Part 16

98 11 2
                                    

Tiga hari sudah Feeya pergi dan tiga hari pula seseorang tak lelah mencarinya.

Hari ketiga setelah percakapan terpanjangnya dengan Feeya, Abi kembali lagi setelah kemarin - kemarin tak mendapati Feeya di cafenya. Audrey, sahabat baik Feeya menghampirinya dan menanyakan menu yang ingin di pesan.

"Apa Feeya sakit ?"tanya Abi langsung.

"Eh ? Maaf ?" Audrey takut salah dengar dengan pertanyaan Abi.

"Em Shafeeya, sudah tiga hari ini dia nggak keliatan. Apa dia sakit ?"

"Oh enggak Mas, Feeya sedang pergi. Ada perlu penting kah Mas ?"

"Enggak penting sih, perjalanan bisnis ?"

"Bukan Mas"

"Sampai kapan ya ?"

"Wah kurang tau Mas, tapi kalo Masnya emang ada perlu mendesak bisa langsung menghubungi kakaknya Mas. Mbak Syena"

"Oke kalo gitu aku permisi ya".

Audrey mengangguk membiarkan pelanggannya pergi. Ia melanjutkan pekerjaanya.

***

Abinaya hari ini mendapat jadwal praktek shift pagi sama dengan Syena. Pagi tadi ia sengaja mampir ke cafe Feeya bermaksud ingin meminta maaf atas sikapnya yang lalu namun masih tidak kunjung bertemu malah mendapat info yang membuatnya tak enak hati.
Sampai di Rumah Sakit ia segera menghampiri ruangan Residence namun tak mendapati Syena disana, menuruti feeling nya Abi menyambangi ruangan Genta. Ia lupa mengetuk pintu dan kini menyesal melihat dua sejoli yang sedang makan dengan kemesraan kental diantara keduanya.

"Kebiasaan banget sih Bi, ketuk doang juga"sungut Genta melihat kedatangam Abi.

"Iya maaf maaf lupa. Lagian ngapain kalian duaan disini ?"

"Lagi sarapan ini, nggak liat ?"tanya Genta masih kesal sarapan manisnya di ganggu.

"Ada apa ?"tanya Syena tak ingin berlama - lama melihat Abi. Jujur saja, ia masih kesal perihal tuduhan Abi kepada Adiknya.

"Kalian udah baikan ? Jadi, kamu ngelepas Genta nih Syen ?"tanya Abi bingung melihat keduanya terlihat begitu akrab cenderung mesra.

"Emang kita nggak marahan. Ngelepas apaan lagi ? Ngomongin apa sih lo Bi ?"tanya Genta bingung.

"Bukannya lo sama Feeya ?"

"Kamu salah paham Abi. Dan Mas Genta ini calon suami aku. Kamu tuh kalo mau nguping jangan setengah - setengah. Aku bilang juga apa. Feeya, nggak mungkin ngelakuin hal kaya gitu. Kamu tuh jahat banget tau nggak Bi sama dia. Heran aku, ada masalah apa sih sebenernya kamu sama dia ?"

"Salah paham apaan ?"tanya Abi yang gantian bingung.

"Feeya udah cerita, Mas Genta juga. Jadi waktu kamu bilang mergokin Mas Genta ngelamar Feeya itu sebenernya dia lagi latihan buat ngelamar aku"

"Lo denger Bi ?"tanya Genta kaget.

"Serius ? Astaga. Mana tau Syen. Abisan beneran kaya si kunyuk ini lagi ngelamar sih. Adek lo juga jawabnya kaya yang serius. Cenderung kedengeran genit"ucap abi mengabaikan pertanyaan Genta.

"Lo nuduh Feeya apa Bi ?"tanya Genta geram dan terlihat emosi.

"Ya sorry, abis dari cerita Syena gue jadi mikir kalo dia tuh cewe yang yaah you know lah. Cewe ditinggal pacarnya sampe depresi parahkan pasti udah pernah di-"

Genta dengan tenaga full meninju wajah mulus Abinaya. Ia geram, adiknya di tuduh yang tidak - tidak. Jelas untuk Genta, Feeya adalah adik yang sangat baik. Karena selama ini Genta sendirilah yang menemani perjalan hidup gadis itu.

RetisalyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang