Inilah Aku

11.5K 364 4
                                    

Part 1 sudut pandangnya dari Aisyah, jadi pakai sudut pandang orang pertama (Aku). Selamat membaca😊

***

Assalamua'laikum Ukhti...

Namaku Aisyah Syifa Nurhayanti biasanya dipanggil Icha. Aku merupakan anak tunggal di keluargaku. Aku berasal dari keluarga yang sudah tidak utuh.

Aku bersekolah di salah satu SMA di Bandung. Aku sudah kelas 12, dan rencananya aku ingin melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran, setelah kepulanganku dari Kairo.

Aku ingin memperdalam ilmu mengenai agamaku disana. Aku ingin menjadi muslimah yang memiliki akhlak dan hati yang baik.

Aku ingin menjadi sosok seperti Fatimah Az Zahra. Beliau adalah sosok wanita yang ikhlas dan memiliki hati yang tulus.

Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian, "Ya Allah, aku bersumpah dengan ilmu ghaib yang Engkau miliki dan kemampuan penciptaan-Mu. Berilah aku keikhlasan. Aku ingin tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala aku senang maupun susah. Saat kemiskinan mengusikku ataupun kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk."

Kecintaan Fatimah AS kepada Tuhan disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, "Keimanan kepada Allah telah merasuk ke kalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya."

Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji. Asma', salah seorang wanita yang dekat dengan Sayyidah Fatimah AS mengatakan, "Aku tidak pernah melihat seorangpun wanita yang lebih santun dari Fatimah. Fatimah belajar kesantunan dari Dzat yang Mahabenar. Hanya orang yang terdidik dengan tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki perilaku dan kesantunan yang suci. Ketika Allah swt melalui firman-Nya memerintahkan umat untuk tidak memanggil Rasul dengan namanya, Fatimah lantas memanggil ayahnya dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya Nabi bersabda, "Fatimah, ayat suci ini tidak mencakup dirimu." Dalam kehidupan rumah tangganya, putri Nabi ini selalu menjaga etika dan akhlak. Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling menjaga kesantunan ini layak menjadi teladan bagi semua.

Subhannallah.Betapa besar kecintaan Fatimah Az Zahra kepada Allah SWT. Keikhlasannya dalam menjalani hidup, ketulusan hatinya, sungguh perbuatan yang sangat mulia.

Ya Allah...
Ampunilah aku.
Ampunilah segala kesalahanku.
Baik kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang tidak ku sengaja.
Ampunilah segala dosa-dosaku.
Baik dosa kecil maupun dosa besar.
Maafkanlah aku.
Jikalau aku sering ingkar kepadamu.
Jikalau aku sering lalai menjalankan perintahmu.
Jikalau aku sering menjalankan semua ini tanpa disertai keikhlasan.

***

Disekolah, aku mempunyai seorang sahabat yang sangat baik kepadaku. Namanya adalah Kasih Permatasari. Subhannallah, nama yang begitu indah.

Aku senang memiliki sahabat sepertinya, dia memiliki pemikiran yang sama denganku. Agamanya juga kuat. Sungguh wanita luar biasa.

Dia juga akan belajar mengenai ilmu agama di Kairo bersamaku selama satu tahun.

Setelah dari Kairo, dia akan melanjutkan kuliahnya di fakultas kedokteran juga. Namun, jika aku mengambil fakultas kedokteran untuk menjadi dokter umum, sedangkan dia akan mengambil fakultas kedokteran untuk menjadi dokter anak.

Kita sudah berteman sejak kecil. Perasahabatan yang begitu indah.

***

Dirumah, aku tinggal bersama Ayahku. Ya, hanya dengan seorang Ayah. Seorang Ayah yang selalu menyayangiku dengan sepenuh hati.

Bundaku sudah lama meninggal dunia. Sejak aku masih kecil.

***

Kenalannya sampai sini saja dulu ya Ukhti😊 Wassalamua'laikum Ukhti

AKU KAU DAN DOAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang