***
"Tadi kamu sama Al kemana aja hmm? Jam 6 baru pulang. Katanya sebentar, eh tahunya lama banget." Tanya Dave pada Ara yang sedang tiduran dengan menjadikan paha Dave sebagai bantalnya sambil mengusap rambut sang adik sayang.
Saat ini Ara dan Dave sedang bersantai di ruang keluarga mereka sambil menonton televisi setelah makan malam tadi.
"Suruh nungguin dia kerja. Malesin banget tahu kak. Aku kan paling sebel nunggu." Jawab Ara kesal karena tadi setelah makan siang, Al menyuruh Ara menunggunya bekerja dan tidak boleh keluar ruangannya bersama dengannya sampai jam pulang kantor tiba tapi Al tidak juga beranjak dari kursi kebesarannya karena katanya mengerjakan proyek yang dibahas dengan kakaknya beberapa waktu lalu.
"Kamu baru nunggu orang kerja udah kek gitu. Kalo kamu nunggu ayam melahirkan baru kesel." Ucapan Dave membuat Ara semakin kesal.
" *Kakak nganyeli tenan yo. Mesti ngono yen aku lagi anyel."
(*Kakak nyebelin banget ya. Mesti gitu kalo aku lagi kesel)
" *Yo mbok biar. Kan sing ngomong aku. Lambe, lambene sopo?"
(*Ya biarin. Kan yang ngomong aku. Mulut, mulutnya siapa?)
" *Ihh.. Karepmulah Kak. Aku ngantuk meh turu sek."
(*Ihh.. Terserah kamu deh Kak. Aku ngantuk mau tidur dulu)
" *Yawes, ndang bobok kono. Sesuk awakdhewe ono rapat ning luar kota bar maem awan."
(*Yaudah, cepat tidur sana. Besok kita ada rapat di luar kota habis makan siang)
" *Iya-iya. Yawes kak, aku tak bobok sek. Met tidur." Ucap Ara lalu bangkit dari tidurannya disofa kemudian mengecup pipi kakaknya sekilas dan berlalu menuju kamarnya.
(*Iya-iya. Yaudah kak, aku mau tidur dulu. Met tidur)
Dave hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kebiasaan sang adik yang mencium pipinya sebelum ia tidur dan berbicara dengan bahasa Jawa saat sedang marah. Padahal waktu kecil Ara selalu menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara.
***
"Dek, ayo buruan. Kita nanti telat. Ni udah jam 11. Perjalanan kita masih jauh." Teriak Dave dari luar pintu toilet karena Ara sedang ada didalam.
"Bentar kak..."
Yup. Mereka sudah berada dikantor dan akan berangkat keluar kota untuk menghadiri rapat dikantor cabang mereka di Surabaya.
Arapun keluar dengan senyuman dibibirnya dan langsung menggandeng lengan sang kakak keluar menuju lobby dan tak menghiraukan raut kesal sang kakak karena menunggunya.
Sampai di lobby, Lisa yang ada disana, dimeja resepsionis melihat Ara dengan santainya masih menggandeng lengan Dave mesra layaknya kekasih.
Ara yang tanpa sengaja melihat Lisa sedang memperhatikannya pun berjalan mendekatinya dan menyuruh Dave untuk menunggunya di tempat yang tak jauh dari Ara.
"Hai Sa," Sapa Ara.
"Oh hai juga Ra."
"Ngapain lo kok liat gue kek gitu sama Kak Dave?"
"Elo tuh punya hubungan apa sih sama Presdir? Kok gue baru liat lo deket banget sama Presdir sampe gandengan segala. Setahu gue pas liat Presdir sama lo masuk ke lobby biasa aja kaya atasan sama bawahan gitu."
"Oh itu, gue lupa bilang sama lo ya?"
"Emang apa sih?!" Tanya Lisa penasaran. Sungguh, Ia tak tahu ada hubungan apa Ara dan Dave.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Life ✔
Teen FictionKisah seorang gadis muda bernama Meyvita Octiara Radhiska yang biasa dipanggil Ara ini adalah seorang gadis mandiri yang hidup tanpa orang tua dan saudara. Gadis keturunan Jawa dan Jerman itu selalu bekerja untuk memenuhi kehidupannya. Karena orang...