ω » Omega (48 - End of KA)

5K 432 60
                                    

Kir + Queen : “Philipa!”

Philipa : “Aku tidak apa-apa! Kejar mereka!”

Queen : “Tapi matamu…?”

Philipa : “Jangan pedulikan ini sekarang. Yang terpenting jangan sampai mereka lolos! Kumohon!”

Kir : “Queen, ikut aku!”

Queen : “Tapi, Kir, Philipa yang menyelamatkan nyawaku dulu, jadi…”

Kir : “Ini permintaannya!”

Lionel : “Aku ikut kalian!”

Kir : “Tidak, kau pakai gondola yang lain. Gondola yang ini hanya muat untuk dua orang.”

Lionel : “Kalau begitu biar si polisi ini yang mengejar mereka.”

Bratha : “Aku menolak! Itu tugas kalian! Bukan tugasku!”

Lionel : “Astaga, dan dirimu menyebut dirimu sebagai ‘polisi’?”

Philipa : “Berhenti bertengkar! Kalian membuang waktu di sini!”

Kir menarik Queen memasuki sebuah gondola lain. Keduanya turun menyusul gondola Renee dan Dhani. Karena lebih kecil, gondola mereka bergerak lebih cepat. Renee yang menengadah langsung menyadarinya.

Renee : “Tembak gondola sialan itu, Dhani!”

Dhani : “Kenapa mereka tidak kita tembak di tempat saja tadi! Itu jelas lebih efisien dan efektif dibandingkan ini!”

Renee : “Tembak saja! Kalau perlu habiskan seluruh pelurumu untuk membunuh dua orang itu!”

Dhani menurutinya. Keduanya menembaki gondola Kir dan Queen secara beruntun. Kir memaksa Queen untuk merunduk, mendekap gadis itu dalam perlindungannya. Tak lama kemudian kedua penembak mereka telah kehabisan peluru. Terdengar sumpah serapah Renee di bawah, dan bunyi pistol yang dibanting ke rangka gedung.

Kir : “Kita sela—“

KRAKKK. Gondola yang ditumpangi Kir dan Queen mendadak berayun dan tergantung di udara. Salah satu talinya putus dan platform yang mereka injak jatuh ke satu sisi. Kir dan Queen terlempar keluar namun sempat berpegangan di pagar gondola. Mereka tergantung sekitar 18 lantai dari permukaan tanah. Kir menelan ludah, lalu memeriksa dengan seksama keadaan mereka. Wajahnya menegang seketika.

Queen : “A-ada apa?”

Kir : “Queen, dengarkan aku.”

Queen : “Ada apa dengan nada suaramu!?”


Kir : “Dengarkan aku, kumohon, Queen. Kau ingat saat pertama kali kita bertemu?”

Queen : “Ya.”

Kir : “Saat itu yang terpikir olehku adalah siapa gadis yang luar biasa menawan ini. Meski saat itu yang menjadi prioritasku adalah menangkap Luv, namun sosokmu begitu melekat di kepalaku. Karena itulah, sewaktu kau menunjukkan ketertarikan padaku, aku begitu bahagia. Ya, kau tak tahu itu, sebab aku menyembunyikannya dengan baik. Kemudian ketika kau menyelamatkanku yang diculik Luv, aku memutuskan satu hal, bahwa aku takkan pernah melepaskanmu. Kau adalah orang yang paling kuinginkan untuk terus mendampingiku, melewati masa tua bersama, serta melahirkan anak-anakku.”

Queen : “Kir…”

Kir : “Untukmulah aku bersedia berkorban apapun. Aku sesungguhnya telah ‘mati’ di kala Renee menusukmu. Aku mengutuk diriku sendiri yang tak mampu melakukan apapun. Untungnya kali ini aku bisa. Aku bisa membayar hutangku saat itu.”

Queen : “Kir… aku… tidak suka… arah pembicaraan ini.”

Kir : “Pssttt… Kita tidak punya banyak waktu, Queen. Jika kau mengangkat kepalamu sedikit kau akan melihat tali terakhir yang menahan gondola ini hampir putus. Tapi tenanglah, tali itu akan bertahan lebih lama bila hanya menahan beban berat satu orang. Queen, kumohon, tetaplah hidup, untukku…”

Kir melepaskan pegangannya. Seketika Queen berusaha menangkap tangannya. Tangkapan itu berayun di udara kosong. Tubuh Kir seolah bergerak lambat melayang ke bawah. Diiringi tangisan dan teriakan Queen. Kir tersenyum. Dia berhasil menyelamatkan orang yang paling disayanginya di dunia ini. Kematian tidaklah menakutkan baginya.

Kir's AnswersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang