Part 24
InceptionPemuda itu segera menolehkan kepala ke depan meluruskan pandangannya pada motor yang menghilang di belokan depan. Terlalu fokus membuat ia sempat terkejut mendengar bunyi pesan masuk di handphonenya.
Line!
Yeri: Kapan kau kembali masuk sekolah?
° ° °
Jungkook menghembuskan napasnya panjang. Rasanya badannya ingin runtuh begitu saja. Tumpukan buku itu seakan neraka baginya. Belum lagi ia harus kumpul terlebih dahulu bersama siswa lainnya itu di ruang panitia.
Pertandingan basket memang akan dilaksanakan sebentar lagi, dan sialnya ia terpilih untuk menjadi salah satu pengurus lomba itu
Jungkook memandang sekitar. Dilihatnya ruangan ini masih kosong. Bangku-bangku coklat dan meja itu masih tersusun rapi menandakan belum ada yang masuk selain dirinya
Jungkook melirik jam, lalu mendesah lega.. Memejamkan mata sekedar untuk istirahat singkat mungkin dapat membuat energinya kembali
Jungkook menjatuhkan dirinya pelan ke atas bangku. Menyenderkan punggungnya ke senderan bangku tersebut, lalu memejamkan mata, melipat kedua tangan didepan dada
Belum sempat terbawa pada alam mimpi, nyatanya yeoja yang baru datang itu membuatnya tersentak kaget dan segera menegak membuka mata
Jungkook mendesah berat melihat Yuju yang sudah berdiri didepan pintu. Ia berdecak kesal kembali menyender. Sambil berusaha mencari posisi nyaman dengan mata kembali menutup, Yuju kini berjalan sampai dihadapan Jungkook. Memukul meja dengan kedua tangan. Namun Jungkook berusaha tak peduli
Nafas terengah Yuju memasuki gendang telinga Jungkook, membuat pemuda itu menghela napas berat, kemudian membuka matanya
"Kenapa lagi? Pergilah, sudah kubilang aku yang akan mencari tahu lebih lanjut" Ujar Jungkook mendesah, berusaha tak emosi. Perlahan kembali menutup mata
Yuju melengos keras mendengarnya. Ia segera menengakkan badan, lalu menyilangkan tangan di depan dadanya. Rahangnya yang mengeras menandakan jika ia memilih jalur emosi
"Ya Jeon Jungkook! Aku saja yang baru beberapa hari tak bertemu dengan Sinb, aku sudah merindukan dia, rasanya itu seperti sudah satu tahun" ujar Yuju berhenti, melihat Jungkook meluruskan kepala tenang dengan membuka mata sesaat
"Jika itu sudah 3 tahun mengapa kau terlihat tenang?, setidaknya jika memang ia masih hidup berbicaralah kepada kami, huh? Kau pikir kami bukan siapa-siapa baginya?" Sambungnya tak bisa menahan emosi lagi. Wajahnya memerah begitu saja memandang Jungkook yang tetap bersikap tenang
Tiba-tiba hening. Hanya suara deru napas Yuju, membuat Jungkook mengembuskan nafas segera membuka mata. Memandang Yuju yang nampak sudah geram
Suara gaduh menuju ruangan ini dapat terdengar oleh telinganya. Ia menoleh ke arah pintu kemudian kembali menoleh ke depan
"Lalu? Kau mau apa? Kau bahkan tahu jika Sinb selalu gegabah, kau mau memperluasnya, eo?" Ujar Jungkook memandang malas. Ia melengos, mengalihkan wajah sesaat Yuju menggigit bibir menatapnya tajam
"Aku, kau, dan Yerin memang sahabatnya. Geundae, Sinb. Ia menganggap Sinb lebih dari sahabat. Karena hal itu mereka sangat dekat. Aku tahu dia menyukai Sinb, tapi Sinb bahkan tak sadar akan hal itu. Mungkin hanya sekedar rasa sayang yang lebih" Ujar Jungkook setenang mungkin masih berusaha tak emosi
Yuju mengangkat alis. Dilepasnya silangan tangannya. Kepalan perlahan terbentuk disana, "Jika seperti itu, apa permasalahannya?" Ketusnya tak mau kalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathless | ✔
Fanfiction#224 IN FANFICTION (14/06/17) #1 IN SINKOOK #3 IN JEONJUNGKOOK [Update based on mood] [SEMUA TULISAN HANYALAH FIKSI, TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA NYATA] Sinb dan Jungkook. Ya, mereka yang telah bertunangan tak ada perubahan sikap sama sekali. Sinb...