"Astaga... serius pemotretan ini paling bikin gue capek!!" protes Bian entah yang keberapa kali tapi bagiku sepertinya dia berbicara sambil berbisik. Beberapa kali hanya pertanyaan wanita tadi yang terus terngiang ditelingaku.
"Jadi... dia pacarmu Segara?"
Cihhh, amit-amit aku yang jadi pacarnya!
Tapi...
Aku memegang dadaku dan jantungku berdebar keras sekali. Aku jadi teringat kejadian memalukan tadi, bisa-bisanya aku kabur bukannya memukulnya atau menendangnya.
Dia itu pria macam apa??! Mengaku gay tapi bisa-bisanya dan berani-beraninya menciumku!
"Argghhh!!! Dasar gay nyebelin!!" teriakku kesal.
"Kampret!!! Lo kenapa sih?!! Bikin gue jantungan aja!!" protes Bian seraya mengelus dada. Aku meringis karena tiba-tiba berteriak.
"Kenapa lagi lo sama abang gue??"
"Ke-kenapa?! Ga ada kok!!" aku segera menginjak gas begitu rambu-rambu sudah menyala hijau dan membuat Bian terdorong ke belakang karena aku terburu-buru menjalankan mobil ini.
"Sorry..." aku kembali meringis dan berusaha fokus dengan benda yang sedang aku kendarai ini.
"Tadi lo sebut gay nyebelin, emang berapa laki-laki gay yang elo kenal Ayy??" tanya Bian seraya tersenyum puas karena pasti aku tidak bisa mengelak. Dia sangat tahu siapa saja temanku atau siapa saja pria-pria disekitarku dan tidak ada yang gay karena aku sering mengumpat dan menyumpahi kalau melihat pria gay. Dia juga tahu kalau aku membenci gay karena aku lebih senang bersaing dengan sesama wanita untuk merebut hati pria bukannya bersaing dengan laki-laki.
"Umm... ya gue masih kesel aja sama elo! Ngapain sih nyebarin di group lo soal gue sama abang lo!!" aku memanyunkan bibirku berpura-pura kesal meskipun jantungku sudah berasa akan meledak.
"Siapa tahu lo tertarik sama abang gue..." ucap Bian sambil mengambil handphonenya. Aku menoleh sekilas dan mencibirnya saat dia tersenyum sendiri saat melihat fotoku dan Segara tadi pagi.
"Amit-amit deh!!!" ucapku sambil mengetok keningku dan setir mobil bergantian.
"Husss!!! Pamali benci sama orang! Suka beneran tahu rasa lo!!" umpat Bian sambil tertawa.
"Resek lo!!" protesku seraya melempar kotak tisu disampingku.
"Ehhh, siapa tahu aja. Cewek anti gay pacaran dengan gay yang anti cewek... hmmmm..." Bian manggut-manggut seolah apa yang diucapkannya itu adalah ide brilliant.
"Kira-kira kalau abang gue pacaran sama elo gimana ya Ayy?? Duhhh, gue ga sabaran deh Ayy..." aku memelototinya karena pemikiran anehnya itu.
"Ehhh... ehh... aduhhh... gue serius!!" Bian meringis dan menggosok lengannya yang baru saja aku cubit.
"Kekurangan abang gue apa coba??!" aku mencibirnya dan membuang pandanganku ke spion di kananku.
"Abang gue tuh ya ganteng, udah mapan secara financial, kariernya sebagai pengacara ok. Umm... setia..." aku mencibirnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)
Humor"Dasar Om-om mesum! Sukanya mainin hati cewek! Baru juga putus elo udah punya nenek grandong disini,Huh!!!" Byurrrr! "Rasain lo!" "Dasar cewek gila psikopat!" "Pak Segara...? Loh... Ayya? Ngapain kamu disini?"