--
Sejak umur tiga belas tahun, Aina sudah banyak belajar untuk tidak memiliki harapan untuk melihat terlalu besar. Memiliki embel-embel keturunan pesohor dunia nyatanya tak mempermudah Aina untuk bisa melihat begitu saja. Ada banya prosedur medis yang harus Aina ikuti dan sesuaikan dengan kondisi dirinya maupun pendonornya.
Aina tak mengerti, baginya ia terlalu bebal untuk mengerti penjelasan-penjelasan yang mengatakan jika ia tidak jadi mendapat donor untuk matanya. Pertama kali, ayahnya begitu murka, dan mengamuk dimanapun. Siapapun tahu sejak Ethan Lois Smith memutuskan menikah dan memiliki anak yang berkebutuhan lebih, membuatnya memiliki tempramen yang buruk. Dan hal it uterus berlanjut hingga beberapa tahun kemudian.
Sebagai anak Aina tahu jika Ethan menginginkan segalanya yang terbaik untuk anaknya. Ethan akan mengerahkan segala cara, dan akhirnya Ethan tahu, dengan kemurkaannya dan terlalu menuntut kebutuhan anaknya, Ethan tidak akan mendapatkan yang terbaik. Semua itu tidak lepas dari cara Joana yang memberinya pengertian.
"Siapa yang berada paling dekat dengan ku?" suara Aina bergema diruang tunggu khusus untuk dirinya di rumah sakit tempatnya menunggu informasi lanjutan mengenai pendonor matanya.
"Siap, Nona. Ada yang Anda butuhkan?"
"Siapa namamu?"
"Alexander, Nona"
"kaku sekali.."
"Maaf.."
"Dimana Justin?"
Terdiam sejenak, pengawal bernama Alexander tersebut mengedarkan pandangannya dan bertanya melalui pandangan mata pada rekannya, dan mendapat jawab gelengan dan kedikan bahu.
"Tuan Justin sedang berada dalam perjalanan, Nona"
"Kau harus banyak belajar waktu jika berurusan denganku. Ini masih jam sebelas siang, dan sekarang jam sekolah, bocah tengik itu! Dalam perjalanan apa yang kau maksud dalam hal ini, Alex?"
".... Maafkan saya, Nona"
"Lupakan. Bocah itu sama sekali tidak bisa diandalkan lagi"
Alex melangkah mundur ketika ia merasa Aina tak lagi membutuhkan teman bicaranya. Ia menghela nafas mencerna apa yang baru saja terjadi padanya. Setelah kemarin menyaksikan secara langsung bagaimana nona mudanya marah, sekarang ia menyaksikan bagaimana cara nona mudanya itu mengusir bosan.
Hal yang sama sekali tak pernah Alex dan rekannya bayangkan atau bahkan sadari adalah, Aina buta. Alex baru menyadari itu ketika mereka sampai rumah sakit dan mengikuti Aina yang berjalan begitu lugas bak model menuju bagian Ophthalmologist atau mata. Alex benar-benar memberikan dua jempol tangannya untuk Aina yang mampu menyamarkan dirinya adalah buta.
"Alex?" panggil Aina
"Ya, Nona?"
"Kemana Billy?"
"Ya?"
"Aku bertanya kemana Billy? Dia bahkan tidak menjemputku di pintu masuk tadi"
Alex terdiam tak mengerti siapa yang dibicarakan nona mudanya. Tapi ia bisa menangkap jika Billy itu adalah orang yang penting untuk Aina.
"Apa Anda ingin, saya mencarikannya?"
"...tidak!"
"..."
"Aku akan mencarinya sendiri. Menunggu disini seperti orang bodoh yang tidak ada kerjaan!"
"Saya akan menemani.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE
Romance"Kau tahu, ketika wanita berkata tidak apa-apa, terkadang mereka benar-benar tidak apa-apa. Sebagian besar wanita memang bermaksud sebaliknya. Tapi aku, ketika aku bilang aku baik-baik saja. Aku benar, aku baik-baik saja" - Aina. Sebuah pepatah meng...