II Asahi Azumane II

3K 318 27
                                    

Asahi merasakan getaran hebat di badannya. Dia akan menyatakan perasaan pada orang yang ia sukai. ‘Bantuan’ semangat dari daichi dan sugawara membuat nya sedikit tenang.

Menaiki satu persatu anak tangga dengan pelan. Menuju lantai paling atas, rooftop.

Mengambil dan menghela nafas berkali - kali. Hingga ia berdiri didepan pintu besi.

Pemuda itu meraih gagang pintu besi didepannya, tapi suara handphone miliknya membuatnya tersentak kaget.

la merogoh barang yang berdering tersebut dari saku celana, melihat layar yang menunjukkan nama temannya.

"Ni-nis-nishi-nishinoya ? Kau membuat ku terkejut "
"Dimana dirimu asahi san ? Latihan mau dimulai ! "
"Aku ada urusan sebentar, tanya saja daichi ada apa "
"Tapi diluar hujan deras sekali loh "
"Eh ? "
"Lihat saja, langit sangat gelap "
"Aku akan menuju gym secepatnya. Terima kasih noya, sampai jumpa "

Asahi langsung mematikan handphonenya tanpa menunggu jawaban diujung telfon.

Pintu perlahan terbuka. Suara hujan langsung mengisi telinganya. Bau hujan menyeruak ke dalam hidung .

'Perasaan ku tak enak ' batinnya.

Sesosok gadis mendongak ke atas langit dengan seragam basah. Berdiri tak jauh dari ace tim voli itu.

Rambut (H/C) yang selalu di kagumi asahi, basah. Gadis itu membalikkan badannya. Mata (E/C)nya langsung menatap manik milik pemuda itu .

"Maaf membuat mu menunggu tapi, kau tak perlu hujan hujanan seperti itu. Kau akan sakit "
"Ini sebagai rasa syukur ku "
" Syukur ? "
"Bukankah kau memiliki sesuatu yang ingin dikatakan ? " senyuman yang selalu terukir di wajah gadis itu, membuat dada asahi terasa panas. Jantungnya berdegup kencang.

Rintikan deras yang menghujani seragam sudah tak terasa oleh asahi. Pikirannya berkecamuk karna dadanya yang hangat dan sesak.

Kupu - kupu seperti berterbangan di dalam perutnya. Asahi mengambil semua keberanian yang ia punya lalu menutup mata. Berteriak tidak ingin kalah dengan suara hujan.

"AKU SUKA PADAMU/AKU JUGA SUKA PADA MU ! "

Mata lelaki itu membelalak saat mendengar suara dengan nada tinggi selain dia. Mengucapkan kalimat yang sama dengannya. Pelupuk mata lelaki itu hangat. Senyumannya tak dapat ia sembunyikan lagi.

"Rasa syukur bahwa perasaan ku terbalas " ujar (name) menunduk malu.

"A-a- aku-- terima kasih (name) " lelaki itu seketika kikuk.  Hal yang terjadi didepanya saat ini, terlalu cepat untuk ia cerna. Sehingga hanya itu kata yang dapat menggambarkan rasa bahagianya yang tak dapat dipungkiri .

"Aku juga-- "

BLARR

Suara petir menghalang lanjutan kalimat itu. Pemandangan silau, mengharuskan asahi menutup mata dengan bantuan lengannya.

“ WAAA !”

"(name)?! " Teriakan histeris (name) terdengar oleh lelaki didepannya. Ia tidak tahu akan hal yang terjadi selama ia menutup mata.

Karna ketika ia membuka matanya. Pacar barunya itu terjungkal kebelakang. Terpleset oleh lantai licin. (Name) berlari mundur saat petir muncul didepan mereka.

Terjatuh dari atap yang tidak berpagar.

~~~~~~~~~~~~~~~

"Berita hari ini. Dikabarkan pada sore hari kemarin, seorang siswi ditemukan tewas karna terjatuh dari atap. (lastname)(name) dari karasuno senior high school. Mayatnya ditemukan dibelakang seko-- "

Suara dari speaker televisi berhenti. Terdengar sesuatu dilempar dengan keras setelahnya.

Sang pelaku hanya menekuk kaki dan memeluknya. Menenggelamkan wajah ke sana. Membiarkan badan atletisnya diselimuti gelap dan dingin ruangan.

Kamarnya yang biasa rapi menjadi sangat berantakan. Beberapa benda sudah tidak pada tempatnya, hancur. Kasurnya pun tak pernah dirapikan.

Tirai jendela tak pernah terbuka. Sudah tiga hari sejak kejadian menyedihkan itu terjadi dan ia tidak pernah masuk sekolah.

Lelaki bersurai coklat itu melirik handphone nya yang sedikit menerangi kamar. Beberapa panggilan tak terjawab dan pesan yang belum dibaca. Suara pintu diketuk terdengar.

"Azumane, waktu nya makan "
"Aku tidak lapar ibu "
"Asahi, sebaiknya kau mendengar perkataan ibu mu "

Lelaki itu terkejut mendengar suara yang ia kenal. Asahi mengepalkan tangannya erat. Membiarkan temannya berbicara.

"Asahi biarkan aku masuk "
".......... "
"Ada yang harus kita bicarakan .."
"............."
"Asahi, kau sudah tak masuk sekolah selama 3 hari. Kau akan ketinggalan pelajaran "
"HANYA ITU ?! " teriakan berat dan serak terdengar dari dalam kamar. Membuat temannya  terkejut.

"KAU BILANG AKU AKAN KETINGGALAN PELAJARAN ?! AKU TIDAK MEMBUTUHKAN ITU ! "
" asahi tenanglah aku menger-- "
"APA YANG KAU MENGERTI SUGA ?! KAU TIDAK TAU RASANYA…”
"............... "
"Yang kau tahu ak-ak-aku-aku akan ketinggalan pelajaran.... "
"Asahi kau tak bisa seperti ini te-- "
"Tinggalkan aku suga "
“ Asa-- "
"Tinggalkan aku "

Lelaki bersurai abu abu itu terduduk di depan pintu kayu kamar temannya. Menyandarkan kepalanya ke sana. Dia terdiam disana, tidak melakukan apapun.

Di sisi lain seseorang sedang terisak. Entah sudah berapa kali air mata nya itu berlinang.

"(name).... "

Senyumnya, wajahnya, rambutnya, segala yang dimiliki gadis itu sangat ia sukai.

Keberadaannya bagaikan penyemangat hidupnya. Tanpa dia, Asahi terasa kosong. sangat kosong.

Memori hari itu selalu terngiang di kepalanya. Dia menggertak giginya kesal.

"Andai aku tak memutuskan hari itu untuk menyatakannya.. "

"Andai aku selangkah lebih cepat mencapainya…. "

"Andai aku bisa memeluk nya sebelum itu ! "

Lelaki itu merasakan kalau dia adalah orang yang berbeda. Walapun begitu, hal itu tak akan merubah kenyataan yang terjadi 3 hari sebelumnya. Tak akan merubah rasa sakit yang seperti meremuk jantungnya kuat - kuat.

"Kumohon kembalilah (name).... "

"Kembalilah... "

"KEMBALILAH "

Air mata sugawara jatuh dari pelupuknya. Dia ingin sekali mendobrak pintu didepannya lalu memeluk temannya. Tapi,dia tak bisa. Pasrah dan putus asa, tak bisa melakukan apa - apa.

" maafkan aku asahi.... maaf "









Happy 1K vote yeeeeeeee
Thank you Reader! ~

Lop u 💓


Next : Yaku Morisuke

HAIKYUU ! X Reader OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang