Chapter # 5

21.9K 1.9K 87
                                    

Hari kedua

Segara Pov

"Aw!!" pekikku entah yang keberapa kali sejak aku mulai memasak membuat steak.

"Pagi Bang..." sapa Bian seraya berjalan kearahku.

"Huummm sepertinya enak sekali... kesukaanku dan Ayyang..." ucapnya yang kemudian berlalu menuju lemari pendingin.

"Aahhhhh... segarnya..." ucap Bian lagi setelah meneguk dua gelas air mineral dingin.

"Bang Damon mana?" aku menunduk mengecilkan api dan melihat lagi steak yang sedang aku panggang.

"Mandi sepertinya..." ucapku asal.

"Yayang gue lom kelihatan ya?" tanya Bian yang membuatku menoleh kearahnya.

"Yayang?" tanyaku seraya mengerutkan keningku.

"Asisten gue Bang... si Ayyang..." Bian menjelaskan.

"Memangnya Abang emaknya dia yang tahu dimana dia?!" sahutku kesal. Entah kenapa aku jadi kesal begitu mendengar namanya disebut.

Mengingat namanya aku jadi teringat kejadian semalam. Apa benar El dan asisten aneh itu pacaran? Setahuku El tidak punya pacar, begitu gosip yang beredar di keluarga Smith.

"Play boy ketemu pengacau! Pasangan aneh!" protesku saat itu.

"Wait... jangan bilang elo cemburu Segara..."

"Argghhh!! Siapa juga yang cemburu?!" gumamku kesal.

"Bang..." panggil Bian yang kini menatapku dengan pandangan aneh.

"Aneh dehhh..." gumam Bian seraya berlalu.

"Mandi sana!!!" teriakku keras.

"Ntarrr... mandi bareng Yayang aja..." balas Bian berteriak.

"Bang!" Bian berbalik menatap kearahku.

"Sisain buat aku dan Yayang ya... aku mau bobo lagi... ntar malam padat jadwal Bian..." sahut Bian seraya bersiul riang.

"Yayanggggg... Baby Bian datangggg..." teriak Bian lagi. Aku mengernyitkan dahiku dan segera mengejar Bian yang ternyata sudah dilantai atas dan sudah masuk ke kamar Ayyang.

"Bian! Apa kamu tahu kal-" aku terdiam saat melihat Bian yang menoleh dengan bingung.

Aku melirik mencari dimana asistennya itu berada. Tempat tidurnya kosong hanya menyisakan guling yang terjatuh dan bed cover yang menjuntai kebawah.

Aku memiringkan kepalaku mengamati sesuatu yang bergerak dilantai. Kaki?

Bianpun ikutan menoleh kearah apa yang aku lihat. Dia meringis dan mendekati kaki tersebut.

"Dia selalu terjatuh kalau tidur ditempat tidur tinggi..." sahut Bian seraya meringis. Dia berbaring ditempat tidur dan melempar guling.

"Arghh... Biannn... ganggu dehhh... gue baru tidur tahuuu...!!!" suara serak itu memprotes dan melempar guling ke atas tempat tidur.

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang