"Kamu tidur di kamar aku aja Yang!"
What?!!
Aku mengedipkan mataku dengan cepat, dan kemudian alisku berkerut membuat kerutan juga di dahiku.
"Kode keras itu Yang..." aku menoleh pada Bian.
"Hei! Siapa yang kamu panggil Yang?!" hardik Segara pada Bian.
Aku kembali mengarahkan pandanganku pada Segara.
Dia kenapa sih?
Aku menggosok telingaku, mungkin aku salah dengar. Segara terdengar marah barusan, karena Bian panggil aku Yang?
"Are you Ok?" refleks aku menyentuh dahi dan lehernya.
"Nggak panas! Bian! Buruan telfon dokter keluarga deh! Ini gaw-"
"Astaga! Aku nggak sakit!" protes Segara sambil menarik tanganku yang melambai menyuruh Bian menelfon dokter keluarga mereka.
"Makan yuk!" ajaknya sambil menarik tanganku melewati Bian dan Tata yang berdiri menatap kami dalam kebingungan.
Setelah mengambil kunci mobil, kembali kami melewati Bian dan Tata untuk kedua kalinya.
"Bang-"
"Kalian tidur aja... ini udah malam..." aku mengerutkan keningku dan cemberut. Dia sudah tahu ini malam kenapa juga mengajakku keluar? Aku kan tadi mau beli makan dan pulang atau bahkan tidak makan kalau malas mampir.
"Mau kemana?" tanyaku saat kami baru melintasi teras rumah dan sederetan bunga matahari yang cantik.
Konon bunga-bunga ini di tanam oleh mantan istri Segara, yang kebetulan menantu di rumah sebelah. Kok bisa ya? Apa Segara pindah kemari karena nggak rela mantan istrinya itu menikah lagi?
Jadi sebenarnya wanita dihati Segara siapa sih?
Tata apa Sonya?
"Kamu!" aku menoleh pada Segara. Dia bisa baca pikiranku ya?
"Aku nggak bisa baca pikiran kok..." sahut Segara sambil membuka pintu mobil Pajero black-nya.
Astaga, apa Segara saudaraan sama Edward Cullen ya? Semua vampirkan ganteng, sexy, pintar, kaya dan punya daya tarik. Dan, kok dia bisa tahu apa yang aku pikirkan sih?
"Ehm!" aku mendongak menatap Segara.
"Aku denger gumaman kamu Yang..." ucapnya sambil tersenyum dan menarik tanganku yang membuatku maju karena refleks.
"Mau apa? Mie? Nasgor? Chinese food? Japanese food, Korean-"
"Tadi gue ngomong? Dan lo denger?"
Wah, dia ini beneran vampir? Mana mungkin aku lupa kalau aku barusan bicara.
"Aku nggak tuli Yang, kamu mendesah aja aku denger..."
"Eh- siapa yang mendesah?! Lagian ngapain gue mendesah di depan lo?!" teriakku dengan gugup dan salah tingkah.
"Lo-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)
Humor"Dasar Om-om mesum! Sukanya mainin hati cewek! Baru juga putus elo udah punya nenek grandong disini,Huh!!!" Byurrrr! "Rasain lo!" "Dasar cewek gila psikopat!" "Pak Segara...? Loh... Ayya? Ngapain kamu disini?"