5

1.4K 163 16
                                    


haloo?!! ada yang seneng cerita ini update lebih cepat? hahahaa

saya lagi galau karena dosen sulit ditemuin, jadi, waktunya saya pake nulis aja sedikit. 

kayanya agak sedikit panjangan ceritanya, maaf kalau membosankan.


enjoy~


--

"Aku tidak pernah tau kalau ternyata, kakak ku sangat menyukai belanja sejak ia bisa melihat"

Justin melenguh kesal karena lelah setelah hampir seharian ia menemani sang kakak berkeliling sebuah mall di Dubai dan menjadi komentator lewat oleh Aina. Wanita yang kini hanya tersenyum geli dan meminum ice shake nya menatap Justin. Sejak tadi ia meminta Justin untuk mengomentari barang-barang yang dibelinya, namun satupun tak ada yang didengarkan. Pada akhirnya, Aina hanya membeli apa yang dia inginkan tanpa menimbangi komentar sang adik.

"Ini baru sehari, Justin. Kau tidak lihat Alex disana? Dia mengalami hal lebih berat darimu" tunjuk Aina pada Alex yang duduk di bangku berbeda dari Smith's bersaudara itu.

"Alex yang malang" gumam Justin, "Oh, tapi aku serius, Ain. Aku ke Dubai karena ingin menghabiskan liburku dengan Ali dan Uncle Jordan, bukan sebagai teman belanja yang kau anggap angina seperti ini!"

"Ck, kau bisa menghabiskan waktu dengan mereka besok. Aku membutuhkan mu sekarang. Kau tidak rindu padaku, hah, bocah tengik!"

"Siapa yang kau sebut tengik? Ooh, aku menyesal tidak langsung menemui mereka dan memilih mengunjungimu!! Aku akan pergi sekarang"

"Justin!!"

"Ain!!"

Kedua kakak beradik itu saling melotot kesal satu sama lain. Yang satu melotot dengan wajah memelas, yang satu melotot dengan marah karena lelah. Menggemaskan kadang melihat mereka.

"Oh my God!!" Justin melemaskan otot di wajahnya ketika Aina mendadak berubah menjadi tak santai.

"Ada apa?"

"Justin, apa aku terlihat oke?"

Justin mengerut

"Oh, sial! Aku bertanya, apakah aku masih terlihat oke? Rambutku tidak kusut bukan? Dimana kacaku? Sepertinya lipstiku rusak. Astaga..."

"Hei.. ada apa dengamu? Apa kau mengenal seseorang?"

Aina terdiam dan menatap Justin sejenak sambil mencuri pandang dari ujung matanya, "Arah jam tiga. Jas Armani biru tua, kerah kemeja terbuka, dan sedang menunduk membaca menu. Kau lihat?"

"Dan... lalu?"

"Oh, Justin!! Mengertilah"

Sejenak Justing mengernyit mencari arti maksud sang kakak. Beberapa kali kembali melirik kearah pria yang sedang memainkan ponselnya tenang, dan menatap sang kakak lagi.

"Tidak mungkin kau..."

"aku pikir juga begitu. Tidak mungkin. Tapi, dia terlihat berbeda"

"Aina, kau selalu berkata begitu pada lelaki yang menarik perhatian mu! Sekarang aku mengerti mengapa kau membutuhkan ku. Kenapa tidak bicara saja dari tadi sih? Kau selalu membuatku kesal lebih dulu!"

"Itu tidak penting Justin. Yang penting maksudku tersampaikan padamu. Jadi.., ya. Alex pun sampai tidak menyangka hal yang sama dengan mu"

"Jadi Alex mengatakan sesuatu?"

I'M FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang