Apakah ada yang masi menanti cerita ini?
--
Perdebatan panjang yang berakhir dengan gumaman lirih sarat akan keputus asaannya, Alex kini sedikit merasa tenang, masih bisa memeluk dan mengusap wajah pulas Aina yang tertidur.
Cantik..
Tak ada kata selain cantik yang seakan tak akan bisa lepas dari wajah wanita yang amat di sayanginya ini. Sungguh keputusan terbodohnya adalah melibatkan Aina dalam rencana kotornya. Namun kini ia bersumpah, apapun yang akan terjadi, dirinya tidak akan melepas Aina. Tidak membiarkan sehelai rambutnya patah dan kulitnya terluka. Jauh lagi jika hatinya. Hal yang amat sangat Alex akan jaga. Tidak akan ia biarkan sakit bahkan jika itu karena dia.
"Alex..." Aina terbangun karena usapannya. Bergumam serak layaknya seseorang bangun tidur.
"Hmmh.."
"Jam berapa sekarang?"
Alex mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat kearah jam digital yang terpasang di samping nakas sisi Aina.
"Masi cukup lama untuk menunggu matahari terbit" Sambil membenarkan posisinya, Alex semakin merapatkan dirinya dan mengusap rambut Aina. Membuat kasinya kembali tidur.
"Kenapa tidak tidur?" Tanya Aina merasa nyama dengan sentuhan Alex.
"Sebentar lagi"
Merasa tidak puas dengan jawaban itu, Aina mengankat kepalanya hingga dagunya bersandar pada dada bidang lelaki itu.
"Kenapa?" Dan Alex tau jawabannya tadi bukanlah jawaban yang diinginkan wanitanya.
"Tidak ada" Alex mengecup kening Ania mesra, "hanya ingin lebih lama memandangmu. Rasanya menenangkan hanya dengan melihatmu tidur"
Aina tersenyum tipis, "Apa semua akan baik-baik saja?" Gumam Aina
"...tentu"
"Aku masih merasa ini tidak benar.."
"Semua sudah benar, Ain. Jangan bicarakan apapun yang mengganggu pikiran mu" tekan Alex. Ia tak ingin kehangatan yang sedang terjadi berubah menjadi dingin.
"Tapi..."
"Dengar.." Alex menarik dagu Aina agar kedua mata mereka bertemu, "semua akan baik-baik saja. Asalkan kau mau mengikuti kata hatimu. Semua akan berjalan lancar. Aku, kamu, kita.. kau sangat paham, bahwa aku sangat menginginkan mu"
"Aku akan menyakiti Lizzy.." dan untuk pertama kalinya, Aina ingin menggenangkan air mata di wajahnya.
"Terkadang hidup perlu untuk melukai orang lain agar kita tetap aman. Hidup tidak bisa hanya jadi baik. Hidup tak sebersih kertas putih, Ain. Ada noda yang harus kau buat agar kau paham cara untuk bertahan. Untuk kebahagiaan mu" jelas Alex sambil menatap kedalam mata Aina.
"Kau janji tidak akan melukaiku?" Lirih Aina. Seakan ia hanya ingin mempersiapkan diri untuk tidak terluka karena memperjuangan sayangnya.
"Aku akan mati jika aku bisa melukai mu" balas Alex sama lirihnya.
Dan semua berulang. Ciuman mereka yang lembut dan manis. Penuh rasa kasih dan sayang. Alex menciumnya dengan hasrat yang mendamba, hingga tanpa sadar sesekali menggeram tak tahan akan rasa nikmat bibir Aina. Di angkatnya tubuh Aina untuk berbaring di atas dadanya. Dengan sebelah tangan memeluk Aina erat, dan sebelah lagi untuk menahan tengkuk Aina untuk memperdalam ciuman mereka.
Aina seakan kembali di mabuk cinta, kedua tanganya mengusap wajah tampan Alex yang bebas dari bulu-bulu jambang halus seperti kebanyakan lelaki. Entah bagaimana, Aina bisa membayangkan Alex yang memiliki jambang halus di sekitar dagu nya sangat terlihat panas dan nikmat. Tapi Aina tak memungkiri, dirinya pun menyukai Alex yang bersih dari jambang ini.
"Kita bisa tidak tidur sampai matahari datang" Alex bergumam setelah melepas ciumannya.
Aina tersenyum malu, tanpa penerangan yang jelas, Alex tau wajah manis itu tengah merona, "I really do not care about sleep now" bisiknya menjawab.
"And then?" Suara Alex memberat, sarat akan gairah, entah mana Aina mulai memainkan kaki mulusnya diatas kakinya.
"Wanna play with me?"
Dan Alex tertawa kecil sambil menyerang Aina kembali dan membalikan posisinya.
Tawa, senyum, mereka tak pernah lepas. Mereka benar-benar menikmati setiap waktu berganti detiknya. Lenguh suara meraungi seisi ruang. Hasrat membakar tubuh mereka hingga berkeringat. Kecupan dan ciuman tak henti bertautan. Hingga fajar pun datang, Alex dan Aina masih menikmati sentuhan satu sama lain.
Ketika cinta bertahta, dunia hanya milik berdua. Tak peduli badai apa yang akan menanti mereka di depan sana.
-TBC-
Update pendek" haha..
Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE
Romance"Kau tahu, ketika wanita berkata tidak apa-apa, terkadang mereka benar-benar tidak apa-apa. Sebagian besar wanita memang bermaksud sebaliknya. Tapi aku, ketika aku bilang aku baik-baik saja. Aku benar, aku baik-baik saja" - Aina. Sebuah pepatah meng...