Aku memijit kepalaku yang semakin nyeri. Nyeri karena pesta dadakan yang diadakan di bawah. Buat apa sih Keendranata mengadakan pesta begini?! Apa mas Bas dan lainnya tidak tahu kalau hubunganku dengan Keendranata sangat buruk, yah meskipun itu skandal dua tahun lalu. Apa karena aku gadis biasa jadi dilupakan begitu saja?
Kriukkkk...
Aku memegang perutku yang lapar dan tenggorokanku yang kering. Sejak pulang beberapa jam yang lalu aku langsung naik tanpa turun lagi.
Takut?
Ya, aku takut. Apalagi yang tahu hanya Segara tapi sampai larut begini dia belum datang.
Bodoh! Kenapa aku tidak mengingat wajah Segara ya? Bukankah dia pengacara Keendranata waktu itu? Hhh, efek pikun dan cuek membuatku melupakan hal-hal yang tidak penting.
Kriukkkk...
Kembali perutku yang keroncongan berbunyi dan aku hanya mampu meringis.
"Tidur aja kali ya?" gumamku yang segera mematikan lampu kamar dan bersiap tidur, tapi perasaan gelisah dan takut kembali menyerangku.
Bagaimana kalau Keendranata tiba-tiba masuk?
Aku segera duduk begitu layar handphoneku menyala terang, menandakan ada pesan masuk.
Aku mengerutkan keningku saat sebuah nomor asing muncul dengan pesan terakhir emo smile.
Ku geserkan layar handphoneku tanpa membuka password-nya dan kubaca pesan pertamanya.
KeeNayyang
Kamu turun atau aku naik?KeeNayyang
😊Spontan mataku membelalak kaget dan melempar handphone-ku menjauh.
Perasaan gugup dan takut tiba-tiba menyergapku dalam kegelapan ini.
Aku segera menyalakan lampu dan kembali meraih handphone-ku, membuka panggilan terakhir dan segera menyentuh dan menghubunginya.
Kutempelkan handphoneku sambil menatap pintu kamarku dengan was-was.
"Dimana?! Kenapa belum pulang?!" berondongku dengan nada panik.
"..."
"Eh, Damon... umm... Se-Segara... kenapa handphone Segara kamu yang angkat?" jantungku berdebar kencang saat yang kudengar adalah suara Damon yang tenang.
Kenapa dia disana saat sudah larut malam begini? Apa mereka berdua... aku menggelengkan kepalaku, berusaha mengenyahkan pikiranku yang tidak-tidak.
Aku mengerutkan keningku saat kudengar suara berat Segara di belakang Damon dan segera saja aku menutupnya.
Fix!
Segara adalah Segara, dia tetap sama dan tidak akan berubah. Dia masih pria gay yang sama saat pertama kali aku menyiramnya. Arghh!! Bodohnya aku percaya padanya dia sudah berubah!
"Ayy..." aku terlonjak kaget saat kudengar suara El diluar pintu.
"El?" gumamku saat pintu terbuka dan pertama kali yang terlihat dimataku adalah kotak ice cream cokelat milikku.
"Lo!"
"Enak lo Ayy... nggak mau??" glek. Antar kesal, mau dan takut membuatku menatap jengah pada El.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)
Humor"Dasar Om-om mesum! Sukanya mainin hati cewek! Baru juga putus elo udah punya nenek grandong disini,Huh!!!" Byurrrr! "Rasain lo!" "Dasar cewek gila psikopat!" "Pak Segara...? Loh... Ayya? Ngapain kamu disini?"