Pasangan Patah hati

21.5K 1.8K 48
                                    

Aku menatap kosong ke arah jalan yang padat dan sesekali ku dengar mas Bastian mengomel dan mengumpat.

"Jakarta ini benar-benar perlu ditambah jalur-jalurnya!! Dan diperketat lagi hukum lalu lintasnya!!" protes mas Bas lagi yang hanya ku settjui dengan anggukan kepala.

"Ehh, Yang bukannya hari ini acara pertunangan Damon? Lo ga datang??" tanyanya seraya menginjak gas dan mendahului sebuah Fortuner yang sejak tadi membuat mas Bas kesal.

"Ini tadi juga dari acara Damon trus mampir studio ambil baju Bian yang ketinggalan..." ucapku datar tanpa menoleh pada mas Bas.

"Ohhh, oh ya gimana perkembangan hubungan lo sama abangnya Bian? Lancar? Kapan segera nyusul Damon??"

"Dasar tukang gosip!! Ayy nih ya mas bukan artis yang harus dicari tahu kabarnya!!" protesku seraya menoleh pada mas Bas.

"Biar lo bukan artis tapi pacar lo kan pengacara terkenal..." Mas Bas tersenyum ceria.

"Mas Bastiannnnnn, Ayy kasih tahu ya... Segara itu bukan pacar Ayy! Dia itu bukan tipe Ayy!! Bahkan mendekati standart pria idaman aja enggak!! Ishh!!!" aku mencibir pada mas Bas.

"Ya udah kalau ga mau orang lain tahu... moga-moga awet ya... dan segera menyusul Damon...hehhee"

Arghhhh... buang-buang energi deh kalau ngomong sama mas Bas. Bodo amat deh! Ngapain juga aku klarifikasi soal hubunganku dengan Segara. Ishhh...

"Kenapa berhenti?" tanyaku pada mas Bastian yang menghentikan mobilnya.

"Lo mau ikut pulang ke apartemen gue?? Mau nemenin gue bobok gitu??!" tanyanya seraya nyengir.

"Ishhh!!! Ayy aduin ke mbak Nona looooo... kalau mas Bas genit-genit!!"

"Lahhh, udah sampai depan rumah Bian juga lo nanyak kenapa berhenti...!"

"Awas kalau genit-genit ya mas!!" aku mencibir dan turun dari mobil mas Bas.

"Ingat!! Besok libur awas kalau sampai lo sama Bian pesta makanan!!!"

"Ayy ga janji mas!!!" aku tertawa dan berlari masuk segera karena hujan turun rintik-rintik.

Aku segera masuk ke dalam rumah besar ini dan membiarkan ruangan ini gelap.

Aku melempar tas ku asal dan berjalan ke dapur mencari sesuatu yang dingin yang bisa menyegarkan otakku dan menghilangkan himpitan ini.

"Dia akan menikah..." gumamku pelan seraya menatap seluruh isi lemari pendingin.

"Damon akan menikah..." gumamku lagi seraya membolak-balik kotak-kotak berisi makanan.

"Aku patah hati! Jadi tidak ada larangan makan sepuasnya bukan??!" aku segera berdiri mengeluarkan strowbery dan berdiri membuka pintu lain lemari pendingin ini.

"Ice cream... masa bodoh beratku naik berkilo-kilo... toh dia tetap tidak tertarik denganku..." aku sedikit melempar kotak ice cream ke meja dan bergeser mencari sendok dalam cahaya remang dan detik selanjutnya aku menyendok ice cream itu dalam sendokan besar.

Aku duduk dengan tenang di dapur, menghabiskan ice cream dan strowbery. Akhirnya aku benar-benar patah hati dan tidak memiliki kesempatan lagi. Setelah aku menolak banyak pria yang datang demi dirinya dan ini yang aku dapatkan.

"Bodoh!!" makiku pada diriku sendiri.

"Jadi begini rasanya patah hati..." aku tertawa sumbang dan tanpa terasa air mataku meleleh. Pria yang aku cintai sejak dulu hanya menganggapku adiknya. Saat tahu dia berpacaran dengan Segara aku merasa terkejut tapi aku tidak patah hati, tapi tadi saat melihatnya menyematkan cincin dijari manis gadis itu hatiku patah.

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang