Part 18

90 9 2
                                    

Setelah beristirahat sebentar Feeya menatap Nadine yang baru saja membuka matanya.

"Nad, are you oke ?"

"Haha aku gapapa ka Feeya"

"Beneran ?"

"Iya ka, kakak mau kemana ?"

"Mau ke pantai hehe"

"Dasar mermaid, nggak tahan banget jauh jauh dari air". Feeya sedikit terkejut mendengar ucapan Nadine namun ia segera mengatur mimik wajahnya lagi.

"Key of life tuh haha. Mau ikut nggak ?"

"Nanti gampang nyusul deh Ka masih pengen tiduran"

"Okedeh, duluan Nad"

"Hati - hati Ka"pesan Nadine dengan suara lirih.


Sejak dulu, ia sangat menyukai suara ombak. Dulu Abel juga juga mengatainya mermaid persis seperti yang di katakan Nadine tadi. Dan jawaban yang di berikannya pun sama seperti dulu saat Abel mengatakannya.

Flashback

Feeya sangat ingat, saat ia berlari ke rumah Abel karena mendengar pertengkaran orangtuanya dan sesampainya di rumah Abel. Gadis itu tidak bertanya sedikitpun ia hanya memeluknya dan meminta sopirnya mengantarkan nya ke pantai. Sampai di pantaipun Abel tidak bertanya. Membiarkannya hanya diam menatap hamparan laut di depannya.

"Bel .."panggilnya saat itu.

"Apa ?"

"Kenapa kamu nggak nanya aku kenapa ?"

"Kamu nggak butuh pertanyaan saat ini Ya, yang aku tahu tangisan kamu itu tangisan karena luka makanya aku bawa kesini"

"Kenapa pantai ?"

"Sebenernya aku sih maunya ngajak kamu ke hutan, ke bukit atau naik gunung. Tapi nggak mungkin, jadi yang terdekat ya pantai. Karena, alam selalu bisa menjadi obat untuk setiap luka. Lagian mermaid kan bakal seneng lihat banyak air". Feeya tersenyum lembut pada sahabat terbaiknya.

Flashback End.

Feeya merindukan Abelnya, saudaranya, sahabatnya.

"Always miss you so badly Bel, hope you come to me"

"Kangen siapa ?"tanya suara dari samping kirinya. Reflek Feeya menoleh dan mendapati wajah Nata disana.

"Nata ih bikin kaget aja"

"Haha sorry sorry, lagian ngomong sendiri bikin serem aja"

"Haha Nata apaan sih, duduk sini Nat". Feeya menggeser duduknya memberi ruang pada Nata untuk duduk di sampingnya.

"Kangen pacar ya ?"

"Enggak Nat, nggak istirahat Nat ?"

"Enggak Fee, nggak berasa cape - cape banget juga".

Hening. Baik Feeya maupun Nata sibuk menatap laut dengan pikiran masing - masing.

"Alam selalu punya cara buat mengobati luka"ucap Nata tiba - tiba.

Feeya menatap Nata tak percaya. Bagaimana tidak, sehari ini dua kakak beradik ini sudah mengatakan kalimat - kalimat yang sering Abel katakan padanya seakan mereka dengan kompaknya ingin membuatnya mengingat Abel dengan rindu yang semakin menggebu.

RetisalyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang