Pagi ini bulir-bulir air jatuh membasahi bumi.
Aneh rasanya, jika sederas ini kau turun?
Kesibukan pagi pun sejenak lenggang.
Hanya menyisakan deraian yang mengisyaratkan rasa.Aku melihatmu termenung di persimpangan jalan.
Aku menatap lurus ke arah sana.
Mengapa kau hanya diam?Tak beda dengan diriku,
Yang menatap lekat dalam diamku.
Dan selalu bingung akan sikapmu.Akupun tak mengerti.
Mengapa tak lelah terus memandangmu?
Dan mengapa tak rela memalingkannya darimu?Ingin rasanya ku menyangkal.
Ingin rasanya ku menolak.
Namun apa daya...
Hati begitu menyuarakan hasratnya.
Menguras sisa nyali yang kupunya,
Untuk tersenyum tipis kepadamu sahaja.Ini bukan sekadar Hati.
Ini bukan sekadar Rasa.
Namun ini tentang Cinta.Jatuh se-jatuh jatuhnya hati.
Kini dirimu mulai hilang.
Dan hujan pun mulai reda.
Semua kenangan pun mulai pudar.
Diterpa angin kekecewaan.
Maaf, naif ini mengecewakanmu.-3 April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY.YOU
PoetryPercayalah, rindu ini masih milikmu dan aku akan menunggumu. Sejak 2017, oleh Muhammad Wahyu