BAB 23

6.5K 485 20
                                    

" Call bangun jangan tidur disini" Fero mencoba membangunkan Call yang tengah tertidur sendiri di bean bags pantai.

Call masih tetap tidak membuka matanya karena ia belum siap untuk bergerak.

" Call, jika kau tidak bangun kita akan ketinggalan pesawat ke Jakarta" Fero yang mulai menguncang tubuh Call.

Call perlahan-lahan membuka matanya dan menguap. Hal pertama yang dilihatnya adalah Fero berdiri dihadapannya sambil menunjukkan waktu sekarang melalui jam tangan miliknya. Call tidak memperdulikan Fero yang masih sibuk berbicara.

Call melihat sekelilingnya mencari sesosok orang yang selalu ingin dilihatnya setiap hari. Dia tidak ada dan sepertinya aku memimpikan dia berada disini bersamaku.

"Sejak kapan aku tertidur?" tanya Call bersandar kembali pada bean bags.

" Aku tidak tahu secara pasti, mungkin 30 menit atau lebih" jawab Fero mengangkat bahunya.

" Ohh" kata Call pelan.

" Call, sebaiknya kau mengaktifkan nada dering handphone milikmu dan jangan membuatnya hanya bergetar. Sudah berkali-kali aku meneleponmu tapi tidak dijawab. Untungnya aku bisa menemukanmu disini".

Call mengeluarkan handphone miliknya dari tas kecil berwarna coklat yang digunakannya tadi" Kau adalah orang yang kesekian kalinya mengatakan hal seperti itu Fer" ujar Call mengakui sambil mengecek pesan singkat yang masuk.

Pesan dari Arka 40 menit yang lalu ' Kamu ada dimana sekarang Call?' dan Call menyadarinya sekarang bahwa ternyata ia belum membalasnya.

Call mengusap wajahnya frustasi. Ada sedikit rasa kecewa didalam hatinya bahwa semua yang dialaminya tadi hanyalah sebuah mimpi. Tubuhnya yang kelelahan menyebabkan ia tertidur di bean bags.

Call lalu berdiri " Ayo kita kembali ke Jakarta" ajaknya pada Fero karena ia sudah tidak sabar untuk ingin segera bertemu dengan prianya.

⃝⃝⃝

Call serasa linglung sekarang. Sesampainya di Jakarta hal pertama yang dipikirkan olehnya adalah tempat tidur miliknya. Tetapi apa yang dilakukannya sekarang berbanding terbalik dengan apa yang diinginkannya.

Call masih menemani nenek Arka memasak di dapur. Setibanya di Jakarta tepatnya saat Call akan memasukkan kopernya ke dalam bagasi Taxi, nenek Arka meneleponnya untuk mengundangnya hadir di acara makan malam keluarga. Hari ini adalah ulang tahun kakek Arka, sebagai cucu menantu yang baik Call tidak mungkin langsung menolak dan memilih untuk tidur.

Call menelepon Arka berniat memberitahu bahwa ia saat ini sudah berada di Jakarta tetapi hanya mesin penjawab yang menerimanya.

Call menghabiskan hampir 1 jam memasak bersama nenek Arka, sejujurnya tidak banyak yang perlu dilakukan olehnya. Nenek Arka serta assisten rumahlah yang dari tadi lebih sibuk mengolah menu makan malam nantinya.

Setelah semua makan malam selesai dimasak, Call permisi untuk mandi kepada nenek Arka. Call sudah tidak tahan dengan aroma tubuhnya yang sudah bercampur aduk. Call lantas segera menuju kamar Arka yang terletak di lantai dua.

Ini kedua kalinya Call memasuki kamar Arka yang berada di rumah neneknya. Call lalu membongkar koper dan mencari pakaian bersih untuk dipakai olehnya.

Selesai mandi Call mencari pengering rambut yang berada diantara laci-laci kamar mandi tetapi Call tidak menemukannya. Call beralih mencari di laci kamar tidur Arka. Call sempat berpikir tidak mungkin Arka memiliki pengering rambut tetapi ia yakin Arka memiliki benda itu karena Arka adalah tipe orang yang perfeksionis dengan penampilannya.

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang