Part 7
UnalienableJungkook mengernyitkan dahinya bingung atas tingkah Sinb ini. Tapi Jungkook tak begitu peduli. Ia kini berbalik dan melanjutkan perjalanannya yang tertunda
Sinb terdiam di tempat. Ia menelan ludah setelah membasahi bibir. Kembali mengulum bibirnya. Menatap punggung pemuda itu yang semakin menjauh.
Jungkook, lidahku terasa kaku untuk mengatakannya kepadamu. Tak peduli respon apa yang akan kau berikan kepadaku, tapi aku benar-benar tak berani mengungkapkannya.
Jungkook-ah... aku dipindahkan. Akankah kau mencegahnya?
° ° °
Sinb tersenyum lebar. Ia melangkahkan kakinya maju. Membawa semangkuk sayuran di kedua tangannya kemudian menaruhnya di atas meja kaca yang lumayan panjang dengan bangku-bangku sebagai pasangan meja itu. Ruang makan. Disinilah Sinb sekarang
"A-ah panas" ringis Sinb kala menaruh sayuran itu. Tangannya sedikit terkena kuahnya
Ia menarik bangku itu mundur. Mendudukkan dirinya disana. Lagi-lagi ia tersenyum. Menatap wanita paruh baya yang duduk di depannya yang kini membalas senyumannya
"Makanan yang dibuat olehmu pasti sangat enak, Bu" ujar Sinb sambil mengalihkan pandangannya pada makanan yang sudah tersusun rapih di atas meja. Menatapnya seperti tak sabar untuk menyantap makanan menarik-itu sekarang. Wanita paruh baya itu terkekeh malu. Mendapatkan pujian dari gadis yang tak lain tunangan anak laki-lakinya itu
Ya. Dialah ibu Jungkook, Jungkook eomma.
"Kalau begitu makanlah" ujar wanita yang dipanggil ibu oleh Sinb. Sinb mengangguk cepat dan segera merogoh garpu beserta sendok yang tak jauh darinya.
Sinb melirikkan matanya. Dalam selang waktu dua detik, ia meletakkan kedua alat makan yang baru diambilnya itu ke atas piringnya. Raut mukanya tak secerah tadi. Menolehkan kepalanya ke kiri, lantas wanita paruh baya itu ikut menoleh. Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya kala mendapati anaknya yang disibukkan oleh buku-bukunya
"Jungkook-ah, ikutlah makan bersama kami" ujar wanita itu-Jungkook eomma. Menatap banyaknya buku-buku yang bisa dibilang anaknya itu lebih tertarik pada buku-buku dibandingkan dengan masakan darinya. Sinb mengangguk setuju "Nanti saja kerjakan tugasnya. Kita makan dulu" ujarnya kemudian
Jungkook tak merespon ucapan kedua wanita tersebut. Namun, tak lama ia menghentikkan pergerakkan tangannya. Menaruh bolpoinnya di atas bukuya. Pandangannya masih tak terlepas dari tulisan-tulisan di sekitarnya.
"Sinb-ah, apa kau mencatat pelajaran ketika aku sedang dispen untuk lomba?" Tanya Jungkook mengangkat kepalanya sekilas, merunduk, dan kembali mengangkatnya. Menatap Sinb yang mengangguk ragu, "Tapi aku memfotonya" ujar Sinb singkat
"Mana handphonemu?" Tanya Jungkook lagi. Sinb mengecek kantongnya, "Ah... Aku menaruhnya di tas" ujar Sinb kemudian. Lupa jika ia menaruh handphonenya di sana.
Jungkook menoleh. Mencari keberadaan tas bewarna biru pudar itu. Ia mendorong kursinya dan bangkit dari duduknya. Berjalan menuju sofa bewarna putih polos.
Jungkook meraih tas Sinb. Membuka retseletingnya dan mulai mencari handphone Sinb, "Kau taruh dimana?" Tanya Jungkook masih sibuk mencari
"Cari saja" ujar Sinb dari meja makan. Ibu Jungkook yang disana hanya menatap mereka tersenyum.
Sret..
Eo?
Jungkook terhenti. Menatap kertas putih yang sudah menggumpal dan lecek di dalam sana. Entah kenapa, firasatnya lebih mendukungnya untuk mengecek isi kertas itu terlebih dahulu. Jungkook tanpa ragu mengambilnya dan mulai membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless | ✔
Fanfiction#224 IN FANFICTION (14/06/17) #1 IN SINKOOK #3 IN JEONJUNGKOOK [Update based on mood] [SEMUA TULISAN HANYALAH FIKSI, TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA NYATA] Sinb dan Jungkook. Ya, mereka yang telah bertunangan tak ada perubahan sikap sama sekali. Sinb...