Kejutan Part.1

14.3K 1.8K 108
                                    

Aku menyodorkan segelas cokelat dingin pada Bian yang masih di dandani rambutnya menjadi ala Tarzan. Heran juga, dia suka sekali dengan hal-hal berbau flora dan fauna. Kalau ada yang meliriknya menjadi model letusan gunung berapi pasti Bian akan maju dan dengan senang hati menerima tawaran itu.

"Semalam kemana?" Bian melirikku dan aku hanya mencebikkan bibirku, mengabaikan pertanyaannya.

"Besok perdana masuk kuliah, awas kalau bolos OSPEK!" seruku pada akhir ucapanku.

"Kalian berdua nggak pulangkan?" aku berbalik dan berpura-pura merapikan kostum Bian.

"Mbak Ira... ini bajunya emang gini ya?" tanyaku pada mbak Ira yang baru masuk.

Mbak Ira mengerutkan keningnya bingung menatapku dan baju Bian bergantian.

"Kemana?" Bian meraih tanganku saat aku akan pergi.

"Ke mbak Ira, ini-"

"Ngeles?" tanya Bian sambil menyipitkan mata dengan tatapan curiga.

"Lo nggak mau cerita ya udah, gue tanya Bang Segara aja..." Bian melepaskan tanganku dan meraih handphonenya.

"Hei!" aku segera menyambar handphone Bian.

"Nggak ada waktu! Udah jamnya pemotretan!" seruku gugup.

"Mbak Ira!" panggilku yang segara melambai padanya.

"Bian udah ready!" seruku cepat dan segera berlari keluar.

Aku harus memberitahu Segara supaya dia tidak bicara macam-macam pada adiknya itu.

Kulihat keadaan sekitar dan semua orang sepertinya mulai fokus untuk pengambilan gambar.

"Hape ku dimana sih?" gerutuku sambil meraba semua kantong bajuku.

"Ishhh!" aku tersadar kalau handphoneku tergantung dileherku. Segera saja kubuka layar handphoneku, aku melotot melihat tampilan layar handphoneku. Kenapa ada wajah Segara yang tersenyum lebar?

Ini ulah siapa? Bian? Atau Segara?

"Nggak! Nggak! Nggak mungkin Segara!" aku geleng kepala dan menatap Bian yang muncul dan bersiap melakukan pemotretan.

"Pasti Bian! Dia kan usil sekali!" aku menggertakan gigiku dan kembali teringat dengan misiku, mengabaikan perubahan layar utama handphoneku.

Segera saja ku buka aplikasi whatsapp dan mencari namanya. Ku geser layar handphoneku naik turun mencari nama Segara tapi aku tidak menemukan namanya diantara tumpukan pesan yang masuk.

"Kok nggak ada? Masak iya gue diblokir Segara? Emang gue salah apa coba?" gumamku sendiri.

Kembali kuamati satu persatu pesan yang ada dengan perlahan.

"My Lovely Ice Cream?" aku mengerutkan dahiku.

Ini contact siapa? Apakah Keendranata pernah mengambil handphoneku dan mengganti namanya di handphoneku?

Kembali ku geser mencari nama Keendranata diantara pesan-pesan itu.

"Loh ini ada..., jadi..." aku kembali menggeser layar handphoneku, menatap nama 'My Lovely Ice Cream'.

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang