9

1.1K 121 13
                                    


--

Setelah hampir tiga minggu lamanya Aina dan keluarga menghabiskan waktu di Amsterdam, akhirnya Aina kembali kemana harusnya ia berada. Dirinya tak sabar untu melihat kakinya menginjak tanah Dubai, karena ketika itu terjadi Aina merasa begitu tenang dan lega. Perjalanan menggunakan pesawat masih sebuah hal asing bagi Aina. Keadaannya dulu mungkin sering menggunakan pesawat, tetapi tak ada yang bisa ia pandang atau lihat dengan kedua matanya yang buta. Dan sekarang ketika ia dapat melihat begitu dekat jarak antara dirinya dengan gumpalan putih lembut di atas langit sana, bayangan Aina akan sesuatu yang buruk benar-benar tak bisa dicegahnya.

Bagaimana jika mesin pesawat rusak dan mati?

Bagaimana jika seekor burung tiba-tiba menabrak pesawat yang digunakannya dan membuat pilot hilang kendali?

Bagimana jika..

Bagimana jika..

I Segala pemikiran dirinya yang akan terperosok mengenaskan ke lautan luas atau lebih baiknya dasar jurang, tak pernah tak luput dari pemikirannya.

"Alex, bisa kau pegang tanganku?" Aina tiba-tiba mengulurkan tangannya kearah Alex yang duduk tenang di sampingnya sambil membaca koran.

"Untuk apa?" Alex tetap bertanya mesik kini ia telah melpat korannya dan menggenggam tangan Aina.

"Aku sedang berpikiran buruk. Kau tau, perjalanan menggunakan pesawat benar-benar masih baru untuk ku. Oke ini bukan kali pertama kedua atau kurang dari sepuluh kalinya aku menggunakan pesawat. Tapi itu dulu ketika aku masih tidak bisa melihat. Aku tidak bisa memikirkan berapa tingginya aku berada saat itu. Dan sekarang...." Aina menegak ludahnya sendiri dengan lamat, seakan-akan nyawanya memang berada di ambang batas, "... ku harap kau mengerti maksudku"

Alex memerhatikan wajah Aina yang memucat dan kakinya bergerak sedikit tidak tenang. Bibir Aina terlihat sedikit mongering karena cemas, tapi tidak melunturkan warna lipstick berwarna oranye mudanya.

"Hanya tinggal satu jam dan kita akan mendarat. Tenanglah" Alex meremas tangan Aina dalam genggamannya dan mengusapnya dengan jari jempolnya.

"Kau yakin? Hanya satu jam?"

"Belanda dan Dubai hanya menghabiskan waktu dua jam kurang lebih. Kita sudah berada setengah perjalanan. Kau bisa tenang"

"Oke.." lirihan Aina semakin membuat Alex memerhatikannya. Dengan segala inisiatif, Alex berniat untuk membuat Aina untuk tidak memikirkan waktu hingga mereka akan mendarat nanti.

"Kau ingin menonton? Ku rasa ada beberapa film yang tersambung dengan Netflix disini"

"Aku tidak terlalu tau tentang film" Aina melihat Alex mulai mengutak atik remote yang menghubungkan ke dalam menu di layar depan mereka. Layarnya cukup lebar, dan jaraknya cukup pas dengan jarak pandang mata yang baik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang