{34}

2.7K 110 24
                                    

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, maka hargailah sebelum kita benar-benar berpisah.
----------------------------------------------

"Cepet lo mau ketauan tuh penjahat?" Tanya Aleanzah.

Bruk.. valery terpeleset.

"Woiii siapaaa disaanaa.." teriak penjahat itu.

Dengan cepat Aleanzah menuruni anak tangga dan memangku Valery.

"Val.. lo gak papa.. ayoo bangunn vall.." ucap Aleanzah, sembari menepuk-nepuk pipi Valery.

"Lo lari aja.. kaki gue gak kuat sakit. Lo pergi, biarin penjahat itu nangkap gue, lo cari bantuan terus lo balik lg kesini." Ucap Valery dalam pangkuan Aleanzah. Aleanzah pun meninggalkan Valery. "Le.. gue cuman mau bilang, gue say.." ucap Valery pingsan saat belum menyelesaikan ucapannya.

"Love you Val.." ucap Aleanzah.. menuju ruang atas untuk bersembunyi, tidak jauh dari lokasi Valery saat ini, karna ia tetap ingin memastikan bahwa Valery di bawa kemana oleh penjahat itu.

"Woii ini anak cewe, anaknya si bos kan? Kenapa dia disini? Terus anak bocah satu lagi kemana?" Tanya salah satu penjahat yang menemukan Valery sedang pingsan.

"Mana gue tau, kan dari tadi gue sama lo." Jawab penjahat yg satu lagi.

"Yaudah sebelum ni bocah bangun, kita harus bawa dia kekamar, kita sekap terus kita bilang sama si bos, kalau kita udah dapetin ni anak." Ucap Penjahat itu.

"Gue harus ngikutin kemana penjahat itu pergi, gue takut Valery kenapa-napa." Ucap Aleanzah dan hendak keluar kamar, namun tiba-tiba 2 orang preman yg lain hendak turun kebawah, tapi untung Aleanzah segera menyadari bahwa ada orag jadi ia segera masuk ke dalam ruangan itu lagi.

Dengan keadaan tangan bersimba darah, tubuh Valery diikatkan ke kursi, guna ia tidak bisa kabur setelah sadar nanti.

Ternyata rumah kosong ini milik papah Valery, namun karna papah Valery jarang sekali ke Bandung, jadi rumah ini tidak terwat, seperti tidak ada pemiliknya.

Bahkan Valery yang anaknya saja tidak tahu.

"Hallo bos.. kita udah dapetin ni bocah.."

"Bocah.. bocah.. dia tuh anak saya, yang sopan kamu, panggil dia inces."

"Iya iya boss.. galak amat., iya nih bos kita udah dapetin ni inces.., tapi ada kendala sedikit bos."

"Apaan?"

"Tangannya ni inces teh terluka, gimanain bos?"

"Besok saya mau kesana, saya mau jemput dia."

"Siap bos."

"Kalau dia minta makan kasih aja."

"Uangnya mana?"

"Pake uangnya situ dulu."

"Siap.."

...

"Duhh tangan gue sakit. Masih malem.., lagian kayanya si Ale.. tidur dulu aja deh.." ucap Valery kembali tidur.

"Apa yang harus gue lakuin ya?.." tanya Aleanzah pada dirinya sendiri.

Dia Bukan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang