BAB 10

9.4K 574 17
                                    

Memiliki dan dimiliki adalah suatu hal yang mampu mempengaruhi kehidupanmu. Ketika kita berani dalam mengambil keputusan untuk menerimanya, semua duniamu yang biasanya kau nikmati sendiri dengan mudahnya ia akan berubah menjadi cerita antara kau dan aku.

Pernikahan adalah bukti dari sekian banyak akhir dari segala problema kisah cintamu. Akhir dari cerita yang kau torehkan sendiri. Kadang ia bisa berakhir dengan bahagia dan adapula ia menjadi suatu kepingan luka.

Call tidak akan pernah tahu seperti apa jalan cerita cintanya yang akan dia tempuh. Ia pernah bermimpi seperti kebanyakan gadis yang lain untuk menemukan pangerannya sendiri. Bukan seperti tokoh pangeran di cerita dongeng yang rela mati demi dirinya. Tapi, ia hanya membutuhkan sesosok pangeran yang bisa menerima kekurangan didalam dirinya dan tidak meminta ia untuk menjadi orang lain.

Oh Tuhan.. semoga keputusan yang diambilnya benar. Ia sudah tak mampu berpikir lagi. Dalam waktu beberapa menit lagi Call sudah akan menjadi istri Arka. Waktu bergulir sangat cepat dan saat ini tibalah hari pernikahannya.

Wajahnya sudah dirias dan tak lupa kebaya putih sudah melekat indah di tubuhnya. Call duduk tegang di dalam kamarnya yang sudah dihias selayaknya kamar pengantin. Arka dan rombongan keluarganya sudah berada didalam rumahnya untuk melaksanakan prosesi ijab kabul.

Ia tak mungkin lari dari pernikahannya ini. Keputusannya menikah dengan Arka sudah diketahui oleh semua pihak. Bahkan wartawan juga sudah mengetahuinya. Pernikahannya dilakukan secara private, hanya keluarga dan undangan yang boleh datang menghadirinya. Dan lihatlah para pemburu berita itu sudah berjejer rapi di pagar luar rumahnya untuk meliput pernikahannya dengan Arka. Darimana mereka tahu hal ini masih menjadi tanda tanya baginya. Ia akan bertanya kepada Arka setelah semua prosesi dilaksanakan.

Tok..Tokk..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Call ingin beranjak dari tempat duduknya untuk membuka pintu.

" Biar aku saja yang buka Cally, mungkin itu pihak penghulu yang akan menanyai kesiapanmu untuk menikah" Lolly menawari dirinya untuk membuka pintu.

Seperti dugaan Lolly, penghulu datang ke kamarnya untuk mendengar sendiri penuturan Call yang bersedia menikah tanpa paksaan.

" Saya bersedia dari hati saya" kata Call pasti dan penghulu pun kembali setelah memberikan nasihat kepada Call menuju ke tempat dimana Arka akan mengucapkan ijab kabulnya.

" Call, sepertinya bukan kau yang akan menikah tapi aku. Ini sangat menegangkan" ujar Kia yang sibuk mondar mandir setelah penghulu keluar dari kamar Call.

Call tersenyum lemah melihat reaksi Kia. Tak berapa lama kemudian terdengar suara Arka dari pengeras suara yang mengucapkan ijab kabulnya dan diakhiri dengan kata Sah oleh para saksi dan para tamu undangan.

Baiklah sekarang Call sudah resmi menjadi istri Arka. Kehidupan kedepannya akan dilaluinya bersama Arka. Satu hal yang sangat ditakutinya bukan takut ketahuan akan kebohongan mereka berdua tetapi ia ragu dengan hatinya sendiri untuk tidak menyukai pria itu.

" Call, ayo kita keluar untuk menemui Arka. Oh maaf, sebenarnya suamimu itu yang kumaksud"kata Lolly membuyarkan lamunan Call dan dibalas anggukan lemah dari Call.

Call berjalan didampingi Kia dan Lolly. Ini lebih menegangkan berjalan disaksikan berbagai mata yang memandanginya dengan cara pandangan yang berbeda seperti " Oh ternyata dia wanita yang menikah dengan Arka, betapa beruntungnya dia", " Berapa usianya?", " Cantik wajar Arka menikahinya".

Arka tersenyum lembut ketika Call sampai dihadapannya. Call lalu memposisikan dirinya untuk duduk disamping Arka dibantu oleh kedua pendampingnya.

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang