Part 6
HukumanJungkook mengalihkan pandangannya. Menghembuskan napas panjang untuk kesekian kalinya. Membiarkan suasana di penuhi dengan isakan Sinb yang pecah.
Tangan Sinb bergemetar. Membuat tangan Jungkook ikut bergemetar karenanya. Sinb masih tertunduk. Rambut panjangnya menghalangi Jungkook untuk menatap wajah gadis yang tengah terisak ini
Sinb-ah, berhentilah bertindak semaumu. Juga... Berhentilah menangis
° ° °
"A-ah... sakit" ringis Sinb sembari memejamkan matanya dalam-dalam. Tangan kanannya kini sedang membentang. Telapak tangannya itu terbuka dan seseorang tengah memberikannya cairan berwarna merah dan mengusapnya pelan dengan kapas kering.
Jungkook. Dialah orang yang mengoleskan cairan merah itu di telapak tangan Sinb. Jungkook sekali-kali mendongakkan kepalanya. Menatap Sinb yang nampak kesakitan
"Apa masih sakit?" Tanya Jungkook. Sinb menangguk dengan matanya yang masih terpejam. Jungkook menghela napas. Ia mulai melembutkan pergerakannya
Sinb perlahan membuka matanya. Ia tersenyum senang" Eo? Lakukanlah seperti itu. Tidak terasa sakit" ujar Sinb tenang. Jungkook tak menoleh. Pemuda itu masih fokus pada luka yang sedang diobati olehnya.
Sinb kini tengah duduk di atas bangsal. Sementara Jungkook yang berperan sebagai dokternya duduk di sebuah bangku. Ia tepat duduk tepat di hadapan Sinb.
"Jungkook-ah" panggil Sinb. Jungkook menoleh, mengangkat sedikit kepalanya dan menghentikan kegiatannya sejenak. Ia menaikkan satu alisnya dan memberikan ekspresi dengan pertanyaan 'apa?'
"Oppa akan kembali" ujar Sinb merendahkan posisi kepalanya karena posisi duduknya yang lebih tinggi dari Jungkook
Jungkook tak begitu banyak berekspresi setelah mendengar pernyataan itu. Ia malah mengerjap kecil dan kembali mengobati luka Sinb.
"Kapan ia kemari?" Tanya Jungkook sambil menyelesaikan pengobatannya. Ia perlahan bangkit dari duduknya. Memasukkan kembali benda-benda yang dikeluarkannya ke dalam kotak putih tempat obat-obatan. Lalu beranjak untuk menaruh kotak itu ke dalam lemari coklat yang tak begitu jauh dari bangsal ini.
"Besok" jawab Sinb singkat ketika Jungkook menutup pintu lemari coklat itu.
Jungkook baru saja ingin menoleh ke belakang dan berbicara. Namun terhenti, ketika matanya menangkap dua gadis yang tengah berlari dari koridor sambil berteriak histeris. Bahkan, Jungkook bisa melihat banyak orang-orang yang menatap kedua gadis itu dengan heran.
Jungkook menggeleng-gelengkan kepala melihat dua gadis yang sama tak warasnya. Baru saja ia ingin berbalik badan, tapi dua gadis itu sudah sampaikesehatan. Dan langsung menerobos masuk dengan heboh. Jungkook yang berdiri dekat pintu itu tersenggol oleh Yerin, ia mengernyitkan dahi dan mendecak tak suka.
"Ya Sinb, kau kenapa?" Teriak Yuju ketika sudah berada di depan Sinb. Sementara Yerin langsung merogoh telapak tangan Sinb. Membolak-balikkan telapak tangan Sinb yang tergores ranting itu
Sinb diam. Ia tak menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Dalam persekian detiknya ia melirik Jungkook yang masih berdiri di sana dengan tatapan tajam. Membuat Sinb memiringkan kepala agak bingung.
"Ya Jung Yerin!" ujar Jungkook menggeram.
Yerin yang sedang memegang telapak tangan Sinb terkesiap. Agak terkejut dengan ujaran Jungkook. Gadis itu meniup poninya dan memutar bola matanya, lalu menoleh sebal, "Aa wae?! Jangan berteriak padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless | ✔
Fanfiction#224 IN FANFICTION (14/06/17) #1 IN SINKOOK #3 IN JEONJUNGKOOK [Update based on mood] [SEMUA TULISAN HANYALAH FIKSI, TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA NYATA] Sinb dan Jungkook. Ya, mereka yang telah bertunangan tak ada perubahan sikap sama sekali. Sinb...