 nanti malam atau besok aku update ya. Sampai jumpa lagi^^

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang