Chapter # 4

23.9K 2K 204
                                    

Aku kembali menurunkan majalahku dan mengintip keadaan di ruang makan yang tak jauh dari tempatku duduk. Sesekali aku menajamkan pendengaranku untuk mencari informasi. Aku masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan Bian.

"Ay... serius gue laper!" Suara Bian menarik perhatianku.

"Lo mau gue buatin mie goreng?" tanyaku antusias.

Sebenarnya aku antusias ingin mendengarkan apa yang Segara dan Damon bahas ketimbang membuatkan Bian mie goreng. Apalagi kalau mas Bas tahu aku memberinya mie instan bisa diomelin tujuh hari tujuh malam.

"Serius gue boleh makan indomie goreng?" Bian bersemangat mendengar makanan favoritnya disebut.

"Secret!" Ucapku seraya memberi tanda supaya tutup mulut.

"Ok! Tiga bungkus plus dua telor dan sayur yaaa..." aku melotot padanya.

"Dua bungkus dehhhh..." Bian meringis.

"Satu bungkus berdua!" seruku yang segera kabur ke dapur tapi dua manusia di ruang makan ini tampak serius dengan yang mereka bahas.

"Masak apa?" tanya Damon seraya menoleh kearahku.

Otomatis aku tergagap karena kaget dengan pertanyaannya yang tiba-tiba setelah tadi aku dengar nama DC, Eve, Dominic dan Donald.

"Mie?" tanyaku gugup.
Bodohkan? Ngapain aku tanya sih, yang sedang masak kan aku bukan dia.

Saat Damon akan berdiri tiba-tiba Segara meraih tangan Damon.

"Mie akan membuatmu gemuk karena prosesnya lama... gimana kalau kita keluar atau delivery?" tanya Segara sok perhatian.

Aku melotot kesal padanya. Dia terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Damon.

"Usul yang bagus..." ucap Damon yang kembali duduk.

"Lo mau apa? Kesukaan lo? Spageti tuna? Atau Steak?"

"Damon ga suka steak!" seruku tak mau kalah.

"Lo ga suka steak?" tanya Segara seraya menatap berbinar pada Damon.

Apa-apaan sih Segara?! Dia benar-benar suka Damon? Jadi aku harus bersaing dengan gay super tampan dan sexy itu?

"Shit!!" makiku tanpa sadar.

"Ada masalah Ay?" tanya Damon yang membuatku sadar ternyata aku tadi mengumpat.

Aku bukannya menatap Damon tapi mataku terarah pada makhluk sexy disebelahnya.

"Bukannya lo mahir buat spageti?" tanya Damon pada Segara.

"Gimana kalau gue dan Ay beli bahannya?" tanya Damon siap berdiri.

"Jangan!! Gue aja sama dia yang pergi! Elo selesaiin ini dulu...!" perintah Segara seraya menatapku lagi. Tatapan dengan arti "Damon hanya milikku! Jangan coba- coba merebutnya"

Horor!

-

Segara Pov

Aku mengamati asisten bocah tengil itu yang kini menatapku syok. Dia suka Damon?

Astaga, apa dia tidak tahu soal Damon?

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang