45 - Persetujuan Yang Menyakitkan

1.6K 209 228
                                    

BOOM! AKU KAMBEK. JAN LUPA VOMMENT GAISSSS.

Part 45
Persetujuan Yang Menyakitkan

Jungkook mendenguskan hidungnya. Langsung menutup wajah menggunakan kedua tangannya. Pemuda itu tak bisa mencegahnya. Sesak. Rasanya sangat sesak. Sekarang isakan tangisnya muncul. Meski mencoba tak menangis, tetap saja. Ia tak bisa. Apa memang seharusnya seperti ini?

° ° °

Sinb melangkahkan kakinya pelan. Gadis itu masih berada di pinggir jalan. Yang dilakukannya sedari tadi hanya melamun dan mengitari jalanan entah kemana tujuannya.

Ia tak punya tujuan saat ini. Rasanya semuanya telah menghilang semenjak kejadian tadi. Ia merasa sudah tak punya semangat hidup.

Sinb menghela nafas, gadis itu berhenti. Menengadahkan kepalanya menatap langit, "Apa keputusanku ini benar?" Gumam gadis itu merenggut. Lalu ia menurunkan pandangan menatap banyak orang yang berlalu lalang, "Dari sebegitu banyaknya orang, mengapa aku? Mengapa harus aku yang mengalami hal sulit ini?" Desis gadis itu tersenyum miris.

Sinb meneguk ludah, kepalanya menoleh ke depan, menyadari lampu pejalan kaki telah berubah menjadi hijau. Cepat-cepat ia mengusap matanya dan menyebrang.

Langkah Sinb terhenti di tengah jalan, saat matanya bertemu dengan pemuda manis yang membuatnya mengalami kejadian tadi. Gadis itu meneguk ludah, menyebrangi jalan hingga berada tepat di hadapan Eunwoo.

Pemuda itu tersenyum, "Bagaimana? Bukankah Jungkook mengaku padamu bahwa dia menyu-"

"Kami berpisah"

Eunwoo mengerutkan kening. Berpikir sesaat. Tak lama matanya melebar, bahkan ia termundur karena terkejut, "Apa?"

Sinb menghela nafas, "Kami memutuskan untuk berpisah." Ujar gadis itu membuat Eunwoo menurunkan bahu

"Ah benarkah? Maaf" ujarnya

Sinb mengangkat alis, "Mengapa kau meminta maaf padaku?"

Eunwoo menipiskan bibir, "Aku yang menyuruh Jungkook untuk berterus terang. Dan aku tak mengira malah jadi seperti ini. Padahal sebelumnya aku sangat yakin ia menyukaimu" Ujar Eunwoo menyesal

Gadis itu berkerut, "Mengapa? Bukankah kau sudah tahu dia memang seperti itu padaku?"

"Tidak. Reaksinya berbeda. Seperti reaksi yang menunjukkan ia tak mau kehilanganmu. Terlebih saat ia menyebut-nyebut pemuda lain di sekitarmu entah siapa itu." Terang Eunwoo

Sinb menipiskan bibir. Terdiam sesaat berpikir. Gadis itu meneguk ludah. Apakah yang diucapkan Eunwoo itu benar? Jika Jungkook memang mulai menyukainya? Apalagi saat ia menyuruh Jungkook mengatakannya, pemuda itu selalu bertanya mengapa.

Sinb membasahi bibirnya, lalu mengangkat wajah. Ia menggeleng, rasanya sangat tak mungkin. Gadis itu menatap Eunwoo, "Kau mencoba menghiburku?"

Eunwoo membelalak. Segera ia mengibaskan tangan, "Yaa tentu saja tidak. Aku berkata jujur." Ujarnya cukup membuat Sinb termenung.

"Sinb, haruskah aku memarahinya? Ini bukanlah hal yang bagus. Dan kurasa ini hanya kekeliruan" Ujar Eunwoo

Sinb menggeleng, "Tidak. Ini keputusan kami, tidak mungkin keliru" ujar gadis itu tersenyum. "Ah, sepertinya sudah malam. Aku akan pulang." Ujar Sinb

Eunwoo menipiskan bibir, "Biar ku antar" tawar pemuda itu.

Sinb tersenyum mengangguk, "Terima kasih."

° ° °

Jungkook menghela nafas panjang. Pemuda itu membuka pintu kamar berniat ke dapur. Kerongkongannya terasa sangat kering, mungkin karena ia menangis terlalu lama.

Breathless | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang