"OMG!! Panas banget!!" protes Bian saat bersandar di kursi di sampingku.
"Nih..." aku menyerahkan sebotol air mineral yang sudah dibuka, siap minum. Sebagai asistennya aku harus siap sedia dengan keperluannya.
"Kenapa nggak sekarang?" aku menoleh pada Bian dan menghentikan membalik majalah.
"Apa?" tanyaku sambil menatap ke arah tempat pemotretan yang memang panas. Bagaimana tidak panas kalau saat ini Bian sedang pemotretan untuk cover majalah yang sedang genjar mengiklankan bahwa bumi kita semakin panas dan perlu banyak pohon.
Aku mengambil gelas teh gopek ku dan menatap Bian. Dia melepas kaosnya yang sedikit basah.
"Ayy!Baju gue dong..." aku mengangguk dan berjalan ke samping.
"Nih!!" ucapku sambil berdiri di hadapan Bian.
Aku menatap Bian yang telanjang dada, dia itu tampan, sexy, idola gadis-gadis tapi...
Ku tekankan tanganku di dadaku, merasakan debar jantungku.
"Biasa aja..." gumamku sambil memiringkan kepalaku dan kembali mengingat bagaimana reaksi jantungku saat melihat Segara.
"Apanya?" tanya Bian saat kepalanya muncul dari kaosnya.
"Apanya yang biasa aja?" ulang Bian sambil kembali duduk.
"Hah?! Umm... nggak! Nggak papa!" aku meringis dan segera berbalik sambil berpura-pura merapikan kotak-kotak make up Bian.
"Apanya yang nggak papa?" Bian mengerutkan dahinya sambil menyipitkan matanya.
"Mencurigakan!" desisnya sambil mengelus dagunya seolah dia punya jenggot panjang.
"Kalian berdua lagi ribut ya?? Masak ribut?" aku berbalik dan melotot pada Bian.
"Aku nggak sedang ribut sama Segara!" bantahku cepat.
"Ummm... aku nggak bilang Bang Segara..." Bian meringis.
"Wahhh, jadi alasannya pertunangan diundur karena kalian ribut? Ckckckck... padahal kan baru juga kemarin lusa pulang honeymoon Ayy..." Bian terkikik.
"Apa lo cemburu karena Bang Segara masih di Bali karena ada urusan sama kak Tata?" aku mendengus kesal.
Kenapa semua selalu mengaitkan kekesalanku dengan Tata sih?!
Tapi, apa benar Segara patah hati karena wanita itu? Bian tahu nggak ya? Atau aku tanya Sonya? Eh, tapi nanti dikira aku ada apa-apa sama Segara lagi. Tapi aku penasaran sekali.
"Ayy-"
"Gue ga cemburu!!!" bantahku cepat.
"Hmmm... yakin?" tanya Bian masih dengan mengelus dagunya.
"Kak Tata itu cantik lo Ayy..." Bian kembali duduk dan kembali meneguk air mineralnya.
"Gue juga tahu, begog! Nggak usah lo bilang gue juga tahu!" batinku kesal mendengar ucapan Bian.
Aku berbalik dan kembali berkutat pada segala sesuatu di meja rias ini, tapi satu persen dari diriku masih fokus dan penasaran dengan wanita bernama Tata. Dia wanita dengan berbagai pekerjaan. Dia juga terkenal sebagai model, designer, fotografer dan juga pengusaha. Karier yang bagus dan melejit, tak heran jika banyak pria akan selalu mengekor di belakangnya, termasuk Segaraku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)
Humor"Dasar Om-om mesum! Sukanya mainin hati cewek! Baru juga putus elo udah punya nenek grandong disini,Huh!!!" Byurrrr! "Rasain lo!" "Dasar cewek gila psikopat!" "Pak Segara...? Loh... Ayya? Ngapain kamu disini?"