BAB 11 Romantis

214 5 0
                                    

***

Setelah dirawat kurang lebih 2 minggu lamanya di rumah sakit, Ara sudah diizinkan pulang karena keadaannya yang semakin membaik. Tapi dokter tidak memperbolehkan Ara terlalu lama berjalan untuk membantu kesembuhan kakinya yang retak.

Al sedang memasukkan pakaian Ara ke dalam koper setelah melipatnya. Ara akan pulang siang ini. Dave tidak bisa menjemput mereka karena dia ada di luar kota untuk mengecek proyek hotel yang dibangun atas kerja sama dengan perusahaan Gvando Group.

"Sayang, kamu udah siap belum?" Tanya Al pada Ara saat ia telah selesai membereskan pakaian Ara.

"Udah yangg."

"Bisa turun sendiri?"

"Enggak!"

"Terus maunya gimana?"

"Gendongg..." Rengek Ara pada Al.

Al mendekat ke arah Ara.

"Nggak mau ah! Kamu berat." Ucap Al membuat Ara berdecak sebal.

" *Yawes. Awakdhewe pedhot!"

(*Yaudah. Kita putus!)

"Baby, kamu kan tahu aku nggak bisa bahasa Jawa. Pake bahasa Indonesia aja ya?"

" *Moh!"

(*Nggak mau!)

"Moh? Apa itu 'moh'?" Tanya Al penasaran.

"Artinya nggak mauuu!!" Jawab Ara ketus.

"Oke-oke aku gendong. Tapi ada syaratnya." Ara yang mendengar Al mengajukan syarat agar ia mau menggendongnya hanya menaikkan sebelah alisnya seperti berkata 'apa syaratnya?'.

"Uang jajan aku tambahin 200 ribu." Ucap Al enteng.

"No! Nggak! Ora oleh!"

"Ora oleh maksudnya boleh, iya kan sayang??" Tanya Al dan matanya berbinar jika itu adalah iya.

"Ora oleh itu nggak boleh sayangku.." Jelas Ara sambil tangannya menepuk-nepuk pipi kanan Al.

"Yaudah, gak jadi gendong. Jalan aja sendiri." Ucap Al kesal.

"Oh, oke. Aku jalan sendiri." Ara lalu menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang dan mulai menapakkan kakinya dilantai.

'Biasa aja.' Batin Ara.

Ara sudah berdiri dengan kedua kakinya tapi tangannya masih memegang pinggiran ranjang. Ara berjalan lebih jauh. Al hanya melihatnya sambil menaikkan sebelah alisnya.

Lalu tiba-tiba keseimbangan Ara hilang karena kakinya masih belum kuat menahan beban tubuhnya sendiri. Tapi sebelum Ara jatuh ke lantai, dengan sigap Al menopang tubuh Ara dan membawanya duduk kembali di ranjang.

"Ngeyel sih,"

"Biarin." Balas Ara jutek.

"Oke, aku gak akan minta tambahan uang jajan aku. Tapi aku minta yang lain."

"Minta apa?" Tanya Ara penasaran.

Al menunjuk ke arah bibirnya. Ara mengerutkan keningnya bingung. Namun seketika dia tersadar.

Cup.

Ara mencium bibir Al sekilas. Namun Al malah cemberut.

"Cium kan? Itu tadi udah. Sekarang ayo gendong aku dan antar aku pulang. Nggak tahan lama-lama disini aku." Ucap Ara membuat Al menggerutu.

"Bentar banget!" Gerutu Al lalu menggendong tubuh Ara, sementara koper Ara sudah dibawakan oleh supir Al.

"Yang penting kan cium." Gumam Ara digendongan Al. Tapi Al bisa mendengarnya.

Story Of My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang