Setelah Kepergiannya

2.8K 145 4
                                    

Sepeninggal Ayahnya, Aisyah tinggal di rumahnya bersama sang Nenek. Sang Nenek memutuskan untuk tinggal bersamanya, dikarenakan sang Nenek sangat mengkhawatirkan keadaan Aisyah yang memang beberapa hari ini setelah kepergian Ayahnya kondisinya kurang baik.

Badan Aisyah drop, sampai-sampai beberapa hari terakhir ini dia tidak masuk bangku kuliah. Aisyah disarankan oleh dokter untuk rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, namun dia menolaknya.

Sang Nenek yang begitu sayang padanya, setiap hari dengan tekun dan telatennya merawat Aisyah yang sedang berbaring lemah di kasur tempat tidurnya.

Aisyah mengalami keadaan seperti ini, dikarenakan dia masih tidak percaya jika Allah akan mengambil Ayahnya secepat ini. Namun, sang Nenek selalu berusaha untuk menenangkan fikiran Aisyah dan mengatakan jika ini merupakan takdir yang memang sudah digariskan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

"Allah lebih sayang dengan Ayah kamu, Cha. Dengan Allah mengambil Ayahmu, kamu tidak akan melihatnya merintih kesakitan lagi. Kasian Ayah kamu, jika harus merasakan sakit setiap harinya." Ujar sang Nenek, berusaha untuk menenangkan Aisyah.

Kini, Aisyah mulai dapat menerima kepergian Ayahnya. Dia berusaha untuk menenangkan fikirannya. Aisyah berusaha tegar dan menerima keadaan. Dia harus tabah dan kuat untuk menjalani hidup walaupun tanpa ada keberadaan kedua orang tuanya. Dia berfikir jika dia hidup di dunia ini tidak hanya sendiri. Dia masih memiliki sang Nenek yang selalu memberikan nasehat-nasehat dan selalu ada untuknya. Dia juga memiliki sahabat yang selalu mau mendengarkan keluh kesahnya. Hidup ini belum berakhir, semuanya akan baik-baik saja jika kita mampu menjalankan hidup ini dengan ikhlas dan selalu berpegang teguh kepada apa yang diperintahkan oleh Allah kepada kita.

Pada sepertiga malam, Aisyah akan selalu bangun dari tidurnya. Dia akan mengambil wudhu dan mengadu kepada Allah mengenai segala apa yang dirasakannya. Dia juga selalu mendoakan kedua orang tuanya yang telah Allah panggil terlebih dahulu.

Aisyah akan membuktikan bahwa dia juga akan dapat menjadi sosok wanita yang tegar. Aisyah juga ingin memenuhi apa yang diinginkan Ayahnya sebelum Ayahnya meninggal dunia.

Pernah suatu ketika, sang Ayah mencoba membuka pembicaraan dengan Aisyah.

"Cha, kamu kan sekarang sudah kuliah. Kamu yang rajin ya, kuliahnya. Kamu juga harus cepat-cepat menyelesaikan kuliah kamu. Supaya Ayah dapat segera melihat mu diwisuda." Ucap sang Ayah beberapa hari sebelum meninggal.

"InsyaAllah yah. Icha akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan kuliah Icha. Icha berharap Icha dapat lulus kuliah umur sekitar 21 tahun. Jadi, Icha kuliahnya sebentar aja. 3 tahun sih, tapi gak apa-apa kan yah?"

"Iya, kamu usaha dulu ya. Nanti setelah kamu lulus kuliah, Ayah ingin kamu segera menikah."

"Ayah ini. Kok tiba-tiba menikah? Icha kepengennya sehabis kuliah, Icha mau kerja di rumah sakit tempat Ayah kerja. Biar aku sama Ayah sering ketemu gitu, berangkatnya juga bisa bareng Ayah."

"Iya, amin. Tapi Ayah kepengen punya cucu dari kamu, Cha."

"Iya, yah. Tapi tunggu nanti ya, yah. Icha kepengen menikah itu sekitar umur 25 tahunan lah. Kan sudah matang gitu."

"Kamu gak kepengen menyempurnakan separuh agama mu? Dengan menikah kamu dapat menyempurnakan separuh agama mu, Cha."

"Ya, kalau itu mah Icha mau yah."

"Kalau kamu ingin menikahnya umur 25 tahun, iya kalau Ayah masih ada."

"Maksud Ayah apa sih? Icha gak paham dengan apa yang Ayah katakan."

"Sudahlah, Cha. Yang penting kamu harus belajar dengan rajin dan buktikan sama Ayah jika kamu bisa mendapatkan nilai yang sangat memuaskan ketika nanti kamu lulus kuliah."

"Amin, doakan saja ya Yah."

"Kalau itu mah setiap hari, Cha."

"Iya, Yah."

"Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para malaikat."

Mengingat percakapan itu, air mata Aisyah tiba-tiba jatuh. Dia masih belum dapat memenuhi apa keinginan sang Ayah. Dia akan berusaha memenuhi apa yang Ayahnya inginkan.

"Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian sudah mampu secara materi dan jasmani maka menikahlah karena hal itu bisa menjaga mata dan kemaluan, maka barang siapa tidak mampu hendaknya ia berpuasa karena puasa terdapat obat." (H.R. Muttafaqun Alaih)

***


Beberapa tahun kemudian.

Kini, umur Aisyah telah menginjak 21 tahun. Dan dia telah berhasil menyelesaikan kuliahnya di jurusan kedokteran.

Hari ini adalah hari dimana Aisyah nanti-nanti. Ya, hari ini Aisyah akan di wisuda. Walaupun kini tak ada orang tua disampingnya yang dapat mendampinginya, namun masih ada sang Nenek yang selalu setia ada untuknya.

Aisyah berangkat dengan sang Nenek. Ketika sampai di kampus, Aisyah dan sang Nenek langsung memasuki gedung serbaguna yang ada di kampus Aisyah.

Beberapa dosen dari fakultas kedokteran memberikan sambutannya. Setelah usai memberikan sambutan, ini saatnya pengumuman siapa mahasiswa yang mendapatkan predikat cum laude.

Ya, predikat ini sangat diidam-idamkan oleh banyak orang ketika mereka mengakhiri sekolahnya di bangku perkuliahan.

"Selamat kepada Aisyah Syifa Nurhayanti, sebagai mahasiswa yang mendapat nilai tertinggi." Ucap salah satu dosen tersebut.

"Alhamdulillah, Ya Allah." Ucap syukur Aisyah kepada Sang Pencipta dan pemberi kehidupan di jagat raya ini, sembari memeluk neneknya yang duduk tepat disampingnya.

Seketika Aisyah langsung maju kedepan untuk menerima penghargaan ini.

Sepulangnya dari kampus, Aisyah langsung pulang ke rumahnya. Beberapa jam setelah kepulangannya dari kampus, ia tiba-tiba kembali terkenang oleh Almarhum Ayahnya.

Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk pergi ke tempat pemakaman yang memang jaraknya tidak jauh dari tempat tinggalnya itu.

Sesampainya di tempat pemakaman.

"Assalamua'laikum Ayah. Icha kangen banget sama Ayah. Alhamdulillah Yah, Icha sudah memenuhi satu diantara beberapa keinginan Ayah. Icha bisa mendapatkan predikat cum laude ini karena Ayah juga. Icha bangga banget punya Ayah seperti Ayah ini." Ucap Aisyah pada makam Almarhum Ayahnya itu, ia mengungkapkan segala kesenangan yang baru ia dapat.

Tak lama kemudian, Aisyah beralih tempat ke makam Almarhumah Ibundanya. Yang memang berada pada satu tempat pemakaman umum, dengan Almarhum Ayahnya. Disana ia juga menceritakan berkah apa saja yang telah Allah berikan kepada dirinya.

Hari telah sore, kemudian Aisyah memutuskan untuk meninggalkan pemakaman kedua orang tuanya.

***

Di sepertiga malamnya, Aisyah selalu bangun untuk menjalankan sholat Tahajud.

Ya Allah terimakasih atas segala berkah yang telah Engkau berikan kepadaku
Berkah yang sangat tidak ternilai harganya
Alhamdulillah, aku telah memenuhi satu diantara beberapa keinginan Almarhum Ayah
Aku telah menyelesaikan pendidikanku
Kini, tinggal satu keinginan Ayah yang masih belum dapat aku penuhi
Yaitu keinginan Ayah, agar aku segera menikah
Ya Allah
Jika sudah waktunya aku menikah, berikanlah hamba jodoh yang memang Engkau ridhai
Dan persatukanlah kami dalam suatu ikatan suci pernikahan yang dapat menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah
Amin

***

AKU KAU DAN DOAKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang