Kedatangan Orang Yang Tak Diinginkan

2.5K 111 2
                                    

Sudah setahun usia pernikahan mereka. Namun, tak kunjung juga dikarunia sosok buah hati. Aisyah yang mulai panik akan keadaannya. Ia mengkhawatirkan jika ia tidak dapat mempunyai keturunan.

Ketika sore hari sepulang Bima kerja, Aisyah memulai pembicaraan dengan Bima.

"Mas, kalau aku gak bisa ngasih keturunan sama kamu? Akankah kamu pergi meninggalkan aku?" Tanya Aisyah pada Bima dengan wajah yang nampak sedih.

Bima yang bingung akan apa maksud yang dikatakan oleh Aisyah, ia berusaha untuk menanyakannya.

"Apa maksud kamu dek?"

"Jadi gini, kalau aku tak kunjung memberimu keturunan, kamu boleh menikahi wanita lain asalkan kamu tidak meninggalkan aku mas."

"Haruskah aku mencari wanita lain? Kalau aku tidak mau gimana?"

"Tapi, mas..."

Tiba-tiba Bima memutus perkataan Aisyah.

"Sudahlah Cha, aku tidak akan meninggalkanmu, dan aku juga tidak akan mencari wanita lain untuk menggantikan posisimu. Jika Allah untuk sekarang ini masih belum memberikan kita buah hati, mungkin suatu saat nanti Allah akan memberikannya pada kita ketika waktunya sudah tepat. Untuk sekarang, kamu jangan berpikir aneh-aneh ya."

"Iya, mas."

***

Beberapa hari setelahnya, Aisyah berencana untuk ke bandara. Ia ingin sekali memberikan makan siang pada sang suami. Namun, setibanya disana ia melihat suaminya berdua dengan seorang pramugari. Mereka tampaknya sedang membicarakan sesuatu. Dan mereka kelihatan sangat akrab.

Aisyah tidak langsung menuju pada sang suami. Ia hanya dapat melihat suaminya dari jauh. Memang, Aisyah tidak mengatakan pada Bima jika ia akan ke bandara hari ini. Bima terlihat berjalan menuju tempat makan bersama sang pramugari tersebut. Ya, ternyata mereka berdua melakukan makan siang bersama.

"Hanya berdua? Apa yang mereka lakukan? Beginikah kelakuan mas Bima ketika ia tak berada disampingku?" Pertanyaan itu seolah-olah muncul terus dalam pikirannya.

Tangis Aisyah pecah, ketika ia harus meliat sang suami makan berdua-duaan dengan perempuan lain. Karena Aisyah tidak kuat melihatnya, ia langsung lari menuju mobilnya. Dengan cepat, Aisyah langsung memutar balik mobilnya dan kembali menuju rumah sakit.

Betapa sakit hatinya. Ia merelakan untuk tidak makan siang di rumah sakit, karena ia ingin makan bersama suaminya. Namun, setibanya disana, ia malah melihat sang suami makan bersama orang lain.

Sesampainya di parkiran rumah sakit, telfon nya berdiring. Ternyata, ada telfon dari Umi Bima. Ia tak mau jika Umi Bima mengetahui jika ia sedang menangis karena kelakuan anaknya yang membuat hatinya sakit. Dengan cepat, ia menghapus air matanya dan mengangkat telfon dari Umi.

"Halo, assalamua'laikum Umi." Dengan suara yang tampak lemah.

"Wa'alaikumsalam, Cha. Lho, suara kamu kok seperti orang habis nangis Cha? Kamu kenapa?"

"Gak apa-apa kok Umi. Icha cuma agak capek, karena lagi banyak pasien ini Mi."

"Pasien terus yang diperhatikan. Kesehatan tubuh kamu juga harus diperhatikan juga ya, Cha. Jangan sampek kamu kecapekan bahkan sampek jatuh sakit."

"Iya, Umi."

"Jangan lupa juga, atur pola makan sebaik mungkin. Jangan sampek telat makannya, dan istirahat yang cukup."

AKU KAU DAN DOAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang