Chapter 09 : Si Bisu

31 8 0
                                    

"Aruna, kau ada di sini rupanya."

Suara itu.

"Glary?"

"Ada apa denganmu, Aruna? Bagaimana bisa kau terkunci di sini?" tanya Glary mencoba menuntunku keluar dari gudang.

"Aku tidak tahu tetapi tiba - tiba pintu gudang ini tertutup sendiri dan aku pun lupa jika pintu gudang ini terkunci otomatis ketika tertutup."

"Mengapa kau tidak menghubungiku?" tanya Glary.

"Jangankan aku bisa menghubungimu, menghubungi siapapun aku tidak bisa karena aku meninggalkan ponselku di kelas." jawabku.

Tiba - tiba saja terlihat seseorang berlari dari arah utara yang juga kurasa aku mengenalya.

Dia terlihat, mungkin seperti orang yang sedang menghawatirkan sesuatu.  berlari dengan mata yang tertuju pada segala arah sepertinya terlihat sedang mencari sesuatu.

Dan ketika dia semakin dekat padaku kulihat dia memandangku dan berhenti mencari sesuatu yang dicarinya.

"Kana?"

"Dari mana saja kau kenapa kau tidak juga lekas kembali?" tanya Kana sambil memegang kedua bahuku dan menatap mataku dengan tajam.

Kurasa dia benar - benar sedang mengkhawatirkanku.

"Aku mendengar dari Nana bahwa dia tidak bertemu denganmu. Jadi aku mulai curiga kenapa kau tidak lekas kembali."

"Yah begitulah, yang terpenting sekarang aku sudah bisa keluar dari gudang ini karena bantuan kalian."

"Lebih baik kita semua pulang dulu untuk persiapan malam puncak nanti." saran Glary.

"Tapi Glare, bukankah masih ada pekerjaan untuk meningkatkan pengunjung?" tanyaku mengandung sanggahan untuk pernyataan Glary.

Terlihat senyuman Glary mengembang begitu lebar.

"Tenang saja. Pengunjung kita sudah lebih dari target. Jadi kita bisa pulang lebih awal. Anak - anak yang lain sudah kusuruh untuk pulang."

Akhirnya aku, Kana, dan Glary memutuskan untuk pulang ke rumah karena acara setelah ini adalah acara malam puncak festival sekolah yang sudah sedari kemarin direncanakan untuk kami pergi bersama.

Aku pergi menuju kelas untuk mengambil tasku yang dari pagi tadi aku tinggalkan di dalam loker kelas.

Aku menyuruh Kana dan Glary untuk pulang terlebih dahulu tanpa aku.

"Tapi rumah kita satu arah jadi kenapa kita tidak pulang bersama saja?" tanya Kana.

"Kalian sering pulang bersama?" tanya Glary menyambar pertanyaan Kana yang belum sempat kujawab.

"Kana, aku masih ada sedikit urusan jadi kau pulang lah lebih dahulu dan untuk Glary, kami jarang pulang bersama tapi setidaknya pernah sekali karena memang rumah kami satu arah jadi yah, begitulah." jawabku untuk menjawab kedua pertanyaan yang dipertanyakan oleh dua orang yang berbeda.

"Baiklah kalau begitu kami pulang duluan jika urusanmu sudah selesai maka segeralah untuk pulang. Kau mengerti?" Aku merasa dilindungi oleh perkataan Glary.

Glary dan Kana mulai pergi selangkah demi selangkah menjauhi tempatku berpijak akan tetapi tiba-tiba saja karena berbalik dan mendekat lagi ke arahku.

"Aruna dengarkan aku baik-baik, jika saja terjadi sesuatu padamu kumohon segeralah kau beri tahu kabar kepadaku aku akan selalu menolongmu apapun kesulitanmu dengan segenap kekuatanku, kau harus ingat ini baik-baik mengerti?" Mata Kana terlihat begitu serius mengatakan kalimatnya itu padaku.

Plain [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang