holla, ada yang rindu Aina dan pasangannya yang akan segera muncul? haha
maafkan atas SUPER keterlambatan saya untuk posting. Sesuai perkataan saya, untuk cerita Aina saya tidak bisa terlalu memporsir diri untuk menulis. Tetapi tetap akan dua kali dalam sekali posting.
so, seperti biasa ini tidak panjang. seadanya, dan kekurangannya mohon dipermaklumi. lalu, karena menjelang puasa, cerita ini hanya sebagian yang berkonten DEWASA yang akan saya private.
TERAKHIR!!
kemarin pasti ada yang kaget ya sama postingan bonus EARNED IT, wkwkwkwk. maafkan saya yang tetiba men-unpublish ceritanya. saya salah copas! cerita itu bukan bagian dari spesial side story. saya kehilangan file yang sebenarnya, terus lagi menulis ulang side story Joana-Ethan. ditunggu saja ya. masih cerita Flashbacknya kok. tapi beda!!
ENJOY!!!
--
"Ain?"
Aina membalikan badannya ketika seseorang memanggilnya dengan akrab. Aina tahu siapa pemilik suara itu. Biasanya dia akan sangat antusias dan bersemangat ketika mendengar suara itu di telinganya, namun sejak hari itu, Aina sudah tidak merasakan semangat dan antusiasme dalam dadanya itu. Semua terasa biasa, bahkan bagi Aina ini membuatnya malas.
"Billy? Aku tidak tahu kalau kau akan kemari"
"Aku sudah mencoba menghubungimu, tapi kau tidak mengangkatnya. Jadi aku memutuskan langsung kemari"
"Ooh, maaf. Aku lupa ponselku di kamar, dan aku di belakang tadi. Menulis, seperti biasa"
Billy hanya mengangguk tersenyum. Ia mengedarkan pandangan dan terasa jelas jika mansion tempat wanita di depannya ini terlalu luas dan sepi, tetapi entah mengapa menyisakan hawa hangat dan nyaman.
"Duduklah dulu, aku akan ke kamar sebentar dan menyusul nanti" Aina kembali membalikkan badannya dan melunturkan senyum yang sejak tadi terpatri.
Begitupun Billy, lelaki itu mengangguk dan mengambil tempat untuk duduk. Ia benar-benar mengagumi setiap pahatan yang ada dalam istana itu. Mewah dan tentu saja sangat mahal. Apapun yang berwarna keemasan, Billy yakini itu benar-benar sebuah emas yang dipahat untuk dipajang.
Jika ia telah mendapatkan kekuasaannya dan posisinya, akankah dia memiliki rumah seperti ini? Memiliki sebuah apartement mewah baginya tidak begitu memuaskannya. Ia harus memiliki sepetak tanah dan membangun rumah mewah jika kelak ia menikah. Ia tidak mau membesarkan anak-anaknya hanya dalam ruangan besar.
"Oh, Billy, kau disini rupanya? Apa yang membawamu kemari?" Billy tersentak dari kekagumannya ketika melihat wanita cantik nan elegan melangkah mendekatinya.
Dialah wanita yang selalu diagungkan, yang selalu membuat semua orang tercengang, karena dapat membuat seorang Smith tunduk dengan pesonanya.
"Selamat sian, Mrs. Smith. Aku membawa hasil pemeriksaan donor mata untuk Aina. Ada dua pendonor, dan..."
"Apa keduanya memiliki mata yang sehat?" Aina yang terlihat telah mengganti baju menyela dan perlahan duduk di hadapan sang ibu dan juga Billy.
"Tentu, tapi..."
"Ma, aku belum ingin operasi. Bisakah kita berikan saja mata ini untuk yang lain?"
Ucapan itu membuat kedua orang di dekatnya terkejut. Joana sangat tahu jika Aina telah menanti ini begitu lama, dan begitu hal ini ada di depan matanya, entah apa yang ada dipikiran sang anak, entah mengapa tiba-tiba ia tidak menginginkannya. Dan Joana tahu betul ada sesuatu yang mengusik anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FINE
Romance"Kau tahu, ketika wanita berkata tidak apa-apa, terkadang mereka benar-benar tidak apa-apa. Sebagian besar wanita memang bermaksud sebaliknya. Tapi aku, ketika aku bilang aku baik-baik saja. Aku benar, aku baik-baik saja" - Aina. Sebuah pepatah meng...