Kataku patah merunut bisu,
Dalam jarak, kata adalah perakit rindu,
kepatuhan rasa yang terpatri, mengapa berkelok lemah di ambang pintu penyatuan?Kita sama-sama sadar. Akar pertautan yang menjulang itu telah tercabut.
Mungkinkah menanamnya lagi?
Atau, biarkan saja pohon itu rebah ke tanah dan mengering. Lalu, kita berpisah di persimpangan jalan dan mencari tunas baru untuk disemaikan lagi.Tapi ku percaya, ini adalah perjalanan. Nikmati saja luka perihnya sampai mengering, lalu berjalan lagi tiada henti.
Dear You.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY.YOU
PoetryPercayalah, rindu ini masih milikmu dan aku akan menunggumu. Sejak 2017, oleh Muhammad Wahyu