BAB 15 Penjelasan Berhasil

171 6 0
                                    

Al keluar dari mobilnya dan masuk ke gedung kantor cabang Radhiska Group dimana Ara sedang berada disana.

Al masuk kedalam lift dan menekan angka 4 dimana letak lantai sahabat Ara bekerja disana. Dan ia tadi sudah diberitahu Ara melalui via sms dimana keberadaannya karena pemaksaan dari Al.

Dia sampai dan matanya memindai tempat itu kemudian matanya menangkap orang yang dia kenal sedang duduk didekat kedua sahabatnya.

"Ara.." Ara yang mendengar namanya dipanggil menoleh dan mendapati Al berdiri dibelakangnya. Ara mendengus sebal dan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Ngapain lagi?" Tanya Ara jengah.

Syifa dan Lia? Mereka yang mendengar suara Al langsung balik menghadap komputer didepannya dan sibuk sendiri seolah sedang mengerjakan pekerjaan mereka.

Pemimpin mereka? Melihat bahwa mereka kenal dengan Ara dia hanya diam dan masuk kembali keruangannya.

"Maafin aku.. Aku mau jelasin. Tapi jangan disini." Al memohon maaf pada Ara dan Ara memandang serius ucapan Al.

"Nggak! Disini atau tidak sama sekali!" Bantah Ara.

"Oke clear!" Al mengambil kursi kosong dan duduk didepan Ara sambil kedua tangannya menggenggam kedua tangan Ara.

"Pertama. Mitha bukan siapa-siapanya aku! Kedua. Mitha bukan cewek yang aku suka, sayangi apalagi cintai! Ketiga. Disaat kamu pergi kemarin ninggalin aku, aku udah jelasin semuanya ke dia! Semua tentang hubungan kita! Dan keempat,
Aku juga nggak suka sama dia karena dia udah nyakitin kamu! Jadi please tolong maafin aku.. Aku nggak mau kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya!" Ara mengernyit. Dua kali? Setelah berpikir keras lagi, dia baru ingat. Dia pernah masuk rumah sakit dan koma selama 1 bulan karena kecelakaan.

"Terus?"

"Maafin aku.. Aku nggak bakal buat kamu kecewa lagi. Tapi tolong jangan pergi dari sisiku.." Ucap Al memohon.

"Tapi ada syaratnya!" Al memandang tak suka perkataan Ara dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa syaratnya?'

"Kamu nggak boleh pergi kemanapun pake mobil. Dan itu berlaku selama seminggu! Dan juga harusnya lusa isi dompet kamu aku kembaliin. Tapi-" Ucapan Ara menggantung membuat Al frustasi dan memejamkan matanya kemudian membukanya lagi.

"Apa sayang..??"

"Aku tahan sampe syarat yang aku ajuin tadi selesai." Lanjut Ara.

Al melongo tak percaya.
"Kenapa harus mobil sih yangg?! Isi dompet aku aja nggak papa kok, asal jangan mobil aku. Ya ya" Lagi-lagi Al memohon pada Ara.

"Ti.dak. a.da. pe.no.la.kan!" Ara menjawab dengan menekan semua kata-katanya.

Al hanya mampu pasrah karena kekeras kepalaan Ara.

"Terus aku kerjanya gimana?"

"Terserah!"

'Aduhh.. Masa Presdir suruh naik bis? kalo taksi kan mahal. Kalo suruh anter supir sama aja gue pake mobil! Ntar ditambah lagi hukumannya kan bisa berabe gue! Untung sayang!' Gerutu Al dalam hati.

"Nggak jadi terserah!" Al menatap kembali pada Ara yang duduk didepannya dengan tangan yang masih saling menggenggam satu sama lain.

"Berangkat, Pulang, atau kemanapun aku jemput! Dan selama seminggu nggak ada yang namanya pergi ke luar kota apalagi keluar negri! Dan nggak ada penolakan!"


"Iya deh yangg." Jawab Al lemas.

Kedua sahabat Ara yang dari tadi mendengar semua perkataan Ara dan Al menahan tawanya agar tidak keluar karena kelakuan sahabatnya dan cowoknya yang kayak anak TK.

Ara yang menyadari ada sesuatu yang aneh dengan kedua sahabatnya menatap mereka dengan kening berkerut karena tingkah kedua sahabatnya yang sedang menahan tawanya.

"Kalo mau ketawa, ketawa aja kali. Nggak bakal ada yang larang."

Tawa merekapun pecah dan Al langsung menatap tajam kedua sahabat Ara.

Seketika tawa mereka pun berhenti karena mendapat tatapan tajam dari Al.

"Aldarish Zaindar Gvando.." Panggil Ara dengan sedikit mendesis.

Al yang mendengar Ara memanggil namanya menoleh ke arah Ara dan menatap Ara dengan tatapan bertanya.

"Jangan pernah berbuat sesuatu hal yang ngebuat kedua sahabat aku jadi takut sama kamu! Mereka lebih berharga daripada pacar yang pura-pura sayang!"

Al melongo (Lagi)

"Hey... Cewek.. Aku tuh beneran sayang ya! Bukan pura-pura sayang!" Tandas Al karena perkataan terakhir Ara sedikit menyinggungnya.

"Terserah kamu ajalah."

***

📝627 Words

Story Of My Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang