θ » Theta (16)

5.2K 398 63
                                    

Rama : "Masa kritisnya telah lewat. Kita tinggal menunggu dia siuman."
Kir : "Itu melegakan."
Rama : "Istirahatlah, kau tidak tidur beberapa malam ini."
Kir : "Mungkin nanti."
Rama : "Aku sudah dengar ceritanya. Kau mungkin merasa berhutang budi, tapi dia sudah tak apa. Istirahatlah. Itu saranku sebagai dokter dan sebagai temanmu."
Kir : "..."
Rama : "Keras kepala seperti dulu. Baiklah, aku harus pergi. Ada pemakaman kolegaku."
Kir : "Siapa?"
Rama : "Dokter Bunga. Dia, tewas."
Kir : "Dibunuh?"
Rama : "Diperkirakan bunuh diri. Bersihkan otakmu dari bunuh-membunuh, Kir. Dia sudah tiada. Luv tewas dihadapanmu."
Kir : "Aku belum bisa, sebelum mayatnya ditemukan... Kau pergilah."
Rama : "Ingat, istirahat!!!"
Kir : "..."
Ovan : "...Kir...?"
Kir : "Hei."
Ovan : "Hei... Siapa tadi...?"
Kir : "Dokter Rama. Dia yang mengoperasimu. Bagaimana keadaanmu?"
Ovan : "Sebuah peluru....menembus tubuhku...kurasa...itu tidak bisa...dibilang baik..."
Kir : "Kenapa kau melakukannya? Menerjang peluru seperti itu? Kau bisa saja mati."
Ovan : "Kemarikan...telingamu...akan kuberitahu...alasannya..."

Kir menunduk mendekatkan telinganya ke mulut Ovan. Namun alih-alih membisikkan sesuatu, Ovan mengangkat tangannya pelan, memutar wajah Kir ke hadapannya. Lalu dengan lembut mengecup bibir pemuda itu.

Kir's AnswersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang