BAB 16

8.5K 559 41
                                    

" Call, aku punya ide" gumam Arka sambil menyetir mobilnya.

"Apa itu?" tanya Call.

" Bagaimana kalau kita tidak ikut dalam acara makan malam bersama papa dan keluarga tiriku" Arka memberikan saran kepada Call.

" Papamu akan marah padamu" kata Call tak yakin dengan saran dari Arka.

" Aku sudah terbiasa dengan itu. Jadi jangan khawatir".

" Kau yakin, Arka?".

" Masalah papaku serahkan saja semuanya padaku Call. Tunggu sebentar aku akan meneleponnya" ujar Arka dan segera menelepon papanya langsung.

Tuuutt..tuuutt.. terdengar suara panggilan yang masih belum terhubung dari loudspeaker mobil dengan handphone milik Arka.

" Hallo, dimana kau sekarang Arka?" suara berat milik papa Arka terdengar sedikit kesal ketika ia menjawab sambungan telepon dari Arka.

" Di dalam perjalanan " kata Arka jujur " Tapi masalahnya, aku dan Call tidak bisa ikut makan malam bersama papa".

" Kami sudah menunggu kalian dari tadi".

" Papa bisa makan duluan tanpa kami. Toh, anak papa yang lain sudah ada menemani papa".

" Kau juga anakku. Apa alasanmu tidak bisa datang?" tanya papa Arka.

" Aku ada keperluan mendesak. Maafkan aku, lain kali aku akan mengajak Call untuk makan malam bersama papa".

" Baiklah. Papa tidak tahu seberapa pentingnya urusanmu itu Arka, tapi kau punya hutang padaku. Jangan biarkan papa menunggu hingga berbulan-bulan karena kebiasaan menjengkelkanmu itu" omel papa Arka.

" Percayalah padaku. Sudah ya pa, aku sedang menyetir. Nanti aku hubunggi papa lagi" kata Arka yang ingin mengakhiri sambungan teleponnya.

" Jangan lupa janjimu".

"Aku akan berusaha mengingatnya" ujar Arka dan memutuskan sambungan teleponnya.

Call yang hanya mendengar dari tadi mencoba untuk berbicara kepada Arka " Lalu kita akan pulang Arka?".

" Tidak. Kau lapar?"tanya Arka.

" Tidak terlalu. Sebelum pulang tadi aku sudah makan bersama teman-temanku".

" Kalau begitu temani aku makan malam Call".

" Kenapa kau menolak makan malam bersama papamu. Padahal kau sendiri ingin makan malam Arka?" tanya Call heran.

"Mendadak aku jadi malas untuk makan malam bersama mereka".

" Kau sangat aneh Arka. Sikapmu bisa berubah dalam hitungan detik" komentar Call.

" Benarkah? Aku tidak menyadarinya" kata Arka tidak peduli.

" Well, kau ingin makan malam dimana?" tanya Call.

Arka berpikir sejenak " Ada sesuatu yang ingin kumakan. Kau sedang tidak dietkan Call?".

" Tidak" Jawab Call.

" Bagus. Mari pergi kesana tapi kita perlu ke toko pakaian dulu untuk menganti baju".

⃝⃝⃝

" Perut kenyang hati bahagia" seru Arka setelah keluar dari tempat makan yang hanya menjual makanan cepat saji.

Call takjub dengan apa yang dimakan Arka tadi " Kau menghabiskan dua King burger, sebungkus kentang goreng dan segelas soft drink besar. Perutmu seperti akan meledak".

Arka terkekeh memandangi perutnya " Tenang saja, itu masih porsi kecilku. Aku sudah jarang memakan makanan seperti itu. Tapi perutku belum buncit kok, masih ada otot-ototnya. Kau ingin melihatnya Call?" canda Arka yang ingin membuka baju kaos birunya.

Marriage With Mr. Actor (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang