***
"Vee.. Tungguin dong. Kamu itukan asisten pribadinya kakak. Kenapa kakak yang atasan kamu malah ditinggal dibelakang?" Dave mendengus sebal namun tetap mengikuti langkah pendek Ara.
Ara menjawab dengan nada ketus. "Kakak kan udah tua. Jalan aja lama. Biarin. Yang penting sampek tujuan."
Pria itu lalu berjalan lebih cepat dan mensejajarkan langkahnya dengan Ara.
Cup. Diciumnya pipi Ara cepat dan langsung berlari menghindari amukannya. Bisa-bisa wajahnya yang tampan ini jadi jelek gara-gara dipukuli Ara. Diapun berteriak kencang hingga para karyawan yang ada disana menatap mereka kaget.
Karena Dave tidak pernah bersikap seperti ini pada siapapun. Di kantor Ia adalah seorang pemimpin yang tegas, berwibawa, dingin, kejam, dan keras kepala (kata karyawannya yang bergosip dengan karyawan lain saat pria itu melewati ruang kerja salah satu divisi dan mendengarnya).
"DAVE JUNIARTA RADHISKA!!!" Teriak adik kesayangannya itu. Dave yang masih berlari menghindarinya pun masih saja dengar teriakannya yang menakutkan itu sambil tertawa penuh kemenangan.
***
"Dek, siang ini kakak ada jadwal rapat nggak?"
Saat ini Dave dan Ara sedang berada di ruangan Dave untuk mengecek jadwalnya hari ini dan mengajari Ara tentang tugas-tugas yang harus dilakukan seorang asisten.
"Emm... Sebentar aku cek dulu." Jawabnya lalu Ia membuka buku agenda miliknya.
"Ada kak. Pukul 2 siang ini di perusahaan Gvando Group." Jawab Ara dengan memelankan kalimat akhirnya. Tapi saat Dave melihatnya Ia malah mengerutkan dahinya dan membuat pria itu bingung. Ada apa memangnya dengan perusahaan Gvando Group? Dave pun tak tahu.
Sebelum Dave sempat bertanya-tanya lagi dalam hati, Ia malah mendengar pekikan keras Ara yang membuatnya terlonjak kaget.
"Apa sih dek kok teriak-teriak gitu?! Sakit nih kuping kakak." Ucap Dave sambil menghampirinya yang sedang duduk disofa dan langsung duduk didepannya.
"Ada apa hmm?"
"Gvando Group itu perusahaan papanya Aldarish Zaindar Gvando temen SMA aku yang selalu bully aku di sekolah kak. Aku nggak mau kesana."
"Kamu temen SMA-nya? Dia itu udah diangkat jadi direktur sama papanya setahun yang lalu sayang..." Jelas Davd dan membuat gadis itu membulatkan matanya.
"Berarti kakak udah kerja sama, sama perusahaannya dia dong." Ucapnya terlihat lesu.
"Iya. Bahkan sebelum ia diangkat jadi direktur."
"Mati aku!"
"Udahlah sayang, nanti kakak lindungin kalo dia berbuat yang nggak-nggak sama kamu. Ayo, sekarang kita makan siang dulu. Udah waktunya. Kakak nggak mau liat kamu sakit gegara kurang makan." Ucap Dave yang hanya dibalas dengan gumaman.
***
Saat ini Ara sudah berada di dalam ruangan meeting di perusahaan Gvando Group dan yang memiliki perusahaan ini adalah orang yang sangat dibencinya.
"Dek, fokus! Jangan ngelamun gitu." Bisik sang kakak yang membuat gadis itu keluar dari lamunan.
"Iya kak, maaf."
"Saat ini saya sedang menjalankan proyek pembuatan rumah sakit yang akan segera terselesaikan dalam jangka waktu satu setengah tahun lagi. Karena pembuatan kerangka bangunan sudah jalan 68%." Jelas Al yang menurut Ara sangat menyebalkan.
Dan saat pria itu sedang menjelaskan tentang proyeknya dan melihat semua tamu yang hadir, dia tidak sengaja melihat Ara. Dia baru sadar kalau ada Ara disana yang duduk didekat Dave.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Life ✔
Novela JuvenilKisah seorang gadis muda bernama Meyvita Octiara Radhiska yang biasa dipanggil Ara ini adalah seorang gadis mandiri yang hidup tanpa orang tua dan saudara. Gadis keturunan Jawa dan Jerman itu selalu bekerja untuk memenuhi kehidupannya. Karena orang...